Super Pandit
Bedah Kualitas Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia & Kebutuhan Skema Modern Shin Tae-yong
PSSI tengah melakukan proses naturalisasi kepada dua dari empat pemain yang disarankan oleh Shin Tae-yong guna memperkuat Timnas Indonesia.
Penulis:
deivor ismanto
Editor:
Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - PSSI tengah melakukan proses naturalisasi kepada dua dari empat pemain yang disarankan oleh Shin Tae-yong guna memperkuat Timnas Indonesia.
Empat nama tersebut adalah, Sandy Walsh (full back/gelandang), Jordi Amat (bek tengah), Mees Hilgers (bek tengah), dan Ragnar Oratmangoen (winger/gelandang).
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Hasani Abdulgani pun telah memberikan kabar terbaru terkait proses naturalisasi pemain keturunan yang ada di Eropa tersebut.
"Sampai hari ini dokumen yang sudah 90 persen lengkap baru dari Jordi Amat dan Sandy Walsh," tulis Hasani Abdulgani di Instagram pribadinya.
"Coach Shin Tae-yong sudah menelepon Mees Hilgers dan Ragnar Oratmangoen. Melalui agennya, mereka mengatakan berminat bermain untuk timnas,"

Baca juga: Timnas Indonesia Dapat Mangsa Empuk, Brunei dan Bangladesh Bisa Jadi Alat Dongkrak Peringkat FIFA
Baca juga: Nama-Nama Pemain Keturunan Eropa yang Sudah Dikontak Shin Tae-yong Buat Timnas Indonesia
Uniknya, tiga dari empat pemain yang disarankan Shin Tae-yong, semuanya adalah pemain yang berposisi sebagai bek.
Lantas, atribut apa yang dibutuhkan Shin Tae-yong dengan calon pemain Timnas Indonesia tersebut?
Dari berbagai partai yang sudah ia jalani bersama Timnas Garuda, Shin Tae-yong bermain mengandalkan kolektivitas para pemain.
Pria asal Korea Selatan itu bermain dengan skema dasar 4-1-4-1. Saat menyerang, Shin Tae-yong memakai skema 3-2-4-1 atau 3-2-5. Skema tersebut begitu mirip dengan pelatih Manchester City, Pep Guardiola.
Tae-yong berusaha menumpuk pemain Indonesia di tengah, dengan menarik salah satu full back untuk bermain lebih ke dalam.
Saat Indonesia membangun serangan, full back Timnas Garuda akan naik ke tengah untuk berdiri sejajar bersama gelandang bertahan Timnas Indonesia.
Dalam skema tersebut, Tae-yong membutuhkan pemain full back dengan kontrol bola dan ketenangan tinggi, agar membuat lini tengah Garuda lebih kuat dan variatif.
Untuk itu, nama Sandy Walsh adalah pemain yang tepat untuk mengisi peran tersebut, Walsh adalah pemain versatile.

Baca juga: Gagal Total di Piala AFF 2020, Park Hang-seo Rombak Total Timnas Vietnam, Sang Kapten Didepak
Baca juga: Sambil Menyelam Minum Air, Shin Tae-yong Berburu Pemecahan Masalah Timnas Indonesia di Piala AFF U23
Saat masih bermain bersama Genk, Walsh kerap dimainkan sebagai seorang gelandang bertahan dan full back.
Untuk itu, jelas perannya sangat cocok untuk mengisi skema yang diusung oleh Tae-yong. Ia akan menjalani dua peran sekaligus di satu pertandingan, yaitu sebagai full back dan gelandang bertahan.
Pergerakan full back ke tengah juga membuat Indonesia unggul jumlah pemain di tengah pada fase awal serangan.
Dengan begitu, dua gelandang Timnas Indonesia bisa naik ke area yang tinggi untuk fokus melakukan serangan.
Sang full back dan satu gelandang bertahan mengisi lini tengah untuk membangun serangan dari bawah.
Lalu, kedatangan Jordi Amat dan Mees Hilgers juga dapat menutup kelahaman Timnas Indonesia yang seringkali kebobolan pada bola-bola set piece.
Tinggi badan keduanya yang mencapai 184 dan 183 sentimeter dapat menutup kelemahan timnas tersebut.

Apalagi ditambah jam terbang mereka bermain menghadapi striker-striker tambun di eropa jelas menjadi poin plus sendiri yang dilirik Shin Tae-yong.
Tak hanya itu, Shin Tae-yong yang bermain mengandalkan ball possesion dengan mengatur build up serangan dari lini belakang juga akan terbantu dengan peran keempat pemain naturalisasi.
Kemampuan passing mereka yang di atas rata-rata pemain Indonesia akan mampu memberi kenyamanan timnas dalam melakukan progresi serangan dari belakang.
Dengan lancarnya proses build up serangan, dengan begitu peran gelandang dan pemain depan timnas dapat lebih cair.
Di sini, Tae-yong mencari peran gelandang serang atau striker yang memiliki kualitas passing dan kemampuan finishing yang handal.
Sang pemain dibutuhkan di fase akhir serangan Timnas memanfaatkan atribusinya dalam mengirim umpan dan menciptakan peluang berbahaya.
Dengan sistem Tae-yong tersebut, Timnas Garuda mampu menguasai jalannya pertandingan dari menit awal hingga akhir.
Keunggulan jumlah pemain timnas di lini tengah membuat para pemain Indonesia dapat leluasa mengurung pertahanan lawan.
Ditambah, semua striker Timnas Indonesia merupakan pemain yang memiliki kecepatan dan kreatif yang ditopang oleh para gelandang pekerja keras.
Umpan jauh dan terobosan digunakan semaksimal mungkin dalam mengubah arah serangan memanfaatkan kecepatan para pemain depan untuk menciptakan peluang dengan ruang kosong yang dimiliki.

Di sini Tae-yong meninggalkan peran striker murni yang identik dengan postur jangkung, permainan fisik, dan sundulan yang mematikan menjadi permainan cepat yang energik, kreatif, dan efisien.
Ya, dengan kehadiran empat pemain naturalsiasi yang bermain di level eropa jelas akan meningkatkan kualitas Timnas Indonesia agar dapat berbicara di kompetisi-kompetisi terbaik Asia.
Setelah meraih hasil runner up di turnamen Piala AFF 2020, Timnas Indonesia dijadwalkan akan bermain dalam ajang kualifikasi Piala Asia yang bakal bergulir pada 8 hingga 14 Juni 2022.
(Tribunnews.com/Deivor)