Timnas Indonesia
Arthur Irawan Banjir Nyinyiran Netizen Seusai Dipanggil ke Timnas, Tutup Kuping, Mau Jawab Keraguan
Pemanggilan Arthur Irawan ke timnas Indonesia mendapat kritik dari sebagian besar warganet. Banyak warganet yang meragukan kemampuan Arthur.
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom

TRIBUNNEWS.COM - Komentar miring alias 'nyinyiran' warganet mengiringi pemanggilan bek PSS Sleman, Arthur Irawan oleh Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia.
Banyaknya komentar negatif membuat sang pemain buka suara terkait pemanggilannya ke timnas Indonesia.
Bek PSS Sleman, Arthur Irawan menjadi nama terbaru yang dipanggil Shin Tae-yong dalam TC Timnas Indonesia pada Jumat (7/5/2021).
Pemanggilan ini mendapat kritik dari sebagian besar warganet.
Pasalnya, banyak warganet meragukan kemampuan Arthur.
Mereka beranggapan masih banyak bek sayap lain yang kemampuannya di atas Arthur untuk dipanggil ke timnas Indomesia.
Baca juga: Profil Arthur Irawan yang Jadi Trending Topic Seusai Dipanggil Dadakan Shin Tae-yong ke Timnas
Performa Arthur juga tak mentereng di Liga 1.
Pada gelaran Piala Menpora 2021, Arthur juga hanya tampil dalam 5 dari 8 laga yang dijalani PSS Sleman.
Selama 5 laga itu, Arthur juga menempati 3 posisi berbeda yakni bek kanan, bek kiri dan winger kanan.
Sehingga Arthir belum dianggap konsisten menampilkan performa di lapangan.
PSSI punya penjelasan tersendiri terkait pemanggilan Arthur Irawan.
Seperti dilansir dari laman resmi PSSI, semua pemain mempunyai kesempatan yang sama mengikuti TC timnas Indonesia, termasuk bagi Arthur Irawan.
"Terkait Arthur Irawan, PSSI melalui coaching staff timnas Indonesia menyatakan bahwa tidak bisa mendeskripsikan kualitas satu atau dua pemain," bunyi pernyataan PSSI.
Baca juga: Lagi, Shin Tae-yong Bikin Panggilan Dadakan Pemain ke Timnas, Mimpi Arthur Irawan Terwujud

"Hal ini karena semua pemain punya kesempatan yang sama untuk dilihat kemampuannya," tambahnya.
Arthur sendiri tak tutup telinga soal komentar miring yang ditujukan kepadanya.
Namun ia mengaku tak ambil pusing dengan komentar miring tersebut.
Baginya, komentar tersebut justru jadi motivasi untuk menampilkan permainan terbaik.
"Komentar positif maupun negatif saya jadikan buat motivasi agar bisa lebih baik lagi," ujar Arthur dilansir Kompas.
Selain itu, Arthur juga ingin menunjukkan kemampuannya kepada pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong dalam pemusatan latihan kali ini.
"Yang pasti saya sangat senang dan bangga bisa dipanggil timnas," ujarnya.
Baca juga: Shin Tae-yong Cuma Bisa Andalkan 3 Pemain Luar Negeri Egy, Witan, dan Baggot di TC Timnas Indonesia

Baca juga: Naik Kelas, Striker dan Kiper Timnas U-19 Indonesia Dipanggil Shin Tae-yong ke Level Senior
"Suatu mimpi yang jadi nyata. Dan saya bakal kerja keras memberikan yang terbaik untuk timnas dan membanggakan PSS," imbuhnya.
Pemanggilan timnas Indonesia sebenarnya bukan hal baru bagi Arthur.
Nyaris satu dekade lalu, tepatnya pada ajang Piala AFF 2012 Arthur menjadi bagian skuad Timnas Indonesia.
Arthur kini bersaing dengan para pemain timnas Indonesia untuk menjadi pilihan Shin Tae-yong.
Saat TC di Jakarta, tim pelatih timnas Indonesia akan melihat siapa saja pemain yang pantas dibawa ke Uni Emirat Arab (UEA) dalam menghadapi laga Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Timnas Indonesia masih menyisakan tiga pertandingan di Kualifikasi Piala Dunia 2022 grup G melawan Thailand (3 Juni), Vietnam (7 Juni), dan UEA (11 Juni).
Timnas Indonesia dijadwalkan berangkat ke UAE pada 17 Mei mendatang.
Baca juga: Jadi Pemain Paling Tua di Timnas, Spaso Lengkapi Deretan Stiker Tajam Pilihan Shin Tae-yong
Sebelum berjuang di tiga laga sisa kualifikasi tersebut, timnas Indonesia akan lebih dulu menjalani uji coba.
Timnas Indonesia menghadapi Afghanistan pada 25 Mei 2021, serta selang empat hari kemudian menjajal Oman.
Arthur Irawan Sempat Cedera Lama
Tak bisa dipungkiri cedera merupakan hal yang paling dihindari pesepak bola manapun di belahan dunia ini.
Sebab, cedera kerap membuat performa seorang pemain mengalami penurunan.
Bahkan, yang lebih parah, sang pemain bisa jadi harus pensiun dini lantaran tak kunjung pulih dari cedera yang membekapnya.
Ya, sudah banyak cerita pemain yang harus gantung sepatu di usia muda karena digerogoti persoalan cedera.
Namun, tidak sedikit pula pesepak bola yang mampu bangkit usai dihantam cedera parah, satu diantaranya yakni fullback PSS Sleman, Arthur Irawan.
Cedera cukup parah diterima Arthur saat memperkuat tim asal Belgia, Waasland-Beveren pada 2014 silam.
Cedera tersebut membuat Arthur menepi cukup lama dari lapangan hijau yakni sekira 8 bulan.
"Itu cedera pinggul. Mungkin itu salah saya sendiri dan ketika itu saya sangat naif. Jadi waktu sesi game tendon quadriceps saya putus tapi memang saat itu tinggal empat pertandingan sisa (di kompetisi)," cerita Arthur dilansir dari Tribunjogja.com dari kanal Youtube resmi klub.
"Ok, saya ingin main di empat pertandingan ini terus kan dapat libur panjang yang saya pikir bisa digunakan untuk pemulihan. Selama empat pertandingan ini, saya ambil suntikan cortisone, semacam suntikan yang ketika disuntikkan dan kemudian bermain, tidak akan terasa apa-apa. Tapi setelah bermainnya itu bukan menyembuhkan tapi lebih parah," lanjut Arthur.
Namun malang datang ketika waktu libur usai dan Arthur kembali ke klub untuk menjalani latihan pra musim.
Saat itu, ia merasa tidak ada lagi masalah dengan tendon quadriceps nya, melainkan keluhan yang ia rasakan justru di bagian pinggul kanan.
"Setelah itu saya lakukan pemeriksaan MRI (Magnetic resonance imaging), dan benar saja gara-gara suntikan cortisone itu menimbulkan tulang numbuh di bagian pinggul, dan itu kan harus dikikir bagian tulangnya. Untuk kikir tulang itu kan harus masuk ke otot, harus dibuanglah sebagian ototnya," ujar pesepak bola kelahiran Surabaya ini.
"Jadi itu pemulihan yang sangat lama buat saya dan buat saya sampai saat ini itu menjadi momen paling susah sepanjang karier saya, nggak main bola selama delapan bulan. Itu cuma secara fisik, di samping itu tentunya butuh pemulihan psikis juga biar bisa main seperti dulu," lanjut Arthur.
Tak mudah memang bagi Arthur untuk bangkit dan menemukan kembali performa terbaiknya sebagai pesepak bola.
Arthur pun kemudian memutuskan melanjutkan perjalanan kariernya di Indonesia pascapulih dari cedera.
Borneo FC, Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, dan Badak Lampung FC pernah jadi labuhan kariernya, meski namanya meredup seiring tak banyaknya jam terbang yang didapat.
Namun musim 2020 tampaknya bakal menjadi titik balik karier sepak bola Arthur.
Sebab, pada tiga laga awal bersama tim barunya PSS Sleman, ia selalu mengisi starting eleven.
Nah saat ini, Arthur pun harus kembali bersabar untuk kembali membela panji Super Elang Jawa lantaran kompetisi musim 2020 nasibnya masih tanda tanya seiring belum adanya lampu hijau dari pihak kepolisian.
Meski begitu, ia bertekad memberikan kontribusi maksimal untuk PSS Sleman ketika kompetisi digulirkan kembali.
"Sekarang saya merasa 100 persen, baru tahun ini saya merasa benar-benar 100 persen, sebagaimana dulu lagi seperti di Eropa, dan saya merasa secara mental sekarang saya jadi lebih kuat," ujarnya.
Sebelum malang melintang memperkuat beberapa tim sepak bola Tanah Air, Arthur Irawan lebih dulu dikenal berkat berkarier di pentas Eropa, dari Espanyol dan Malaga di Spanyol, serta Waasland-Beveren di Belgia.
Diakuinya, berkarier di Eropa meninggalkan kesan serta pengalaman yang berharga baginya.
"Pasti ada kesusahan masing-masing ya, apalagi beda culture dan jauh dari keluarga. Tapi motivasi saya pasti menjadi pemain terbaik mungkin. Walaupun di Indonesia, pasti semua pemain mau bermain di Eropa yang merupakan level tertinggi jadi motivasi saya di sana, ingin tunjukkan pemain Indonesia bisa main di Eropa," ujar Arthur.
"Jujur saya sangat bersyukur mendapat kesempatan main di Eropa, tapi tidak lantas bisa cepat puas, selalu ada step by step, harus ada goal," lanjutnya.
"Setiap negara punya pola main yang berbeda, di Spanyol mungkin lebih possession, lebih taktis, mainnya lebih sabar. Kalau di Belgia mainnya lebih direct football. Jadi ini dua sepak bola yang berbeda, bagaimana pun saya harus adaptasi dengan pola permainan. Tapi sekali lagi, dua duanya saya ambil ilmu positifnya saja," tambahnya.
Di samping itu, Arthur memetik pelajaran penting dari pengalaman yang ia timba ketika di Eropa.
"Jujur dari segi teknis dan taktis itu setiap negara berbeda, jadi apa yang saya pelajari ketika di Spanyol, tidak bisa 100 saya terapkan ketika bermain di Indonesia karena gaya bermainnya berbeda. Tapi dari segi profesionalisme, pola hidup, dan pola makan bisa saya bawa ke Indonesia, karena sebagai pesepak bola itu bukan hanya di lapangan, tapi di luar lapangan juga harus bisa menjadi role model," ujarnya.
Arthur pun tak segan berbagi pengalaman dengan pemain muda yang dimiliki PSS Sleman.
"Ketika ada pertanyaan, saya selalu siap menjawab dari segi teknis maupun off the field. Tapi buat saya pemain muda yang kita (PSS Sleman) punya sungguh luar biasa dari etika kerjanya, mereka mau belajar dan mau kerja. Dan saya yakin kalau mereka seperti ini, mereka akan konsisten jadi pemain yang bermain di Liga 1," tambahnya.