Liga Italia
Kevin De Bruyne ke Napoli Tidak hanya Proyeksi Jangka Pendek
Transfer Kevin De Bruyne ke Napoli bukan hanya sekedar soal perpindahan pemain dari stu klub ke klub lainnya demi pengalaman untuk masa depan.
Penulis:
Muhammad Nursina Rasyidin
Editor:
Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Transfer Kevin De Bruyne ke Napoli bukan hanya sekedar soal perpindahan pemain dari stu klub ke klub lainnya demi pengalaman.
Namun juga romansa lain yang berada di dalam lapangan maupun luar lapangan.
Napoli adalah klub Italia yang berbasis di Kota Naples. Kota dengan kepadatan penduduk ketiga di Negeri Pizza. Kota yang berada di bagian selatan dengan pemandangan luar biasa dari pencahayaan. Menikmati matahari, pantai, hingga berbagai hidangan kuliner enak khas Italia.
Jika ingin menikmati hal lain yang berada di pulau sebrang, Capri, atau bepergian ke pinggiran Amalfi, hingga kuliner enak di daerah Pompeii.

Naples menyajikan banyak hal menarik dengan keindahan di setiap sudut daerahnya.
"Jika Anda Kaya, Naples sangat menakjubkan, beber jurnalis Vincenzo Credendino, dikutip dari BBC.
"Suatu hari Anda naik perahu dan pergi ke Capri, di hari lain Anda pergi ke Amalfi, ke Pompeii. Anda makan enak, dan banyak yang bisa dilakukan. Sangat menarik, dan selalu seperti ini," sambungnya memuji keindangan Naples.
Baca juga: Keputusan Cerdas Kevin De Bruyne Pilih Napoli, Tempat Terbaik Eks Manchester City di Liga Italia
Hal menarik di atas adalah bagian dari cara Napoli lain memikat pemain incarannya agar mau bergabung.
Selain itu, presiden klub, Aurelio de Laurentiis punya cara lain yang menjadi fenomena baru belakangan ini.
Dia menawarkan tempat tinggal yang begitu menarik di kawasan mewah di lereng bukit Posillipo Italia.
Itu dilakukan Laurentiis demi mendapatkan pemain Premier League.
sebelum Kevin De Bruyne, ada Scott McTominay, Romelu Lukaku, hingga Billy Gilmour yang telah bergabung lebih dulu.
Ketiganya bergabung sejak musim panas lalu di bawah kendali Antonio Conte, dan menjadi pilar dari kesuksesan tim Kota Naples merengkuh Scudetto kelima dalam sejarah klub.
Bagi Laurentiis yang mengambil alih Napoli sejak mengalami kebangkrutan pada tahun 2003, pembelian klub tidak hanya sekedar kepemilikan, tetapi bisnis yang perlahan berkembang hingga kini menjadi lebih besar.
Napoli bisa dikatakan sebagai satu di antara klub papan atas Liga Italia yang memiliki keseimbangan dalam hal keuangan.
Transaksi keuangan mereka dalam bursa transfer pemain cukup menggelitik. Di antaranya menjual Higuain ke Juventus dengan mahar 75,3 juta pounds, Kvaratskhelia (59 juta pounds) dan Cavani (55 juta pounds, hingga beberapa pemain lainnya.
Di sisi lain, mereka membeli pemain dengan pengeluaran kecil berdasarkan pengalaman.
Faktanya, Antonio Conte lebih menyukai pemain berpengalaman dibandingkan pemain muda.
Dia suka dengan pemain muda, namun bagi mereka yang telah bersinar dan tak cukup menit bermain dengan klub.
Itu yang dilakukan Conte sehingga mendapatkan pemain dengan harga lebih murah.
Seperti Kevin De Bruyne, ia rela menerima pemotongan gaji 5,5 juta Euro pertahun dari yang awalnya mendapatkan 10 juta Euro di Man City.
Namun dengan pemotongan tersebut, gaji De Bruyne masih menjadi yang termahal kedua di klub setelah Lulaku.
"Conte ingin hidup di masa sekarang, menang di masa sekarang," beber jurnalis asal kota Naples, Credendino.
"Ia tidak bisa menang hanya dengan pemain muda yang tidak begitu berpengalaman. Ia menyukai pemain muda, tetapi ketika mereka sudah menjadi bintang," sambungnya.
"Beberapa pemain di Liga Inggris tidak dalam performa terbaiknya, tetapi jika mereka datang ke Italia, dengan ketidak cocokan yang kita miliki saat membandingkan liga-liga, seseorang yang di Liga Inggris bermain mendapat nilai 6 dari 10, bisa berada di level 8 dari 10 jika di Italia," jelasnya.
Dari segi permainan, tempo di Liga Italia lebih lambat dibandingkan Liga Inggris.
Kevin De Bruyne yang kini berusia 33 tahun tak perlu lagi banyak berlari, namun hanya bergerak efisien dengan kecerdasannya melihat ruang. Dan hal ini akan menjadi peluang baru yang bisa dinikmati oleh pemain asal Belgia tersebut.
Liga Italia yang lebih kental dengan taktikalnya akan memberikan dimensi baru untuk De Bruyne di masa depan. Jika dia menginginkan menjadi pelatih, waktu saat ini dirasa yang paling pas.
Bergabung dengan tim kompetitif, kompetisi yang kaya dengan taktikal, serta di komandoi oleh salah satu pelatih tersukses di Italia maupun Eropa, Antonio Conte.
"Liga Italia masih sangat terkenal dengan taktiknya, jadi mungkin jika dia berpikir di masa depan jika saya ingin menjadi direktur olahraga atau pelatih, saya akan mempelajari hal-hal baru dalam sepak bola Italia bersama Antonio Conte," komentar mantan striker Aston Villa yang bergabung dengan Udinese, Keinan Davis.
"Gaya hidup di sana menarik, dengan pelatih papan atas dan tim terbaik di liga," tutupnya.
(Tribunnews.com/Sina)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.