Jumat, 10 Oktober 2025

Super Pandit

Penyakit Italia di Play Off Piala Dunia: Badai Cedera & Degradasi Performa, Pemain Chelsea jadi Obat

Juara Piala Euro 2020, Italia, akan memulai perjuangan mereka menembus Piala Dunia 2022.

Penulis: deivor ismanto
Editor: Husein Sanusi
Instagram @giorgiochiellini
Giorgio Chiellini memimpin Timnas Italia sebagai kapten tim 

TRIBUNNEWS.COM - Juara Piala Euro 2020, Italia, akan memulai perjuangan mereka menembus Piala Dunia 2022.

Seperti yang diketahui bersama, Timnas Italia harus melakoni laga Play Off Kualifikasi Piala Dunia 2022 usai hanya mampu menempati posisi ketiga di grup kualifikasi.

Di partai awal, Italia ditantang Makedonia Utara di Stadion Renzo Barbera pada Jumat (25/03/2022) dini hari WIB.

Kemenangan adalah harga mati bagi Italia jika ingin tampil di Piala Dunia 2022.

Mereka jelas tak ingin kembali absen di kompetisi empat tahunan tersebut, di Piala Dunia edisi sebelumnya, Italia gagal lolos ke Piala Dunia 2018 yang dihelat di Qatar.

Sang juru taktik, Roberto Mancini pun begitu optimis menatap laga Play Off, bahkan menurutnya, tim asuhannya tak layak bermain di partai Play Off.

Reaksi pelatih kepala Italia Roberto Mancini selama pertandingan sepak bola kualifikasi Grup C putaran pertama Piala Dunia 2022 antara Irlandia Utara dan Italia di Windsor Park di Belfast, Irlandia Utara pada 15 November 2021.
Reaksi pelatih kepala Italia Roberto Mancini selama pertandingan sepak bola kualifikasi Grup C putaran pertama Piala Dunia 2022 antara Irlandia Utara dan Italia di Windsor Park di Belfast, Irlandia Utara pada 15 November 2021. (Paul Faith / AFP)

Baca juga: Timnas Italia Pakai Formasi Pertahanan Darurat Saat Lawan Makedonia, Karena Pemain-pemain Ini Absen

Baca juga: Cristiano Ronaldo Peringatkan Lawan-lawan Portugal di Playoff, Termasuk Italia, Begini Tekad Ronaldo

"Kami telah membangun dasar yang kuat. Pikiran kami positif dan harus merasa bahwa semuanya akan berjalan baik," kata Mancini dilansir laman resmi Italia.

"Kami memiliki dua laga sulit di depan. Kami tak seharusnya di sini (play off), tetapi terkadang tim ini perlu berjuang," lanjutnya.

Namun ditengah kepercayaan diri yang berlipat dari Mancini, Italia sebenarnya dalam kondisi yang pincang.

Mereka tak akan diperkuat oleh nama-nama elite yang menjadi tulang punggung Italia saat menjadi kampion Piala Eropa 2020.

Federicho Chiesa, Spinazolla, hingga Di Lorenzo adalah barisan nama yang bakal absen lantaran mengalami cedera.

Itu di faktor kebugaran pemain, faktor lain yang tak kalah krusial adalah bagaimana penampilan penggawa Gli Azzuri di klub masing-masing.

Barella bersama Inter Milan tengah menghadapi penurunan performa yang drastis, ia gagal memepertahankan Inter di posisi puncak klasemen Liga Italia.

Gelandang Inter Milan Italia Nicolo Barella (tengah) dan bek Atalanta Belanda Teun Koopmeiners berebut bola selama pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Atalanta dan Inter pada 16 Januari 2022 di stadion Azzuri d'Italia di Bergamo.
MIGUEL MEDINA / AFP
Gelandang Inter Milan Italia Nicolo Barella (tengah) dan bek Atalanta Belanda Teun Koopmeiners berebut bola selama pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Atalanta dan Inter pada 16 Januari 2022 di stadion Azzuri d'Italia di Bergamo. MIGUEL MEDINA / AFP (MIGUEL MEDINA / AFP)

Baca juga: Kabar Milan, Si Master Dribble Pilih Rossoneri Ketimbang Arsenal-Liverpool, Minati Wonderkid Chelsea

Baca juga: Paulo Dybala Disebut Lebih Memilih ke PSG, Tanda-Tanda Messi Balik ke Barcelona?

Dalam statistik, ia juga gagal tampil apik, di 9 pertandingan terakhir Barella bersama Inter, ia hanya mampu mencatatkan 78% akurasi umpan dan hanya 12 kali mampu mengirim umpan di kotak penalti.

Penurunan performa barella bersama Inter jelas merupakan suatu masalah bagi Gli Azzuri, pasalnya ia merupakan bagian penting dalam kerangka tim yang Mancini siapkan.

Penampilan gelandang lainnya seperti Marco Veratti dan Manuel Locatelli juga tak secemerlang musim lalu.

Keduanya gagal membawa klubnya masing-masing (PSG dan Juventus) melaju ke babak 8 besar Liga Champions.

Praktis, hanya ada nama Jorginho yang mampu menunjukkan performa apik bersama klub.

Roberto Mancini jelas akan kembali bertumpu pada Jorginho untuk mengangkat performa Timnas Italia dengan atribut lengkapnya.

Chelsea berhasil dibawa Jorginho berada di papan atas Liga Inggris meski harus kehilangan banyak pemain penting karena cedera.

Pun di Liga Champions, The Blues mampu dibawanya lolos ke babak delapan besar dengan kepala tegak.

Magisnya selama gelaran Piala Eropa 2020, begtitu dibutuhkan Gli Azurri untuk membawa mereka tampil di Piala Dunia 2022.

Jorginho ditunjuk sebagai kapten Italia dalam pekan keenam Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2022 menghadapi Lithuania yang berakhir kemenangan Azzuri dengan skor 5-0.
Jorginho ditunjuk sebagai kapten Italia dalam pekan keenam Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2022 menghadapi Lithuania yang berakhir kemenangan Azzuri dengan skor 5-0. (Instagram @azzurri)

Baca juga: Antonio Conte Betekad Mengejar Arsenal di 4 Besar, Level Tim Sedang Naik, Ini 9 Laga Tersisa Spurs

Baca juga: Jadwal Perempat Final Liga Champions: Benfica vs Liverpool, City vs ATM dan Chelsea vs Real Madrid

Dilansir Squawka selama Piala Eropa 2020, Jorginho mencatatkan intersep paling banyak selama turnamen (25).

Jumlah passing sebanyak 519 dan daya jelajah sebanyak 86.6 km juga merupakan catatan paling banyak dalam turnamen 4 tahunan tersebut.

Catatan memukau Jorginho sepanjang gelaran Piala Eropa 2020 membuat namanya masuk ke dalam UEFA Team of The Tournament bersama nama-nama mentereng seperti Federico Chiesa, Romelu Lukaku hingga Raheem Sterling.

Meskipun tak memiliki kecepatan dan kemampuan dribel yang mumpuni, Jorginho punya bekal kemampuan melepas umpan akurat, serta visi bermainnya yang luar biasa.

Per pertandingan, Jorginho melepaskan 7,18 umpan ke sepertiga akhir pertahanan lawan.

Angka tersebut lebih baik dibanding gelandang lainnya di Piala Eropa, seperti Pierre-Emile Hojbjerg (6,3) dan N’Golo Kante (5,58).

“Aku suka memegang bola dan menganalisis permainan. Aku tumbuh di mana Andrea Pirlo dan Xavi berada dalam permainan terbaik. Aku menyaksikan bagaimana mereka beraksi dan mempelajarinya,” kata Jorginho dilansir Skysport.

Gaya permainan Jorginho yang elegan memang meningatkan kita kepada seorang Andrea Pirlo, kemampuan passing dan visi bermainnya begitu mendominasi di lini tengah.

Jorginho tidak hanya punya peran untuk mendistribusikan bola. Sebagai gelandang bertahan, ia punya tugas untuk membantu pemain belakang memutus serangan lawan.

Jorginho selalu menjadi pemain yang berdiri paling belakang ketika Italia mendapatkan tendangan bebas ataupun corner, dua bek Italia yang agresif berada di depan untuk membantu lini serang.

Sepanjang perhelatan Piala Eropa 2020, ia mencatatkan 25 intersep dan 1 tekel sukses per pertandingan.

Catatan tersebut lebih tinggi dari pada dua pemain belakang utama Italia, Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini.

Jorginho juga menjadi pemain tak tergantikan dengan jumlah menit bermain paling tinggi di antara rekan setimnya (704 menit).

Pemain yang memiliki darah Brasil tersebut menjadi tumpuan lini tengah Roberto Mancini, mengatur tempo, menyusun serangan sekaligus pemain yang paling sibuk dalam urusan bertahan.

Timnas Italia pun berhasil dibawanya menjuarai Piala Eropa 2020, meski nihil gol dan nihil assist, kontribusi Jorginho untuk Gil Azzuri layak dianggap sebagai yang terbaik.

Kini, penampilan gemilang Jorginho kembali dibutuhkan Timnas Italia untuk meraih asa mereka tampil di Piala Dunia 2022.

Perjuangan Jorginho dan kolega untuk menuju Piala Dunia 2022 akan dimulai menghadapi Makedonia Utara.

Jika menang, Gli Azzuri tinggal menunggu partai semi final lainnya, Timnas Portugal vs Torkey untuk menjadi lawan berikutnya.

(Tribunnews.com/Deivor)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Arsenal
7
5
1
1
14
3
11
16
2
Liverpool
7
5
0
2
13
9
4
15
3
Tottenham
7
4
2
1
13
5
8
14
4
Bournemouth
7
4
2
1
11
8
3
14
5
Man. City
7
4
1
2
15
6
9
13
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved