Rabu, 27 Agustus 2025

Super Pandit

Antonio Conte, Jose Mourinho & Siapapun Pelatih Tottenham, Son Heung-min Utama Harry Kane Nyusul

Aktifnya Tottenham di bursa transfer tahun depan diharapkan mampu membuat performa mereka lebih bertaji, terlebih untuk sang juru gedor, Son Heung min

Penulis: deivor ismanto
Editor: Dwi Setiawan
AFP/CATHERINE IVILL
Penyerang Tottenham, Son Heung-min, merayakan gol ke gawang Southampton pada laga Liga Ingris di Stadion St Mary's, Southampton, pada Minggu (20/9/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Antonio Conte sudah melakoni dua laga bersama Tottenham Hotspur.

Dari dua laga tersebut, Conte meraih satu kali kemenangan saat menghadapi Vitesse di European Conference League dan satu hasil imbang saat bersua Everton dalam pekan ke-11 Liga Inggris.

Dari dua pertandingan, pria asal Italia itu memakai pakem 3-4-3 dengan memakai trio Son Heung-min, Harry Kane, dan Lucas Moura.

Pakem tersebut sedikit berbeda dengan apa yang ia pakai saat masih menukangi Inter Milan.

Antonio Conte
Antonio Conte (giovanni isolino / AFP)

Baca juga: West Ham yang Menjadi Kryptonite Bagi Liverpool & City, Tuah Buangan MU, Dongeng Leicester Terulang?

Baca juga: Kabar Man United, Aksi Cristiano Ronaldo ke Kevin de Bruyne, Tekel Pengecut Nan Murahan

Bersama Nerazzurri, hampir di setiap pertandingan Conte selalu memakai dua penyerang dengan tipikal nomor sembilan.

Kedalaman skuat yang dimiliki Tottenham memang membuat Conte meninggalkan kebiasaannya di Inter Milan.

Apalagi, adanya Son Heung-min yang lebih berbahaya jika dipasang sebagai seorang winger, membuat Conte melakukan adaptasi dengan menggunakan tiga penyerang di depan.

Hasilnya, memang belum terlalu mentereng, Son hanya mampu mencetak satu gol dari dua pertandingan yang ia jalani dibawah asuhan Conte.

Namun, dari adaptasi yang dilakukan pria berusia 52 tahun itu memperlihatkan bahwa dirinya benar-benar ingin menjadikan Son sebagai pusat serangan dari Tottenham.

Meski bermain sebagai winger kiri, pergerakan Son sangat cair, ia tak selalu memulai serangan dari tepi lapangan tapi juga muncul dari tengah untuk menciptakan halfspace, Son pun juga lebih banyak berada di dalam kotak penalti.

Posisi wing back yang diisi oleh Regulion fokus untuk melayani Son yang sering berada di kotak 16 untuk mencetak gol.

Peran sebagai goal getter utama The Lilywhites bukan lagi menjadi tanggung jawab utama sosok Harry Kane melainkan Son Heung-min.

Hal tersebut sebenarnya sangat realistis, Kane mengalami paceklik di musim ini, isu kepindahannya menuju Manchester City juga masih kencang.

Yang menjadi pertanyaan, apakah Son layak untuk menjadi tumpuan lini serang Tottenham?

Son bersama Mourinho

Seperti yang kita tahu, musim 2020/2021 menjadi musim terbaik Son Heung-min selama merintih karir di Liga Inggris.

Pemain asal Korea Selatan tersebut berhasil mencetak 17 gol dan 10 assist dari 37 penampilan bersama Spurs. 

Son menjelma menjadi pemain yang haus gol memanfaatkan penyelesain akhirnya yang ciamik.

Peran Son tak hanya untuk mencetak gol, tetapi juga memberi umpan.

10 assist yang berhasil ia torehkan adalah bukti betapa lengkapnya mantan pemain Leverkusen itu untuk The Lilywhites di musim lalu.

Pelatih kepala Tottenham Hotspur Portugis Jose Mourinho (kiri) berjabat tangan dengan striker Tottenham Hotspur Korea Selatan Son Heung-Min (kanan) di akhir pertandingan sepak bola Liga Utama Inggris antara Tottenham Hotspur dan Chelsea di Stadion Tottenham Hotspur di London, pada 4 Februari , 2021.
Pelatih kepala Tottenham Hotspur Portugis Jose Mourinho (kiri) berjabat tangan dengan striker Tottenham Hotspur Korea Selatan Son Heung-Min (kanan) di akhir pertandingan sepak bola Liga Utama Inggris antara Tottenham Hotspur dan Chelsea di Stadion Tottenham Hotspur di London, pada 4 Februari , 2021. (NEIL HALL / POOL / AFP)

Di era kepelatihan Mourinho, Son dipasangkan bersama Kane untuk menjadi tulang punggung lini depan tim asal London tersebut.

Keduanya, berhasil menjadi duet tersubur sepanjang gelaran Liga Inggris dengan torehan 40 gol dan 24 assist.

Harry Kane sudah biasa mencetak puluhan gol untuk Spurs, tetaoi tidak dengan Son. Itu merupakan catatan yang mengejutkan untuk pemain terbaik Korea Selatan 2020 itu.

"Anak saya menyebutnya Sonaldo," ujar Mourinho dilansir dari Football London pada musim lalu.

"Dia bukan hanya pemain yang spesial, dia pemain yang istimewa," lanjutnya.

Son bersama Nuno Santo

Itu saat Son dinakhodai oleh Si Special One, lalu bagaimana peran Son saat dilatih oleh Nuno Santos yang baru saja dipecat?

Hasilnya sama! Son tetaplah pemain berkualitas yang memiliki kecepatan dan penyelesaian akhir yang akurat.

Bersama eks juru taktik Wolves itu, Son telah mencetak 4 gol dan 2 assist untuk The Lilywhites.

Peran berbeda diberikan Nuno kepada pemain berusia 29 tahun tersebut.

Pelatih kepala Tottenham Nuno Espirito Santo (kanan) bereaksi di sebelah pelatih kepala Rennes Prancis Bruno Genesio selama pertandingan sepak bola Grup G Liga Eropa UEFA antara Klub Sepak Bola Stade Rennais (Rennes) dan Tottenham di Stadion The Roazhon Park di Rennes, barat laut Prancis pada 16 September 2021.
Pelatih kepala Tottenham Nuno Espirito Santo (kanan) bereaksi di sebelah pelatih kepala Rennes Prancis Bruno Genesio selama pertandingan sepak bola Grup G Liga Eropa UEFA antara Klub Sepak Bola Stade Rennais (Rennes) dan Tottenham di Stadion The Roazhon Park di Rennes, barat laut Prancis pada 16 September 2021. (Jean-Francois MONIER / AFP)

Ketika bermain tanpa Kane yang saat itu mogok main karena isu kepindahannya ke Manchester City.

Son berperan menjadi false nine ditopang oleh Lucas Moura dan Steven Bergwijn dari sisi sayap.

Hasilnya? istimewa! Son mampu menjadi sosok penting permainan pragmatis Nuno Santos.

Saat melakukan serangan balik, Son akan berada paling depan untuk menerima umpan.

Baik dari sisi tengah, kiri atau kanan, Son bebas bergerak, yang penting adalah membuka ruang.

Contoh pertandingan Son dapat memaksimalkan perannya tersebut adalah saat Spurs bertemu City di Liga Inggris musim ini.

Son yang melakukan serangan balik dari sisi kanan, mampu melakukan step over untuk mengecoh Nathan Ake, sebelum melesatkan tendangan yang berujung gol untuk kemenangan The Lilywhites.

Itu membuktikan, Son tetap bertaji meski bermain tanpa Kane.

Pertanyaannya, bagaimana jika Kane bermain tanpa Son? seperti apa nasib Spurs jika Son tidak bermain?

Jawabannya adalah mengecewakan.

Dua kali Spurs bermain tanpa Son, dua kali juga mereka gagal meraih kemenangan.

Bahkan di lanjutan Liga Inggris, The Lilywhites terbantai tiga gol tanpa balas saat bertandang ke Crystal Palace.

Padahal, ada nama Harry Kane di starting line up tim yang bermarkas di White Hart Lane tersebut.

Hasil minor kembali ditorehkan Spurs di laga selanjutnya saat melawan Rennes dalam penyisihan grup Europa Conference League.

Kembali bermain tanpa Son, Nuno Santos bertumpu pada sosok Harry Kane.

Namun, Kane tak mampu menunjukkan permainan terbaiknya.

Dirinya mengalami kebuntuan selama jalannya pertandingan, penampilan beringasnya di musim lalu, tak mampu ia tunjukkan di laga itu.

Kane akhirnya ditarik pada menit 54, digantikan oleh rekrutan teranyar Spurs dari Barcelona, Emerson.

Buntunya lini serang Spurs tanpa kehadiran Son memang sangat terasa.

Di laga yang berakhir dengan skor 2-2 itu, gol Spurs tercipta karena gol bunuh diri pemain belakang Rennes, Loio Bade.

Dan satu gol lainnya, dicetak oleh gelandang mereka Hoejbjerg.

Di dua laga yang dijalani The Lilywhites tanpa diperkuat oleh Son, tidak ada pemain depan lain yang mampu mencatatkan namanya di papan skor.

Adaptasi Conte untuk Son

Berkaca dari penampilan Son di musim lalu dan musim ini bersama dua pelatih yang berbeda, eks pemain Bayern Leverkusen itu selalu menjadi tumpuan di lini depan Tottenham.

Pelatih kepala Tottenham Hotspur Italia Antonio Conte (tengah) berbicara kepada wasit pada akhir pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Everton dan Tottenham Hotspur di Goodison Park di Liverpool, barat laut Inggris pada 7 November 2021.
Pelatih kepala Tottenham Hotspur Italia Antonio Conte (tengah) berbicara kepada wasit pada akhir pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Everton dan Tottenham Hotspur di Goodison Park di Liverpool, barat laut Inggris pada 7 November 2021. (Oli SCARFF / AFP)

Antonio Conte yang menjadi pelatih anyar pun paham betul dengan atribut sang pemain, Son bukanlah pemain yang menjadi bayang-bayang Harry Kane.

Melainkan ia adalah tumpuan the Lilywhites di lini depan.

Di bursa transfer, Conte pun juga tak melirik satu pun pemain yang berposisi sebagai winger.

Ia lebih mencari pemain tipikal nomor sembilan dan seorang gelandang bertahan yang pandai dalam hal membagi bola.

Ya, Conte memang sangat percaya dengan kemampuan Son, seperti pelatih-pelatih sebelumnya.

Aktifnya The Lilywhites di bursa transfer tahun depan diharapkan mampu membuat performa Tottenham lebih bertaji, terlebih untuk sang juru gedor, Son Heung-min.

(Tribunnews.com/Deivor)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Arsenal
2
2
0
0
6
0
6
6
2
Tottenham
1
1
0
0
3
0
3
3
3
Liverpool
2
2
0
0
7
4
3
6
4
Chelsea
2
1
1
0
5
1
4
4
5
Nottm Forest
2
1
1
0
4
2
2
4
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan