Liga Inggris
Martin Odegaard Berdansa, Arsenal Tatap Singgasana
Odegaard tak ingin main-main bersama Arsenal, ia memiliki tujuan untuk membawa The Gunners berada di posisi yang seharusnya.
Penulis:
deivor ismanto
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Arsenal mengawali musim Liga Inggris 2022/2023 nyaris tanpa noda.
Hingga pekan ke-17 Liga Inggris, Arsenal masih kokoh nangkring di puncak klasemen Liga Inggris atas kumpulan 40 poin.
Dari 15 pertandingan yang The Gunners jalani, 13 laga sukses mereka menangkan.
Baca juga: David Moyes Tak Yakin Arsenal Bisa Raih Gelar Juara Liga Inggris di Musim Ini

Sisanya, anak asuh Mikel Arteta hanya mengalami satu kali kekalahan dn satu hasil imbang.
Bahkan, Arsenal mampu memenangkan 10 laga beruntun mereka saat bermain di hadapan pendukung sendiri, Emirates Stadium.
Penampilan melejit Arsenal memberi sinyal bahwa mereka bukan lagi 'taman hiburan' Liga Inggris yang hampir di setiap minggu menjadi bahan ejekan dan guyonan.
Pujian setinggi langit layak diberikan kepada sang playmaker sekaligus kapten baru The Gunners, Martin Odegaard.
Mikel Arteta tak ragu memberi kepercayaan kepada pemain yang baru berusia 24 tahun itu untuk menjadi kapten baru Arsenal.
Jiwa kepemimpinan dan etos kerjanya yang tinggi membuat juru taktik asal Spanyol itu memilih Odegaard memimpin rekannya di lapangan.
"Sikapnya (Odegaard) sungguh fenomenal. Saya tahu bahwa pemain ini memosisikan tim lebih penting dari dirinya sendiri, dan seorang kapten harus selalu melakukan itu," kata Arteta dilansir Football London.
Dansa Martin Odegaard di Arsenal
Odegaard menjadi seorang pengatur serangan, sekaligus gelandang yang rajin perihal menyumbangkan gol dan assist.
Hadirnya Odegaard memang mampu membuat The Gunners banyak menciptakan peluang berbahaya.
Cairnya aliran serangan Arsenal yang dipimpin oleh Odegaard, dapat menjadi modal The Gunners untuk meraih hasil positif di Liga Inggris 2022/2023.
Kemampuan Odegaard tak hanya soal menciptakan peluang ataupun memperlancar serangan Arsenal.
Pemain asal Norwegia tersebut juga memiliki akurasi tendangan yang sangat baik.
Gol free kick-nya saat The Gunners mengalahkan Burnley di musim lalu adalah bukti nyata.
Ia juga menjadi pemain utama Arsenal untuk mengambil bola set piece dan corner kick.
hal lainnya yang membuat pemain berusia 24 tahun spesial adalah kemampuannya yang dapat bermain di beberapa posisi di area sentral.
Kelebihan ini sudah pernah dimanfaatkan Mikel Arteta di musim lalu. Odegaard bisa dipasang sendirian sebagai playmaker.
Ia juga bisa bermain berdampingan dengan Emile Smith Rowe sebagai gelandang serang atau bermain sebagai gelandang tengah bersama Lokonga, ataupun Thomas Partey.
Itu bisa dilihat dari peran Odegaard saat partai keempat dan kelima Arsenal di Liga Inggris.
Saat The Gunners meraih kemenangan atas Norwich pada (21/5/2021), ia dipasang menjadi pemain nomor 10, disokong oleh Lokonga dan Maitland-Niles.
Lalu di laga selanjutnya, Odegaard dipasang menjadi pemain nomor 8 bersama Thomas Partey, dan yang berada di depannya adalah Emile Smith Rowe.

Di dua laga tersebut, ia selalu tampil full time dan mampu menjadi jendral di lapangan tengah sekaligus seorang playmaker bagi The Gunners dengan sama baiknya.
Namun, saat Arteta memakai skema 4-4-2, Odegaard tak mendapat tempat di 11 utama, juru taktik asal Spanyol itu memasang Lacazette untuk mendampingi Aubameyang di depan.
Kekalahan telak The Gunners dalam lawatannya ke Anfield sepertinya mengubah pandangan Arteta untuk kembali menggunakan pakem 4-4-1-1.
Dan memasang Odegaard untuk berdiri di belakang striker utama, pemain buangan Real Madrid itu memang handal dalam urusan membagi bola dan menciptakan peluang berbahaya.
Seperti halnya Brahim Diaz yang tak terpakai di Madrid namun di tangan Pioli ia disulap menjadi trequartista mentereng di AC Milan, Arteta mencoba melakukan pendekatan seperti itu.
Saat memakai skema 4-2-3-1, Arteta butuh seorang playmaker yang mampu menguasai ruang antar lini guna memperlancar aliran bola dalam fase menyerang The Gunners.
Progresi serangan yang diterapkan Mikel Arteta kerap dimulai dari lini belakang, dengan mengutamakan ball possesion.
Itu membuat Arteta membutuhkan sosok gelandang yang dapat mengontrol bola dengan baik dan memiliki kualitias passing yang mumpuni, sehingga dapat menjadi penghubung dari lini bertahan ke lini serang.
Akurasi passing Odegaard per pertandingan bersama The Gunners musim ini mencapai 38.3 (90 persen).
Itu menjadi yang tertinggi dari gelandang Arsenal lainnya.

Kelebihan Odegaard yang tak dimiliki gelandang The Gunners lainnya adalah kemampuannya menemukan ruang di lini tengah dan pertahanan lawan.
Odegaard juga mempunyai kemampuan teknis untuk mengirim umpan terobosan dengan bola chip, teknik tersebut dapat membuka ruang sempit yang ada di pertahanan lawan.
Kemampuannya tersebut sangat membantu para penyerang Arsenal, khususnya ketika sudah berada di area sepertiga akhir lawan.
Itu juga menjadi salah satu alasan mengapa sejak adanya Odegaard, Arsenal mampu menciptakan peluang yang lebih banyak.
Baca juga: Hasil Liga Inggris - Arsenal Catat Comeback dari West Ham, Arteta: Level Bermain Kami Tinggi
Kemudian, Odegaard juga bisa bermain dengan bagus saat dirinya berada dalam tekanan.
Pengambilan keputusannya dalam berlari dan kepekaan posisinya berada di level yang tinggi.
Dengan kemampuan seperti itu, membuat Odegaard tak ingin main-main bersama Arsenal, ia memiliki tujuan untuk membawa The Gunners berada di posisi yang seharusnya.
"Tujuan saya untuk membawa tim ke papan klasemen liga dan berjuang untuk berada di kompetisi Eropa," kata Odegaard dilansir BT Sport.
"Kemudian semoga berjalannya waktu, kami dapat memenangkan trofi Liga Champions dan mudah-mudahan memenangkan Liga Inggris dalam beberapa tahun ke depan," pungkasnya.
Mimpi Odegaard tersebut bisa saja berjalan mulus jika ramuan Arteta dan penampilan menterengnya mampu ia pertahanankan.
(Tribunnews.com/Deivor)