Liga Super Indonesia
Beri Testimoni Pengaturan Skor, Persegres Ancam Pidanakan Agus Yuwono
Kami kaget dan kecewa dengan adanya testimoni itu, dimana seolah-seolah Persegres terlibat di dalamnya.
Editor:
Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, GRESIK - Persegres geram dengan testimoni mantan Pelatih Persegres Gresik United, Agus Yuwono terkait pengaturan skor selama menangani Laskar Joko Samudro.
"Kami kaget dan kecewa dengan adanya testimoni itu, dimana seolah-seolah Persegres terlibat di dalamnya. Kami tak percaya dan merasa dikhianati dengan testimoni itu," ujarnya kepada wartawan, Kamis (2/7/2015).
Sekretaris Persegres Gresik United, Hendri Febry menguraikan, apa yang disampaikan Agus itu seharusnya dijelaskan pada manajemen ketika masih menangani tim Laskar Joko Samudro pada 2012.
Dengan begitu, manajemen dan Agus bisa melaporkan mafia yang berada di balik pengaturan skor itu pada polisi. "Kalau memang betul testimoninya, kenapa baru sekarang diungkap. Kenapa tak dulu-dulu saja dibeberkan," paparnya.
Persegres menegaskan, apa yang diungkapkan Agus itu membuat manajemen tak habis pikir. Manajemen menilai apa yang disampaikan Agus secara tak langsung menuduh manajemen terlibat.
Padahal, manajemen tak pernah melakukan itu dan baru tahu ada pengaturan skor dari testimoni Agus. "Lagipula, dalam satu kompetisi kami mengeluarkan uang Rp 20-25 M. Buat apa kami mengatur skor dengan imbalan hanya Rp 200 juta saja," paparnya.
Dengan testimoni Agus Yuwono itu, pihaknya meminta untuk klarifikasi dan kalau perlu menunjuk siapa mafia yang terlibat. Jika tak bisa, maka bukan tak mungkin pihaknya akan menempuh jalur hukum. "Langkah ini mungkin saja kami lakukan," tegasnya.
Sebelumnya di Tribunnews, Rabu (17/6/2015), Agus Yuwono memberikan testimoni yang membenarkan adanya dugaan pengaturan skor dalam Liga Indonesia, didampingi tim Advokasi #IndonesiaVSMafiaBola di Jakarta.
Agus yang terakhir kali melatih Persik Kediri itu mengaku tiga kali pernah ditawari uang Rp 150 hingga Rp 200 juta oleh seorang warga asing agar tim yang ditanganinya ikut dalam skenario pengaturan skor.
Dia lalu menjelaskan pengaturan skor yang terjadi pada 2012, saat menangani Persegres Gresik United. Meski dua kali percobaan suap ditolaknya, hasil pertandingan sesuai dengan keinginan bandar.
Pertama saat timnya melawan Persik Kediri di ajang Indonesia Super League, bandar meminta hasil akhir imbang 1-1 dengan menawarkan uang Rp 200 juta.
Permintaan itu ternyata sesuai dengan hasil akhir pertandingan, padahal Agus telah menolak tawaran itu. "Tapi nyatanya selesai pertandingan hasilnya ternyata sesuai keinginan bandar 1 -1," katanya.
Tidak hanya itu saat melawan Barito Putra dalam ajang yang sama, penolakan Agus terhadap tawaran suap tak berefek apapun pada hasil pertandingan. Skor akhir melawan Barito sesuai dengan permintaan bandar sebelum pertandingan. "Hasil nya tetap sama sesuai dengan kemauan bandar 2-2," tuturnya.
Tidak terima dengan kondisi seperti itu, Agus mengaku sempat meluapkan emosinya kepada penghubung bandar yang berupaya menyuapnya. Namun kemarahan itu hanya dijawab santai oleh orang itu. "Saya marah sama penghubung, dia bilang ya sudah diatur, dia bilang begitu saja, saya tak bisa apa-apa," ungkapnya.
Agus mengaku tak tahu mengapa hasil tersebut tetap sama dengan keinginan bandar. Mantan Pelatih Persidafon Devonsoro itu pun mengaku tidak tahu apakah si penghubung bandar tersebut menyuap manajer ataupun timnya.
"Saya tak tahu, saya hanya mengatakan apa yang saya alami dengan jujur, tidak ada yang ditambah-tambahkan," pungkasnya.