Liga Indonesia
Jakmania Dengungkan Rahmad Darmawan Latih Persija
The Jakmania pun meminta kepada Manajemen Persija agar segera mendepak Stefano Cugurra Teco dari kursi pelatih.
Laporan Wartawan SuperBall.id, Mochamad Hary Prasetya
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suporter Persija Jakarta, The Jakmania, tampaknya sudah mulai resah dengan prestasi klub kesayangannya tersebut.
Sampai pekan keenam Liga 1, Persija baru merasakan satu kali kemenangan.
Sisanya hanya bermain imbang dan kalah.
The Jakmania pun meminta kepada Manajemen Persija agar segera mendepak Stefano Cugurra Teco dari kursi pelatih.
Sebab, juru taktik asal Brasil itu belum bisa membawa Macan Kemayoran bersaing di papan atas klasemen Liga 1.
Kini, Ismed Sofyan dkk harus berjuang dengan menempati posisi ke-15.
Selain baru mengumpulkan lima poin, naluri merobek gawang Persija juga cukup minim.
Hingga kini baru empat gol yang diciptakan pemain Persija.
The Jakmania langsung meminta adanya perubahan di kursi kepelatihan Persija.
Terdengar kabar suporter yang lahir pada tahun 1997 itu meminta Persija mengembalikan kembali Rahmad Darmawan (RD).
Kabar tersebut membuat Direktur Utama Persija, Gede Widiade, memberikan komentarnya.
Menurut Gede, sampai saat ini pihaknya belum berpikir mengarah untuk membawa RD kembali ke Macan Kemayoran.
"Soal RD, engga-engga, saya kalau dengerin maunya suporter minta RD ya nanti takutnya minta sana, minta sini," ucap Gede di Jakarta, Selasa (16/5/2017).
"Jadi akhirnya bisa banyak pelatih dan mungkin saja delapan nama," sambungnya.
"Itu biarkan nanti kita putuskan bersama-sama saja," tutupnya.
Gede memang sudah memberikan tenggat waktu kepada Teco untuk mendapatkan minimal empat poin dari laga melawan Mitra Kukar, Bali United, dan Perseru Serui.
Jika gagal, maka Teco kemungkinan besar didepak dari kursi kepelatihan.
Sementara untuk RD saat ini masih melatih klub asal Malaysia, T-Team.
Pria asal Lampung itu sebelumnya juga pernah menangani Persija pada musim 2010-2011 dan 2015-2016.
Di tahun 2015-2016, RD belum sempat menangani Persija lantaran pada era tersebut sepak bola Indonesia dibekukan oleh FIFA. (*)