Super Pandit
Naturalisasi Segera Rampung, Timnas Indonesia Selevel Eropa, Shin Tae-yong Adaptasi Skema Guardiola
Hadirnya pemain keturunan yang berkompetisi di liga Eropa akan membentuk mental Timnas Indonesia lebih kuat dari sebelumnya.
Penulis:
deivor ismanto
Editor:
Claudia Noventa
TRIBUNNEWS.COM - Proses naturalisasi kepada pemain keturunan Indonesia selangkah lagi akan menemui titik terang.
Seperti yang kita tahu, Timnas Indonesia tengah melakukan proses naturalisasi kepada tiga pemain keturunan yang bermain di Liga Eropa, mereka adalah Jordi Amat (bek tengah), Sandy Walsh (bek kanan/gelandang), dan Shayne Pattynama (bek kiri).
Kkomite Eksekutif (Exco) Federasi Sepakbola Indonesia (PSSI), Hasani Abdulgani pun telah berangkat ke Eropa untuk meminta tanda tangan pada dokumen yang diperlukan.
Jelas kabar tersebut tentunya membuat juru taktik Timnas Indonesia, Shin Tae-yong sumringah.
Pria asal Korea Selatan itu sudah tidak sabar untuk segera melatih para pemain keturunan untuk mempercepat proses adaptasi mereka sebelum FIFA Match day dan Kualifikasi Piala Asia 2023.
"Saya berharap semua pemain naturalisasi dipercepat. Saya sangat berterima kasih kepada pemerintah Indonesia dan PSSI jika proses ini dipercepat," Kata Shin Tae-yong dilansir laman resmi PSSI.

Baca juga: Tak Lagi Bermarkas di Solo, Bhayangkara FC Siapkan Dua Stadion Ini Jadi Homebase Musim Depan
Baca juga: Tembus Piala AFF, Ketua Komisi X DPR Nilai Timnas Futsal Layak ke SEA Games 2022
Ketidaksabaran Shin Tae-yong adalah hal yang wajar, Timnas Indonesia membutuhkan atribut empat pemain keturunan itu untuk memperbaiki penampilan Garuda.
Apalagi, pada kualifikasi Piala Asia 2023 bulan Juni nanti, lawan yang akan dihadapi Timnas Indonesia tentunya bakal lebih berat.
Timnas Indonesia berada di grup yang sama dengan Kuwait, Nepal, dan Yordania.
Jika dilihat dari ranking FIFA, Timnas Garuda menjadi tim yang paling tidak diunggulkan di grup A kualifikasi Piala Asia 2023 tersebut.
Kabar baiknya, hadirnya pemain keturunan yang berkompetisi di liga Eropa akan membentuk mental Timnas Indonesia lebih kuat dari sebelumnya.
Juga dalam masalah strategi, teknik dasar dan visi bermain pemain keturunan tentu berada di atas rata-rata pemain lokal yang berkompetisi di Liga Indonesia.
Dari berbagai partai yang sudah ia jalani bersama Timnas Garuda, Shin Tae-yong bermain mengandalkan kolektivitas para pemain.
Pria asal Korea Selatan itu bermain dengan skema dasar 4-1-4-1.
Saat menyerang, Shin Tae-yong memakai skema 3-2-4-1 atau 3-2-5.
Skema tersebut begitu mirip dengan pelatih Manchester City, Pep Guardiola.
Tae-yong berusaha menumpuk pemain Indonesia di tengah, dengan menarik salah satu full back untuk bermain lebih ke dalam.
Saat Indonesia membangun serangan, full back Timnas Garuda akan naik ke tengah untuk berdiri sejajar bersama gelandang bertahan Timnas Indonesia.
Dalam skema tersebut, Tae-yong membutuhkan pemain full back dengan kontrol bola dan ketenangan tinggi, agar membuat lini tengah Garuda lebih kuat dan variatif.
Untuk itu, nama Sandy Walsh adalah pemain yang tepat untuk mengisi peran tersebut, Walsh adalah pemain versatile.

Saat masih bermain bersama Genk, Walsh kerap dimainkan sebagai seorang gelandang bertahan dan full back.
Untuk itu, jelas perannya sangat cocok untuk mengisi skema yang diusung oleh Tae-yong.
Ia akan menjalani dua peran sekaligus di satu pertandingan, yaitu sebagai full back dan gelandang bertahan.
Pergerakan full back ke tengah juga membuat Indonesia unggul jumlah pemain di tengah pada fase awal serangan.
Dengan begitu, dua gelandang Timnas Indonesia bisa naik ke area yang tinggi untuk fokus melakukan serangan.
Baca juga: Bursa Transfer Liga 1, Ezechiel-Melvin Platje Pergi dari Bhayangkara FC, Anderson Salles Bertahan
Sang full back dan satu gelandang bertahan mengisi lini tengah untuk membangun serangan dari bawah.
Lalu, kedatangan Jordi Amat dan Shayne Pattynama juga dapat menutup kelahaman Timnas Indonesia yang seringkali kebobolan pada bola-bola set piece.
Tinggi badan keduanya yang mencapai 184 dan 180 sentimeter dapat menutup kelemahan timnas tersebut.

Apalagi ditambah jam terbang mereka bermain menghadapi striker-striker tambun di eropa jelas menjadi poin plus sendiri yang dilirik Shin Tae-yong.
Tak hanya itu, Shin Tae-yong yang bermain mengandalkan ball possesion dengan mengatur build up serangan dari lini belakang juga akan terbantu dengan peran keempat pemain naturalisasi.
Kemampuan passing mereka yang di atas rata-rata pemain Indonesia akan mampu memberi kenyamanan timnas dalam melakukan progresi serangan dari belakang.
Dengan lancarnya proses build-up serangan, dengan begitu peran gelandang dan pemain depan timnas dapat lebih cair.
Di sini, Tae-yong mencari peran gelandang serang atau striker yang memiliki kualitas passing dan kemampuan finishing yang handal.
Sang pemain dibutuhkan di fase akhir serangan Timnas memanfaatkan atribusinya dalam mengirim umpan dan menciptakan peluang berbahaya.
Baca juga: Lima Pemain Naturalisasi dalam Bursa Transfer Persija, Ada Striker Berlabel Timnas dan Pilar Persib
Dengan sistem Tae-yong tersebut, Timnas Garuda mampu menguasai jalannya pertandingan dari menit awal hingga akhir.
Keunggulan jumlah pemain timnas di lini tengah membuat para pemain Indonesia dapat leluasa mengurung pertahanan lawan.
Ditambah, semua striker Timnas Indonesia merupakan pemain yang memiliki kecepatan dan kreatif yang ditopang oleh para gelandang pekerja keras.
Umpan jauh dan terobosan digunakan semaksimal mungkin dalam mengubah arah serangan memanfaatkan kecepatan para pemain depan untuk menciptakan peluang dengan ruang kosong yang dimiliki.
Di sini Tae-yong meninggalkan peran striker murni yang identik dengan postur jangkung, permainan fisik, dan sundulan yang mematikan menjadi permainan cepat yang energik, kreatif, dan efisien.
Ya, dengan kehadiran pemain naturalsiasi yang bermain di level eropa jelas akan meningkatkan kualitas Timnas Indonesia agar dapat berbicara di kompetisi-kompetisi terbaik Asia.
Setelah meraih hasil runner-up di turnamen Piala AFF 2020, Timnas Indonesia senior dijadwalkan akan bermain dalam ajang kualifikasi Piala Asia yang bakal bergulir pada 8 hingga 14 Juni 2022.
(Tribunnews.com/Deivor)