Liga Jerman
3 Alasan Jose Mourinho Pantas Gantikan Thomas Tuchel di Bayern Munchen
Tiga alasan kenapa Jose Mourinho pantas menggantikan Thomas Tuchel di kursi kepelatihan Bayern Munchen.
Penulis:
Muhammad Nursina Rasyidin
Editor:
Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Belakangan beredar rumor Mourinho bakal merapat ke Bayern Munchen untuk menggantikan Thomas Tuchel.
Hal itu melihat peluang Bayern Munchen memenangkan trofi Bundesliga musim ini yang menurun setelah dikalahkan Bayer Leverkusen 3-0 (11/2).
Munchen dan Leverkusen saat ini terpaut 5 poin di klasemen Bundesliga di mana tim asuhan Xabi Alonso berada di puncak.
Kondisi tersebut dinilai menjadi tekanan bagi Thomas Tuchel di sisa musim kompetisi sekaligus rumor pemecatan dirinya.

Tagar Tuchel Out pun bergema di media sosial setelah kekalahan telak Bayern Munchen tersebut.
Jurnalis media Jerman Bild, Christian Falk mengungkapkan saat ini Jose Mourinho tengah belajar bahasa Jerman yang membuka indikasi bahwa pelatih berjuluk The Special One itu menukangi Bayern Munchen.
"Jose Mourinho sedang belajar bahasa Jerman," tulis Falk di akun media sosial X (dulu Twitter) pribadinya pada 11 Februari lalu.
Apakah kondisi ini membuat Bayern Munchen panik dan harus segera berbenah mengingat musim lalu persaingan ketat ditunjukkan Dortmund hingga akhir musim?
Meskipun pada akhirnya Munchen berhasil mempertahankan gelar saat Thomas Tuchel masuk sebagai pengganti Julian Nagelsmann di pertengahan musim.
Kekhawatiran Bayern Munchen menjaga peluang juara ditambah dengan status Jose Mourinho yang 'menganggur' usai dipecat AS Roma membuat rumor tersebut berhembus kian banter.
Ada tiga alasan untuk Bayern Munchen harus mengganti Thomas Tuchel dengan Jose Mourinho:
1. Harry Kane

Harry Kane datang ke Bundesliga untuk memenangkan trofi bersama Bayern Munchen.
Bicara soal produktivitas golnya, Harry Kane telah menunjukkan dengan capaian 24 gol hingga pekan 21 Bundesliga.
Mantan penyerang Tottenham itu unggul 7 gol dengan penyerang Struttgart, Serhou Guirassy (17).
Bagi Bayern Munchen, kehadiran Harry Kane saat ini mungkin satu di antara aset berharga.
Dia pernah berjuang bersama Mourinho di Tottenham, meskipun bukan periode terbaik karena memenangkan gelar juara.
Menurut Bayern Strikes, Mourinho dikenal sebagai penggemar kemampuan Harry Karena dia telah mengincarnya dalam beberapa periode manjerial sebelumnya.
Oleh karena itu, jika Mourinho mengambil alih kepemimpinan di Munich, hal pertama yang mungkin dia lakukan adalah membangun taktik berdasarkan Harru Kane.
Strategi yang tidak hanya menguntungkannya secara pribadi, tetapi melibatkan semua pemain yang berada di sekitarnya.
Harry Kane terkenal bagus dalam permainan link-up.
2. Pengalaman The Special One

Kesuksesan Bayern Munchen sebagai raja di Jerman sulit terbantahkan.
Die Roten menjuarai Bundesliga dalam 11 musim terakhir sejak Dortmund merengkuh pada tahun 2012.
Lebih jauh lagi, Bayern Munchen telah memenangkan Bundesliga 32 kali dalam 60 tahun sejarah kompetisi.
Periode kesuksesan itu terancam pupus musim ini jika dibandingkan dengan kegemilangan performa Leverkusen di bawah asuhan Alonso.
Leverkusen menjadi tim yang sulit dikalahkan, produktivitas gol yang mencolok, jumlah kebobolan yang minim berkat kolektivitas dan strategi yang matang dari Xabi.
Menurut media tersebut, Mourinho dianggap sebagai solusi untuk Bayern Munchen mencegah Leverkusen meraih gelar.
Sepanjang kariernya, Mourinho telah memenangkan 8 trofi liga domestik di empat negara yang berbeda.
Belum lagi dengan rapor Mourinho di level Eropa yang cukup mentereng hingga dijuluki sebagai The Spesial One.
Penunjukkan atau pergantian Mourinho dengan Tuchel mungkin tidak dalam waktu dekat, atau bisa saja gagal terjadi.
Namun, hak itu adalah salah satu yang patut dipertimbangkan bagi Munchen pada musim panas mendatang.
3. Emosi yang Tidak Dapat Diprediksi
Satu hal yang sulit ditebak dari Mourinho adalah sifatnya di pinggir lapangan saat memimpin anak asuhnya.
Namun sifat lainnya adalah bagaimana di mengatur serangan timnya agar bisa bersaing.
Morinho memiliki pengalaman berduel dengan pelatih elit dunia di bergabai level dan kompetisi.
Termasuk saat bertarung dengan Sir Alex Ferguson hingga Arsene Wenger.
Dia juga berduel dengan Pep Guardiola generasi emas era kepelatihan dalam dasawarsan ini.
Oleh sebab itu, teori dalam prinsip-prinsip kepelatihannya dinilai tidak membosankan.
(Tribunnews.com/Sina)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.