Timnas Indonesia
Cerita Ayah Emil Audero: Ungkap Kesan Javier Zanetti ke Sang Anak, Masih Membekas saat Bela Inter
Edi Mulyadi, ayah dari Kiper Timnas Indonesia, Emil Audero, mengungkap satu momen yang tak terlupakan yang menyangkut dengan sang anak.
Penulis:
Arif Tio Buqi Abdulah
Editor:
Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Edi Mulyadi, ayah dari Kiper Timnas Indonesia, Emil Audero, mengungkap satu pujian dari legenda Inter Milan, Javer Zanetti terhadap sang anak.
Momen itu terjadi dialami saat menghadiri pertandingan Inter Milan pada 2024 lalu saat penyerahan trofi scudetto Italia.
Di musim itu, Emil Audero berseragam Inter Milan karena menjalani masa peminjaman dari Sampdoria.
Meski hanya beberapa kali bermain di musim itu, namun sikap Emil Audero selama berseragam Inter Milan mendapat kesan yang baik.
Bahkan, sekelas legenda hidup Inter Milan, Javier Zanetti, turut memberikan pujian kepada Emil Audero.
Dalam wawancara di kanal YouTube Tribun Lombok, Edi menceritakan dirinya hadir saat malam perayaan trofi Scudetto di laga kandang terakhir melawan Lazio, Mei tahun lalu.
Sebagai ayah, Edi kala itu memang tak hanya hadir sebagai penonton, tetapi juga ikut larut dalam euforia dan interaksi dengan para legenda klub.
Salah satu yang paling membekas baginya adalah pertemuan singkat dengan Wakil Presiden Inter Milan, Javier Zanetti.
"Beliau datang ke bangku cadangan dan memeluk saya. Yang saya ingat betul, Zanetti bilang: ‘Anda beruntung punya anak yang tidak susah diatur’," ungkap Edi.
Baca juga: Kisah Emil Audero Taklukkan Sepak Bola Eropa: dari Kiper Dadakan hingga Jadi Bintang Serie A
Baginya, pujian dari sosok legendaris seperti Zanetti merupakan pengakuan luar biasa atas karakter sang anak yang dikenal tenang dan rendah hati.
Selain Zanetti, mantan manajer Sampdoria, Carlo Osti, juga pernah menyampaikan pujian serupa.
Ia menyebut bahwa Emil adalah sosok yang disukai banyak klub bukan hanya karena kualitasnya sebagai kiper, tetapi juga karena sikap dan kepribadiannya yang baik.
Edi menyebut, karakter Emil memang tidak meletup-letup, melainkan lebih cenderung tenang.
"Dia itu tipe anak yang kalem. Meski bisa sangat keras dalam momen tertentu, tapi kesehariannya tenang. Mungkin karena ada darah timur juga, ya," katanya.
Nilai-nilai itu, menurut Edi, menjadikan Emil pribadi yang tak hanya disegani di lapangan, tapi juga disenangi di luar lapangan.
Di tengah karier profesionalnya di Eropa, Emil tetap menjaga hubungan erat dengan keluarganya di Indonesia.
Meski komunikasi sempat terbatas di masa lalu, kini mereka rutin berinteraksi melalui video call dan pesan instan.
Bahkan, Edi mengungkap, Emil sering membagikan video lucu dari media sosial sebagai bentuk kedekatan yang tetap terjaga.
"Kalau ada tawaran dari klub lain pun, dia biasanya menelepon. Dia cerita, 'Papi, ini ada tawaran dari klub ini dan itu.' Kami diskusi, meski keputusan akhirnya tetap di tangan Emil," jelas Edi.
Baca juga: Ayah Langsung Telepon Emil Audero Beri Semangat Setelah Timnas Indonesia Dibantai Jepang 6-0
Bagi Edi, keberhasilan Emil bermain di klub papan atas Liga Italia tidak hanya datang dari bakat dan kerja keras, tapi juga dari sikap yang dijaga sejak kecil.
Ia mencontohkan bagaimana banyak pemain bertalenta gagal bersinar karena sikap yang tidak mendukung.
"Contoh saja Balotelli. Talenta luar biasa, tapi karena sikapnya... ya sekarang terpuruk sendiri," kata dia.
Karena itu, Edi selalu menekankan pentingnya mental, kedisiplinan, dan dukungan keluarga sebagai fondasi utama dalam karier seorang atlet.
Dan ia bersyukur, sejauh ini, Emil tetap menjunjung nilai-nilai itu di setiap langkahnya.
(Tribunnews.com/Tio)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.