Liga Italia
3 Kunci Sukses Bangkitnya sang Raksasa AC Milan: Pioli, Ibrahimovic dan Chemistry
Terdapat tiga kunci sukses kebangkitan AC Milan di Liga Italia msuim ini, ialah Zlatan Ibrahimovic, Stefano Pioli, dan chemistry antar pemain
Penulis:
Drajat Sugiri
Editor:
Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Tidak bisa dipungkiri kembali AC Milan saat ini dapat disebut sebagai klub raksasa Liga Italia yang kembali bangkit dari tidur panjangnya.
AC Milan kembali membuktikan tajinya sebagai klub elite di Eropa dengan deretan tren positif yang berhasil mereka raih.
Terbaru, kebangkitan AC Milan dapat dilihat dari kedigdayaan Zlatan Ibrahimovic cs menggulung Inter Milan di Derby della Madonnina.
Baca juga: Inter Milan Tumbang, Wanda Nara: Tanpa Cinta Tidak Ada Derby, Selamat AC Milan!
Baca juga: Deretan Angka Menarik Warnai Kemenangan AC Milan di Derby Della Madonnina
Tak cukup sampai di situ, AC Milan yang di tangan Stefano Pioli mampu menyapu bersih empat pertandingan awal Liga Italia dengan kemenangan. Catatan itu menjadikan AC Milan satu-satunya tim Serie A yang mampu melakukan hal tersebut.
Selain itu, catatan apik lainnya juga sukses ditorehkan Rossoneri. Terhitung dari Liga Italia musim lalu, AC Milan kini tak terkalahkan dalam 20 laga di ajang resmi.
Rinciannya Zlatan Ibrahimovic dkk mampu membukukan 17 kemenangan dan tiga hasil imbang.
Tak pelak staistik yang mengagumkan tersebut membuat Rossoneri banyak dianggap bisa menjadi penantang Juventus dalam perburuan Scudetto.
Selain itu, penikmat sepak bola Italia juga memberikan klaim bangunnya sang raksasa AC Milan dari tidur panjangnya.
Sebagaimana diketahui, terakhir kali AC Milan mampu merengkuh trofi Liga Italia ialah musim 2010/2011. Selepas musim tersebut, hegemoni Juventus terus berlanjut hingga musim lalu.
Namun dibalik tren positif yang dipertontonkan oleh AC Milan, berikut tiga alasan kunci sukses kebangkitan Setan Merah asal Italia itu, dilansir laman MilanNews.
Tak bsia dipungkiri kembali faktor pertama yang mendasari kebangkitan AC Milan ialah bergabungnya Zlatan Ibrahimovic.
Pemain asal Swedia itu pulang kampung ke AC Milan pada bulan januari lalu.
Musim lalu bersama Rossoneri, Ibrahimovic mambukukan 20 pertandingan dan mampu mengemas 11 gol.
Kegarangan Zlatan Ibrahimovic dalam merobek jala tim lawan berlanjut hingga musim ini.
Terbukti, eks striker Barcelona dan Inter Milan itu telah membukukan lima lesakan di semua kompetisi.
Apakah cukup ketajaman Ibra jadi faktor kebangkitan AC Milan?
Jawabannya tidak. Mentalitas yang ia berikan kepada pemain muda juga menjadi alasan tersendiri mengapa AC Milan sejuah ini mampu tampil pantang menyerah.
Determinasi tinggi dan DNA seorang pemenang benar-benar ditularkan oleh sosok Ibrahimovic kepada pemain AC Milan lainnya.
Stefano Pioli boleh saja hampir kehilangan pekerjaannnya di AC Milan dengan rumornya Ralf Rangnick beberapa waktu lalu.
Namun Pioli sanggup membuktikan bahwa kualitasnya dalam membangun suatu tim tidak bisa remehkan begitu saja.
Catatan fantastis yang diberikan Stefano Pioli bersama AC Milan membuat manajemen berpikir ulang untuk menggantinya.
Walhasil, Pioli kemudian diberikan kontrak anyar bersama AC Milan.

Kepiawaian Pioli dalam membangun tim menjadikan satu kesatuan yang kuat terus berlanjut.
Pioli merupakan tipikal pelatih yang tak pandang bulu. Berapapun usia pemainnya jika ia dalam kondisi siap tempur, maka pelatih berkepala plontos itu akan memberikan kesempatan.
Selain itu, eks Allenatore Fiorentina tersebut banyak memberikan kesempatan kepada pemain muda untuk berkembang.
Perpaduan yang diciptakan Pioli antara pemain muda dan berpengalaman menjadi kunci suksenya sejauh ini.
Baca juga: Inter Milan vs Monchengladbach Liga Champions: Sorotan Tajam Lini Serang Nerazzurri
3. Chemistry
Chemistry antar pemain juga menjadi satu faktor penting kebangkitan sang Setan Merah asal Italia itu.
Sebagaimana dikethui, Pioli memilih untuk memeprtahankan skuatnya di musim lalu ketimbang melakukan perombakan.
Pemahaman pemain satu dengan pemain lainnya pun kian terbentu dan chemistry yang terbangun kian apik.
Untuk menmabha daya dobrak maupun variasi permainan, AC Milan kemudian mendatangkan amunisi muda.
Tujuannya jelas, yakni menjadi masa depan alias tulang punggung tim.
Lagi-lagi menit bermain untuk membangun chemistry menjadi faktor utama untuk kondisi tersebut.
(Tribunnews.com/Giri)