Kamis, 18 September 2025

Super Pandit

Luciano Spalletti & Napoli, Kuda Hitam yang Menantang Raksasa AC Milan, Siapa Scudetto?

Luciano Spalletti berhasil membawa Napoli tampil mentereng di Liga Italia musim ini, setidaknya hingga giornata ke-12.

Penulis: deivor ismanto
Editor: Drajat Sugiri
JANEK SKARZYNSKI / AFP
Pemain depan Napoli Belgia Dries Mertens (kiri) merayakan dengan rekan satu timnya mencetak gol 1-2 selama pertandingan sepak bola Grup C Liga Eropa UEFA Legia Warsaw v Napoli di Warsawa pada 4 November 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Luciano Spalletti berhasil membawa Napoli tampil mentereng di Liga Italia musim ini, setidaknya hingga giornata ke-12.

Torehan poin Napoli sama dengan AC Milan di klasemen yakni 32 angka, namun Napoli berhak berada di posisi pertama karena memiliki produktifitas gol lebih baik dari Zlatan Ibrahimovic dan kolega.

Ya, meski sang juru taktik, Luciano Spaletti baru didatangkan Napoli di musim ini, namun ia mampu beradaptasi dengan cepat bersama tim yang bermarkas di Stadion Diego Armando Maradona tersebut.

Pengalaman menukangi tim-tim elit Liga Italia lainnya (AS Roma dan Inter Milan) membuat pelatih berusia 62 tahun tersebut tak membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi bersama Gli Azzurri.

Pelatih kepala Napoli Italia Luciano Spalletti memberikan instruksi selama pertandingan Sepak Bola Grup C Liga Eropa UEFA antara Napoli dan Legia Warsawa pada 21 Oktober 2021 di stadion Diego-Maradona di Naples.
Pelatih kepala Napoli Italia Luciano Spalletti memberikan instruksi selama pertandingan Sepak Bola Grup C Liga Eropa UEFA antara Napoli dan Legia Warsawa pada 21 Oktober 2021 di stadion Diego-Maradona di Naples. (Tiziana FABI / AFP)

Baca juga: Seabrek Alasan van de Beek Harus Segera Tinggalkan Manchester United, Juventus & Barcelona Ngantri

Baca juga: Ansu Fati, Remaja Pencetak Rekor & Suksesor Lionel Messi di Barcelona, Lebih Hebat dari Mbappe?

Debut kepelatihannya menahkodai Lorenzo Insigne dan kawan-kawan begitu moncer, Napoli saat ini menjadi tim yang tak pernah merasakan kekalahan di Liga Italia bersama AC Milan, status pemuncak klasemen hingga giornata kesepuluh pun didapat.

Padahal, di bursa transfer musim panas kemarin, Gli Azzurri yak begitu jor-joran dalam mendatangkan pemain.

Dilansir Transfermarkt, Napoli hanya menggelontorkan dana sebanyak 19 juta euro untuk memperdalam skuat di musim ini.

Dua pemain berhasil didatangkan secara gratis, yaitu Juan Jesus dari AS Roma dan kiper muda, David Marfella yang didatangkan dari tim Serie C, Bari.

Dana 19 juta yang dikeluarkan adalah untuk mempermanenkan dua pemain yang sejak musim lalu sudah membela Gli Azzuri yaitu, Matteo Politano dari Inter Milan dan Andre-Frank Zambo Anguissa dari Fulham.

Meskipun begitu, magis pelatih uzur tersebut mampu membawa Napoli tampil mempesona dan konsisten.

Sampai giornata yang kedelapan, Gli Azzurri sukses meraih hasil sempurna, yaitu delapan kemenangan dari delapan pertandingan.

AS Roma-lah yang menghentikan kedigdayaan mereka usai ditahan imbang pada giornata yang kesembilan.

Kala itu, tim asuhan Spalletti harus puas berbagi poin dengan AS roma lantaran bermain imbang 0-0 saat bertanding di Stadion Olimpico.

Mentalitas Napoli ditunjukkan kala mereka bertanding melawan Juventus di kandang.

Tertinggal lebih dulu lewat gol Alvaro Morata di babak pertama, anak asuh Spaletti sukses membalikkan keadaan pada babak yang kedua.

Adalah Matteo Politano dan Kalidou Koulibaly, sumbangan dua gol mereka, berhasil membawa Gli Azzurri meraih tiga poin dari tangan Bianconerri.

Efisiensi taktik Spalletti, Scudetto?

Dilansir Sofascore, musim ini Napoli menjadi tim dengan penguasaan bola terbanyak di Liga Italia dengan 61% Ball Possession.

Skema dasar 4-3-3 yang diusung juru taktik asal Italia tersebut jelas mengutamakan permainan atraktif dan position play menggunakan umpan pendek dari kaki ke kaki.

Rata-rata jumlah passing mereka adalah 509 per pertandingan dengan tingkat akurasi mencapai 89.7%. Kembali menjadi yang tertinggi di Liga Italia mengalahkan Sarriball di Lazio yang dikenal handal dalam urusan melakukan passing.

Spalletti senang membuat lawan kelimpungan lewat permainan position play yang dia usung, pergerakan tanpa bola para punggawa Gli Azzurri begitu cair.

Mereka tak terpaku dengan posisi di atas kertas, pergerakan pemain begitu cair untuk saling bertukar posisi saat melakukan serangan dan mengatur tempo permainan.

Lorenzo Insigne yang bermain sebagai winger begitu aktif menjemput bola ke tengah untuk menjadi 'sutradara' dalam serangan Napoli.

Posisinya di sisi sebelah kiri sering diisi oleh Fabian Ruiz yang bermain lebih melebar, bahkan Mario Rui sebagai full back aktif untuk mengisi lini penyerangan sebelah kiri yang ditinggalkan Insigne.

Hal tersebut membuat serangan yang digencarkan oleh Gli Azzuri berjalan sangat efektif dan efisien.

Mereka mencatatkan rata-rata melakukan 12 kali tendangan per pertandingan (paling banyak di Liga Italia) serta torehan 2.2 gol di setiap pertandingannya.

Musim ini di Liga Italia mereka menjadi tim paling produktif ketiga (24) setelah Inter Milan (29), dan AC Milan (26).

Lorenzo Insigne dan Victor Osimhen pun masuk dalam daftar top skor dengan sumbangan empat dan lima gol mereka.

Ya, efektifitas serangan yang dibangun Gli Azzuri membuat lini depan mereka begitu moncer sehingga memanjakan para penyerang mereka.

Terutama bagi Victor Osimhen yang berperan sebagai ujung tombak utama.

Setelah mengalami paceklik gol di musim sebelumnya, sang striker berhasil menujukkan tajinya di musim ini.

Di depan, ia menjadi pemain yang paling sibuk melakukan tembakan ke gawang lawan dengan rata-rata 3.66 per pertandingannya.

Penyerang Napoli asal Nigeria, Victor Osimhen (kiri) berebut bola dengan bek Roma asal Belanda Rick Karsdorp dalam pertandingan sepak bola Serie A Italia antara AS Roma dan Napoli di stadion Olimpiade di Roma, pada 24 Oktober 2021.
Penyerang Napoli asal Nigeria, Victor Osimhen (kiri) berebut bola dengan bek Roma asal Belanda Rick Karsdorp dalam pertandingan sepak bola Serie A Italia antara AS Roma dan Napoli di stadion Olimpiade di Roma, pada 24 Oktober 2021. (VINCENZO PINTO / AFP)

Eks striker Lille tersebut juga memiliki xG komulatif sebanyak 4.3, tertinggi di antara lini depan Napoli lain.

Tak hanya itu, memiliki postur yang tinggi besar membuat ia mampu menjadi pemantul di depan.

Kekuatannya dalam mempertahankan bola, memberi keleluasaan bagi para pemain yang bergerak dari lini kedua seperti Fabian Ruiz dan Lorenzo Insigne.

“Kami senang dengan dia (Osimhen). Dia bekerja keras atas apapun yang dia lakukan,” puji Spaletti dilansir Cult of Calcio.

"Dia mampu mencetak gol dari posisi sulit dan membuka ruang bagi gelandang dan pemain sayap, kami pantas memujinya," lanjut eks pelatih AS Roma tersebut.

Dengan performa gemilang Gli Azzurri hingga giornata yang ke-12, Victor Osimhen dan kolega patut dinobatkan sebagai calon terkuat untuk meraih Scudetto musim ini, merusak mimpi besar AC Milan.

Efisiensi permainan yang dibangun Spalletti benar-benar mampu memaksimalkan atribut yang dimiliki para punggawa Napoli.

Tinggal bagaimana sang pelatih dan anak asuhnya mampu menjaga konsistensi permainan hingga Giornata terakhir dan membuat Gli Azzurri meraih Scudetto, gelar yang sudah 34 tahun lamanya tak mereka bawa pulang.

(Tribunnews.com/Deivor)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Napoli
3
3
0
0
6
1
5
9
2
Juventus
3
3
0
0
7
3
4
9
3
Cremonese
3
2
1
0
5
3
2
7
4
Udinese
3
2
1
0
4
2
2
7
5
AC Milan
3
2
0
1
4
2
2
6
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan