Piala AFF 2016
Herry Kiswanto Ingin Masyarakat Tidak Berharap Tinggi pada Timnas Senior di AFF 2016
Herkis khawatir dengan tingginya target dari masyarakat justru akan membuat seluruh pemain terbebani
Penulis:
Sigit Nugroho
Editor:
Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Mantan pemain Timnas Senior Indonesia, Herry Kiswanto mengimbau kepada masyarakat agar tidak terlalu membebani Timnas Senior Indonesia atau Timnas U-19 Indonesia yang bakal berlaga di Piala AFF 2016.
"Kita semua sebaiknya berdoa agar momen Piala AFF 2016 menjadi yang terbaik buat Timnas. Masyarakat jangan terburu-buru memasang target tinggi kepada Timnas sebagai juara di Piala AFF 2016. Jadikan normalisai sepak bola nasional untuk menjadi perbaikan prestasi di masa mendatang. Dengan begitu kita bisa memaklumi jika kedua timnas kita gagal menjadi juara. Kalau gagal ya tidak apa-apa, tetapi jika menjadi juara justru itu yang menjadi harapan seluruh masyarakat," kata Herry kepada Harian Super Ball.
Herry yang akrab dipanggil Herkis itu berujar, masyarakat harus realistis dalam memasang target bagi kedua timnas Indonesia itu.
"Dengan kondisi sepak bola yang baru normal itu tentunya kita harus realistis dalam memasang target. Jadikan momen bersatunya kembali pemerintah dan PSSI menjadi momentum untuk prestasi sepak bola di masa depan. Mari dukung kedua timnas kita. Jangan membebani Timnas kita dengan target yang terlalu tinggi," ujar Herkis.
Herkis khawatir dengan tingginya target dari masyarakat justru akan membuat seluruh pemain terbebani.
"Kalau sudah main dengan beban, hasilnya tidak akan baik. Seluruh pemain tidak bisa tampil dengan lepas. Maka kalau ternyata timnas kita gagal menjadi juara ya tidak masalah. Tetap dukung timnas untuk pertandingan lainnya. Prestasi sepak bola kita masih bisa diraih di pertandingan internasional lainnya. Yang terpenting adalah kita bersyukur, konflik sudah selesai. Seluruh pemain pun bisa tampil dengan lebih tenang karena mereka bisa kembali berkarir tanpa ganjalan apapun baik dari PSSI atau FIFA," tutur Herkis.
Mantan pelatih PSS Sleman yang masih dalam status disanksi oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI tersebut mengapresiasi kepada pelatih Timnas U-19 Eduard Tjong dan pelatih Timnas Senior Indonesia Alfred Riedl yang memberikan ruang sangat lebar kepada pemain-pemain muda.
"Saya mendukung kedua pelatih itu yang memberikan kesempatan yang luas kepada pemain muda. Karena majunya sepak bola memang berasal dari pemain-pemain muda. Apalagi pemain muda kita memiliki potensi yang sangat baik untuk menjadi pemain yang berprestasi di masa depan nanti," ucap Herkis.
Herkis berucap, biarkan pemain-pemain muda di Tanah Air merasakan pertandingan internasional. Dengan begitu pengalaman dan jam terbang mereka akan makin bagus.
"Pemain-pemain muda kita akan terbiasa menghadapi tim-tim dari negara-negara lain. Ini bagus untuk memperbaiki mental dan daya saing pemain-pemain muda kita. Mereka juga pasti akan berusaha keras mendapatkan hasil membanggakan, karena mereka mengenakan jersey berlambang Garuda. Itu kebanggaan yang tidak bisa dibayar dengan apapun. Percayakan saja kepada pemain-pemain muda berbakat kita. Dukung terus, jangan bebani mereka," ucap Herkis.
Soal peluang kedua timnas, Herkis meminta kepada seluruh calon skuad timnas untuk optimistis.
"Jangan menganggap berada di grup neraka. Semua sama saja di dalam sepak bola. Soal berat atau tidak hanya relatif. Tergantung dari cara pandang pemain saja. Jika ingin mendapatkan hasil yang maksimal, jangan berpikir ini berat. Anggap saja ini kesempatan yang tepat untuk menunjukan sepak bola kita lebih baik dari negara lain," terang Herkis.
Herkis optimistis seluruh pemain timnas akan berusaha keras dengan daya juang yang tinggi.
"Seluruh pemain pasti tidak akan menyia-nyiakan kesempatan bergabung dengan timnas. Mereka pasti akan berusaha dan berjuang dengan keras agar tidak diremehkan negara lain. Kalau sudah urusannnya membawa nama bangsa, siapapun akan tampil total dan habis-habisan. Oleh karena itu sebaiknya kita mendukung secara positip saja. Jangan kotori semangat pembenahan dan perbaikan sepakbola kita dengan dukungan yang sifatnya negatif," jelas Herkis.