Liga 1 2019
Analisis Hasil Persebaya vs PSS Sleman, Liga 1 2019, Kalah 2-3, Elang Jawa Efektif, Bajol Ijo Buntu
Analisis hasil Persebaya Surabaya vs PSS Sleman, di Liga 1 2019, kalah 2-3, Elang Jawa lebih efektif, Bajol Ijo buntu.
Penulis:
Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Analisis hasil Persebaya Surabaya vs PSS Sleman, di Liga 1 2019, kalah 2-3, Elang Jawa lebih efektif, Bajol Ijo buntu.
Melihat kekalahan 2-3 Persebaya Surabaya atas PSS Sleman di Liga 1 adalah hasl yang mengejutkan.
Terlebih, PSS Sleman tidak tampil dengan kekuatan terbaik usai Brian Ferreira dan Alfonso de la Cruz absen di pertandingan ini.
Memang, Perserbaya Surabaya pun tidak turun dengan pemain dan komposisi terbaik usai banyaknya pemain yang cidera dan mendapatkan panggilan Timnas.
PSS Sleman unggul melalui serangan cepat Jefri Kurniawan memanfaatkan transisi lambat dari Ruben Sanadi yang saat itu sedang naik membangun serangan.
Menarik melihat pemain yang mengejar Jefri Kurniawan ketika Ruben Sanadi terlambat mengejar kecepatan Jefri.
Ketika Ruben terlambat kembali ke pertahanan, mestinya ada dua gelandang bertahan yang akan bermain melebar, antara Fandi Eko ataupun M. Hidayat.
Namun justru nampak Irfan Jaya yang mengejar Jefri, dan secara posisi pun M. Hidayat dan Fandi Eko terlambat menutup celah yang ditinggalkan Ruben Sanadi.
Kedua pemain tersebut ikut membantu serangan, sehingga ada ruang antara pemain belakang dan lini tengah Persebaya.
Elang Jawa benar-benar memanfaatkan celah tersebut dan dengan mudah melakukan serangan balik.
Pun andai Jefri memilih melakukan umpan, posisi penyerang PSS lebih banyak dibandingkan Persebaya Surabaya.
Baca: Cuplikan Gol Persebaya vs PSS Sleman di Liga 1 2019, Penalti Diogo Campos Gagal Selamatkan Bajol Ijo
Baca: BREAKING NEWS - Laga Persebaya Vs PSS Sleman Berakhir Ricuh, Suporter Serbu Lapangan
Sedangkan gol balasan dari Persebaya Surabaya bukanlah gol yang istimewa, semua adalah murni dari kemampuan David da Silva dalam membuka ruang sekaligus memenangi duel dengan pemain dari lini belakang PSS.
Absennya Alfonso de la Cruz memang sangat berpengaruh terhadap lini belakang PSS yang lebih mudah ditembus dan akan terbukti di gol kedua dari Persebaya nantinya.
Wajar rasanya ketika Persebaya Surabaya mendapatkan momentum untuk unggul dan mencoba mencetak gol untuk berbalik unggul.
Akan tetapi masalah transisi menjadi titik lemah Persebaya, skema tendangan bebas yang berujung gol kedua PSS menjadi bukti.
Bermula dari Ruben Sanadi yang kembali terlambat dalam kembali ke daerah pertahanan, Hansamu yama terpaksa mengambil pelanggaran untuk menghentikan serangan PSS.
Pasalnya, apabila Jefri lepas maka ia akan dengan mudah melepaskan umpan kepada Yevhen yang sudah menunggu.
Pelanggaran tersebut menjadi petaka, karena Haris Tuharea dengan mudah menaklukkan Miswar Saputra, usai dirinya memenangi duel dengan Abu Rizal Maulana yang juga mengecewakan di laga ini.
Sadar lini tengah menjadi celah yang cukup besar, Persebaya Surabaya memasukkan Aryn Williams dan menggantikan M. Hidayat yang tidak bermain apik.
Namun, PSS Sleman mencuri gol kembali, lagi-lagi melalui serangan balik cepat, giliran lini dari Abu Rizal yang menjadi titik lemah yang membuat Yevhen bisa melakukan akselerasi dan mengalahkan Aryn Williams dalam perebutan bola.
Pada akhirnya 2-3 menjadi hasil akhir pertandingan, ini adalah kekalahan pertama Bajol Ijo di kandang sendiri.
Wolfgang Pikal tidak boleh menyalahkan apapun, karena secara permainan, Bajol Ijo sangat buruk.
Diogo Campos yang diharapkan menjadi gelandang kreatif cinderung melakukan pola monoton.
Bola akan diarahkan ke Diogo Campos, dan melebar ke kedua sayap sebelum melepas umpan tarik ke David da Silva.
Pola monoton dan minim inisiatif tentu sangat mudah dipatahkan PSS Sleman ataupun klub-klub lain di Liga 1.
Tentu, hal ini harus segera bisa diatasi oleh Pikal, sebagai pelatih kepala, ia juga gagal melakukan kontra strategi kala serangan timnya buntu.
Pergantian yang dilakukan Pikal pun tidak menunjukkan adanya perubahan strategi, lebih kepada pemain yang cidera dan pergantian tengah babak.
Sedangkan PSS Sleman, bukan tanpa celah, mereka sangat tergantung dengan kreatifitas Brian Ferreira dan kokohnya Alfonso de La Cruz.
Absennya Alfonso benar-benar merugikan PSS, dua gol Bajol Ijo adalah murni keunggulan individu penyerang Persebaya atas PSS Sleman.
Evaluasi besar-besaran harus segera dilakukan Pikal, karena pekan depan, mereka akan menjamu tim papan atas, PSM Makassar.
Dan apabila permainan Persebaya Surabaya masih seperti yang mereka tampilkan sejauh ini, maka target finish di papan atas tidak akan bisa tercapai.
Susunan pemain
Persebaya Surabaya
Miswar Saputra; Abu Rizal, Syaifuddin, Hansamu Yama, Ruben Sanadi; M. Hidayat, Fandi Eko Utomo, Diogo Campos; Oktafianus, Irfan Jaya, David da Silva
PSS Sleman
Ega Rizky; Bagus Nirwanto, Ikhwan, Gufran, Jajang Sukmara; Batata, Dave Mustaine, Chaniago; Jepri, Haris Tuharea, Yevhen Bokhasvilli
(Tribunnews.com/Gigih)