Liga Inggris
Claudio Ranieri Nilai Pelarangan Makan Burger Jadi Penyebab Merosotnya Prestasi Leicester
Menyusul kekalahan kandang 0-3 dari Manchester United, klub berjuluk The Foxes itu kini terjerembab di posisi ke-16 dalam klasemen sementara.
Editor:
Ravianto
TRIBUNNEWS.COM, LEICESTER - Keputusasaan benar-benar merundung Leicester City saat ini.
Dari juara Liga Inggris 2015-2016 ke posisi terancam degradasi, skuad Claudio Ranieri itu kini dalam masalah serius jika kondisi suramnya tak membaik.
Menyusul kekalahan kandang 0-3 dari Manchester United, klub berjuluk The Foxes itu kini terjerembab di posisi ke-16 dalam klasemen sementara.
Leicester hanya unggul satu poin dari zona degradasi.
Setelah kalah untuk keempat kalinya secara beruntun di Liga Inggris, Ranieri mengakui timnya memang terancam degradasi.
Namun, pelatih asal Italia itu menegaskan pasukannya siap berjuang sekuat tenaga agar tak degradasi.
"Semuanya memang frustrasi," ucap Ranieri kepada The Independent, sebagaimana dikutip SuperBall.id, Selasa (7/2/2017).
"Kami tak bahagia di ruang ganti, tapi penting untuk segera bereaksi," imbuh Ranieri.
Menurut Ranieri, mereka solid dan bersatu di musim lalu.
Soliditas dan persatuan itu juga terjadi di musim ini, tapi tanpa hasil.
Ranieri berjanji takkan membiarkan keadaan ini terus berlangsung, akan berjuang hingga titik akhir kompetisi.
Ranieri yakin para pemainnya sudah biasa berjuang keras dalam 10 tahun lalu.
"Saya sangat percaya hal ini... kami bersama," kata Ranieri.
"Di musim lalu segalanya bagus bagi kami, di musim ini segalanya buruk bagi kami kami, itulah sepak bola," ungkap Ranieri.
Berita yang menyebut terjadi keributan di ruang ganti telah mengekang penghuni Stadion King Power itu belakangan ini.
Sejumlah pemain disebut-sebut mendesak Ranieri dipecat.
Ranieri membantah kabar itu, tapi menilai larangan terbaru yang diterapkannya mungkin berpengaruh.
Menurut Mirror, para pemain Leicester frustrasi karena Ranieri melarang makanan favorit pasca-pertandingan.
Makanan favorit yang biasa disantap para pemain Leicester tiap kali selesai bertanding itu adalah burger ayam.
Padahal, dengan burger itulah Jamie Vardy dkk menjadi terkenal di musim 2015-2016.
Sebaliknya, pelatih berjuluk The Tinkerman itu justru mengharuskan para pemainnya memakan pasta.
Aneh!
Selain melarang para pemainnya menikmati makanan lezat burger ayam itu usai bertanding, pelatih berusia 65 tahun tersebut juga sering mengubah starting line-up dan formasinya.
Kebijakan Ranieri ternyata menimbulkan banyak kerugian bagi Leicester. (*)