Selasa, 18 November 2025

Liga Inggris

Masalah Kronis di Lini Belakang Manchester United, Buruknya Penampilan Lindelof-Maguire

Manchester United memiliki masalah di lini belakang dengan buruknya penampilan, Victor Lindelof, Harry Maguire, Luke Shaw dan Aaron wan-Bissaka

Penulis: Gigih
Editor: Sri Juliati
SHAUN BOTTERILL/POOL/AFP
Bek Inggris Manchester United Harry Maguire bereaksi setelah penalti diberikan kepada Crystal Palace selama pertandingan Liga Inggris antara Manchester United dan Crystal Palace di Old Trafford 

TRIBUNNEWS.COM - Manchester United sedang limbung di awal musim ini.

Dua kekalahan kandang menjadi pil pahit yang ditelan tim asuhan Ole Gunnar Solskjaer.

Lini belakang Manchester United menjadi sorotan, bagaimana United bisa kebobolan total 11 gol hanya dalam 3 pertandingan.

Mulai dari skipper Harry Maguire dan sang tandem Victor Lindelof menjadi sorotan.

Kemudian melebar dengan Luke Shaw dan Aaron wan-Bissaka juga dikritik.

Penampilan Harry Maguire belum membaik sejak kasus yang menimpanya kala liburan di Yunani, pada jeda awal musim.

Kartu merah konyolnya dalam laga Timnas Inggris menghadapi Denmark, tampaknya belum menjadi paripurna dari penampilan buruknya.

Dampak terbesar tentu menimpa Manchester United.

Sebagai Kapten dan pemain belakang seharga 80 Juta Poundsterling, tentu Maguire akan menjadi pilihan utama dengan risiko yang besar.

Dalam tiga pertandingan pertama Manchester United sekalipun, penampilan Maguire jauh dari kata apik.

Maguire memang salah satu yang terbaik dalam mengoordinasi pertahanan. Sejak di Leicester City, itulah keunggulannya.

Namun, kelemahan utama dari segi kecepatan, menjadikan lini belakang United benar-benar rapuh.

Dalam laga menghadapi Crystal Palace, setidaknya dua kali dan satu berujung gol, ketika Wilfried Zaha mengalahkan Harry Maguire dalam perebutan bola dan beradu cepat.

Lalu bagaimana dengan sang tandem? Victor Lindelof memilki kecepatan yang lebih baik, tetapi, kelemahan terbesarnya adalah kemampuannya berduel fisik dan pengambilan keputusannya.

Di laga menghadapi Brighton, dua kali ia kalah duel udara dengan Nick Maupay atau Lewis Dunk dalam kondisi sepak pojok atau tendangan bebas, yang kemudian memaksa Nemanja Matic melakukan back-up untuk Lindelof.

Selain itu, kemampuannya dalam membaca bola juga tidak begitu baik. Membuatnya sering terlibat dalam kondisi yang memaksanya melakukan tackle untuk menutup ruang tembak dan berujung pelanggaran.

Jika mengingat apa yang diprotes Bruno Fernandes kepada Lindelof dalam Semifinal Liga Eropa musim lalu, sejatinya masuk akal.

Dikutip dari The Athletic, kala itu Bruno Fernandes mengkritik Lindelof yang terpaku dengan bola, alih-alih pergerakan pemain dan membuat Luuk de Jong menaklukkan de Gea.

Dua fullback, tidak lebih baik. Luke Shaw misalnya, sering terlambat turun dan punya tendensi untuk menahan bola dibandingkan melepas umpan cepat.

Pun semua tim kini telah mengetahui kelemahan terbesar dari Aaron wan Bissaka. Ia merupakan pemain belakang yang Anda lihat di Liga Inggris medio 90-an akhir.

Ada alasan kenapa Gareth Southgate lebih memilih Kieran Trippier, Kyle Walker atau Tyrone Mings di posisi bek kanan.

Aaron wan Bissaka tidak memiliki kemampuan apik membangun seragan.

Ditambah lagi, keputusannya untuk membagi bola lebih banyak ke belakang dibanding ke tengah atau ke depan adalah alasan lainnya.

Ini membuat transisi tim menjadi lebih lambat dan beberapa kali merugikan taktik pragmatis Manchester United yang mengincar serangan balik.

Situasi buruk ini diperparah dengan buruknya deputi di lini belakang.

Brandon Williams masih terlalu hijau.

Fosu-Mensah juga pemain yang biasa saja, apalagi blundernya kala menghadapi Arsenal musim lalu dan permainannya kala menghadapi Palace.

Hal ini membuat pemain asal Belanda tersebut akan sulit mendapatkan tempat di tim utama.

Satu nama lainnya, Eric Bailly juga tidak lebih baik.

Ia adalah titik lemah di laga menghadapi Tottenham, terlalu banyak kehilangan bola, salah umpan dan kesalahan menempatkan posisi.

Belum lagi cedera dan tidak pernah memenuhi potensi terbaiknya.

Ia juga merupakan bek yang kasar dan kerap melakukan pelanggaran yang tidak perlu.

Seperti dengan sengaja menginjak kaki Harry Kane dalam laga menghadapi Spurs, beruntung wasit hanya memberikan kartu, karena jika tidak United akan bermain dengan 9 pemain.

Mengambinghitamkan David De Gea adalah hal yang paling mudah. Apalagi dengan permainannya yang memang menurun.

Tetapi, bisa dipastikan jika de Gea digantikan, ada sosok Dean Henderson yang punya kemampuan apik dan bersiap kapan saja diturunkan.

Berbeda dengan pos penjaga gawang, posisi pemain belakang Manchester United nyaris minim deputi atau pengganti yang lebih baik, dan bagi klub sebesar MU, ini bukanlah yang baik.

United terbiasa dengan nama besar nan perkasa di lini belakang. Mulai dari Vidic, Ferdinand, Jaap Stam, hingga Steve Bruce, semuanya adalah bek tangguh dan menjadi kunci United memenangkan Liga.

Jika belum ada pemain bertahan dengan kualitas prima di lini belakang Manchester United, maka bisa dipastikan Setan Merah tidak akan menjuarai gelaran Liga Inggris dalam beberapa musim ke depan.

(Tribunnews.com/Gigih)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Arsenal
11
8
2
1
20
5
15
26
2
Man. City
11
7
1
3
23
8
15
22
3
Chelsea
11
6
2
3
21
11
10
20
4
Sunderland
11
5
4
2
14
10
4
19
5
Tottenham
11
5
3
3
19
10
9
18
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved