ASEAN Club Championship
Modal Minimalis Beban Selangit, Perjuangan PSM Makassar Selamatkan Wajah Indonesia di ASEAN
"Modal minimalis beban selangit" itulah gambaran perjuangan PSM Makassar untuk menyelamatkan wajah sepak bola Indonesia di Asean Club Championship.
Penulis:
Dwi Setiawan
Editor:
Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - "Modal minimalis beban selangit" barangkali itulah gambaran yang mewarnai perjuangan PSM Makassar untuk menyelamatkan wajah sepak bola Indonesia di Asean Club Championship 2025.
Tak bisa dipungkiri, PSM Makassar lagi-lagi menjadi penyelamat sepak bola Indonesia ketika berkompetisi di ASEAN.
Dikala klub Indonesia lain seringkali melempem performanya di level kompetisi ASEAN, berbeda dengan PSM Makassar yang lebih survive dan bisa diandalkan.
Terbaru, tim berjuluk Juku Eja itu menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang menembus semifinal ASEAN Club Championship 2025.
Berada di Grup A yang dihuni oleh BG Pathum United, Svay Rieng, Terengganu, Thanh Hoa, dan Shan United.
PSM Makassar berhasil melewati babak penyisihan dengan status juara grup, setelah mengumpulkan 10 poin.
Jumlah poin tersebut sudah cukup membawa PSM Makassar mendampingi BG Pathum United ke semifinal.
BG Pathum United sendiri berhasil lolos ke semifinal Asean Club Championship setelah meraup 15 poin.
Baca juga: Jadwal Semifinal ASEAN Club Championship: PSM Makassar Tantang Penakluk Borneo FC
Di semifinal, tim besutan Bernardo Tavarez akan menghadapi Cong An Hanoi FC (Vietnam) selaku juara Grup B.
Sedangkan, BG Pathum United bakal bertarung melawan Buriram United (Thailand) yang berstatus runner-up Grup B.
Dua pemenang laga semifinal yang digelar dua leg akan bertemu di final memperebutkan gelar juara utama.

Jika mengulas perjalanan PSM Makassar bisa melaju ke semifinal, penampilan Juku Eja memang cukup baik.
Dibandingkan dengan Borneo FC yang merupakan wakil Indonesia lainnya yang bertarung di grup sebelah.
Penampilan tim Juku Eja tergolong lebih mengesankan, karena bisa mendulang tiga kemenangan dari lima laga.
Dalam urusan mencetak gol, PSM Makassar juga menghasilkan total delapan gol dan hanya kebobolan empat gol.
Produktifitas ataupun selisih gol yang dimiliki PSM Makassar pun surplus di akhir klasemen.
Hingga pada akhirnya, PSM Makassar berhasil mengamankan tiket semifinal lewat jalur runner-up grup.

Sementara itu, Borneo FC gagal mengikuti jejak PSM Makassar karena tidak mampu finish di posisi dua teratas.
Hanya bisa meraih dua kemenangan, lalu kalah sebanyak tiga kali dan memiliki selisih gol minus yakni -2.
Borneo FC harus rela menempati posisi keempat dengan raihan enam poin di klasemen akhir Grup B.
Pesut Etam kalah bersaing dengan CAHN (15 poin) dan Buriram United (10 poin) yang menjadi dua tim terbaik Grup B.
Kini, Borneo FC pun tidak bisa menemani perjuangan PSM Makassar untuk meraih prestasi terbaik di Asean Club Championship 2025.
Modal Minimalis Beban Selangit
Jika dibandingkan dengan kondisi Borneo FC, nyatanya PSM Makassar sebenarnya berada dalam situasi yang tidak lebih baik.
Bernardo Tavarez selaku pelatih PSM Makassar pun berulang kali mengeluarkan unek-uneknya soal tim besutannya.
Permasalahan non-teknis di luar lapangan seperti masalah gaji yang kerapkali tertunggak seakan menjadi cerita lama penyakit manajemen PSM Makassar.
Belum lagi soal aspek lain mulai dari keterbatasan dana untuk menambal skuad hingga tidak memiliki homebase.
Seakan menjadi cerita klasik tim berjuluk Juku Eja itu dari musim ke musim.
Beberapa waktu lalu, Bernardo Tavarez pun tak sungkan untuk curhat bahwa timnya hanya bisa bertarung dengan landasan profesionalisme saja.
Meskipun tidak ada kepastian soal gaji ataupun bonus yang dijanjikan, PSM berkompetisi dengan profesionalitas.
"Kami tidak ada gaji, tidak ada bonus, padahal kami harus bermain," curhat Bernardo Tavarez dalam sesi konferensi pers sebelum laga.
"Tentu saya sendiri dan banyak dari pemain sudah lelah dengan situasi seperti ini," tukasnya sebelum laga terakhir melawan Thanh Hoa, Kamis (6/2/2025) kemarin.
Apa yang dikatakan Bernardo Tavarez seakan benar adanya, ia tetap mampu membawa PSM Makassar memenangi laga dengan skor telak, meskipun timnya menghadapi berbagai kendala di luar lapangan.
Kemenangan telak dengan skor 3-0 atas Thanh Hoa akhirnya memastikan Juku Eja menyegel satu tiket di semifinal.
Kini, PSM Makassar akan kembali melanjutkan perjuangannya dengan status sebagai satu-satunya wakil Indonesia di Asean Club Championship 2025.
Dengan modal minimalis tapi beban selangit, PSM Makassar akan berjuang sebaik mungkin bersama Bernardo Tavarez meraih prestasi di turnamen tersebut.
Perjuangan PSM Makassar akan kembali dimulai saat melawan CAHN pada leg pertama, awal April 2025 mendatang.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.