Nigel Pearson Dihukum Skorsing Satu Pertandingan

TRIBUNNEWS.COM - Asosiasi Sepak Bola Inggris alias Football Association (FA) menjatuhkan sanksi skorsing kepada Pelatih Leicester City Nigel Pearson. Dia dilarang berada di pinggir lapangan untuk satu pertandingan dan diharuskan membayar denda 10.000 pound (sekitar Rp 190 juta).

Hal itu terkait insiden perselisihan antara Pearson dan fan pada laga di Stadion King Power pada 2 Desember lalu. Laga yang mempertemukan Leicester dan Liverpool dengan kekalahan 1-3 di pihak tuan rumah itu, Pearson sempat mengeluarkan kalimat bernada menghina kepada penonton.

"Mengikuti sidang dengar pendapat Komisi Regulator Independen, diputuskan Nigel Pearson dikenai denda 10.000 pound dan sanksi larangan berada di pinggir lapangan untuk satu pertandingan. Ini peringatan bagi perilakunya di masa mendatang. Sanksi akan berlaku begitu masa sanggah berakhir," demikian bunyi pengumuman resmi FA seperti dilansir Mirrors.

Perwakilan klub menyatakan telah membahas insiden itu dan telah meminta untuk mengajukan pembelaan secara tertulis terkait sanksi tersebut. (Baca juga: Nigel Pearson Siap Hadiri Sidang Pemeriksaan Federasi Sepak Bola Inggris)

Pearson sebelumnya menyatakan tidak akan meminta maaf terkait insiden tersebut. Dia mengungkapkan, tindakan itu terjadi sebagai bentuk pembelaan diri.

"Itu tindakan saat situasi menjadi panas. Saya tidak akan mengulangi tindakan itu, tapi saya akan melakukannya untuk melindungi keselamatan saya dan para pemain saya. Jika seseorang diserang kemudian menyesali, ya. Tapi tak perlu meminta maaf pada orang yang berlaku buruk," ujarnya.

Bagi Pearson, sebenarnya sanksi larangan berada di pinggir lapangan tak bakalan terlalu banyak berpengaruh. Pasalnya, pelatih berusia 51 tahun itu memang tak pernah mendampingi timnya dari tepi lapangan, dan memilih menyaksikan pertandingan dari kursi di belakang pemain.

Belum jelas, apakah sanksi itu akan diterapkan saat Leicester menjamu Tottenham Hotspur, Jumat mendatang. Pemain bek Leicester Danny Simpson berharap timnya bisa bangkit dari keterpurukan yang dialami dalam 11 laga terakhir, tak pernah memetik kemenangan.

"Memang sangat berat saat ini bagi kami, dan semua fan Leicester tahu betapa keras usaha kami. Kami harus berusaha tetap berpikir positif, dan semoga dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik," ujarnya.

Baca di Harian Super Ball, Rabu (24/12/2014)