Liga Eropa
Degradasi Lyon Tak Jadi Jaminan, Nasib Crystal Palace di Liga Eropa Masih Tunggu Putusan UEFA
Meski Lyon sudah degradasi, nasib Crystal Palace terkait Liga Eropa ternyata masih belum jelas dan menanti putusan dari UEFA.
Penulis:
Muhammad Ali Yakub
Editor:
Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Keputusan bisa tidaknya Crytal Palace tampil di Liga Eropa 2025/2026 berada tangan UEFA.
Crystal Palace harus kembali bersabar menanti kepastian dari UEFA soal keikutsertaannya di Liga Eropa 2025/2026.
Kabar terbaru, UEFA menunda keputusan soal kepemilikan ganda antara Crystal Palace dan klub Prancis, Olympique Lyonnais.
Sebagai informasi, Lyon juga lolos ke Liga Eropa setelah kemenangan Paris Saint-Germain (PSG) atas Reims di final Coupe de France.
Hasil tersebut membantu Lyon, yang menempati peringkat keenam di klasemen akhir Ligue 1, untuk lolos ke Liga Eropa musim depan.
Berkat kelolosan Lyon tersebut membuat posisi Crystal Palace ikut terancam.

Peraturan UEFA menyatakan bahwa klub dengan pemilik yang sama tidak diizinkan untuk berpartisipasi dalam kompetisi yang sama dan Badan Pengawas Keuangan Klub (CFCB) harus membuat keputusan tentang potensi pelanggaran apa pun.
Mencoba untuk mengakhiri drama ini, pemilik bersama John Textor, yang juga pemilik bersama klub Prancis Lyon, telah setuju untuk menjual 44 persen sahamnya di Palace dalam upaya membantu kasus mereka.
Keputusan mengenai keikutsertaan Palace diharapkan akan diambil pada hari Senin (30/6/2025).
Namun, UEFA lebih memilih menunda hasil partisipasi Palace dan lebih memilih menunggu hasil banding Lyon.
Baca juga: Lyon Tedegradasi ke Ligue 2 Akibat Utang Menumpuk, Reims Dapat Durian Runtuh
Seperti diketahui, Lyon diturunkan ke Ligue 2 oleh otoritas sepak bola Prancis karena masalah hutang yang menumpuk.
Tidak diketahui berapa lama banding Lyon akan berlangsung, dengan UEFA menyatakan rincian lebih lanjut akan diumumkan pada waktunya.
Seorang juru bicara UEFA mengatakan: "CFCB telah memutuskan untuk menunda penilaiannya atas kasus kepemilikan multi-klub yang melibatkan Olympique Lyonnais dan Crystal Palace," buka UEFA, dikutip dari Daily Mail.
"Penundaan ini terkait dengan kepatuhan Olympique Lyonnais terhadap perjanjian penyelesaian yang disepakati dengan Kamar Dagang CFCB Pertama atas pelanggaran persyaratan keberlanjutan finansial. Sebagai bagian dari penyelesaian ini, Olympique Lyonnais menyetujui pengecualian dari kompetisi klub UEFA 2025/26 jika otoritas Prancis (DNCG) mengonfirmasi degradasi klub ke Ligue 2."
"Rincian lebih lanjut tentang kasus kepemilikan multi-klub ini dan perjanjian penyelesaian ini akan dikomunikasikan pada waktunya. Crystal Palace telah dihubungi untuk memberikan komentar," tambahnya.
UEFA Bisa Coret Lyon atau Palace dari Liga Eropa, Nottingham Forest Siap Menanti
Crystal Palace tengah di ambang sejarah. Untuk pertama kalinya sejak UEFA berdiri 70 tahun lalu, klub asal London itu berpeluang tampil di kompetisi Eropa.
Namun, debut bersejarah tersebut bisa tertunda atau bahkan batal karena masalah kepemilikan ganda.
Seperti diketahui, Palace dan Olympique Lyon memiliki investor yang sama, yakni Eagle Football milik John Textor.
UEFA tengah meninjau kasus ini, dan hasil keputusan mereka akan sangat menentukan nasib kedua klub di Eropa musim depan.
UEFA sendiri sudah cukup tegas dalam menangani kasus serupa. Di ajang UEFA Conference League musim ini, klub asal Slovakia, FC DAC 1904, dicoret karena dimiliki oleh Oszkar Vilagi yang juga menguasai Gyor (Hungaria). Alhasil, Gyor menggantikan tempat DAC.
Hal yang sama terjadi pada Drogheda United dari Irlandia. Klub tersebut dicoret dari Conference League karena kepemilikannya berbenturan dengan Silkeborg IF (Denmark). Silkeborg pun melaju dan keputusan UEFA dikukuhkan oleh Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
Dengan prosedur tersebut, kasus Lyon dan Palace juga berpotensi berakhir di meja CAS, terutama jika ada klub lain yang merasa dirugikan secara langsung oleh keputusan UEFA.
Salah satunya adalah Nottingham Forest, yang finis di peringkat tujuh Premier League dan seharusnya masuk ke babak play-off UEFA Conference League jika Palace dicoret.
Tak hanya Palace dan Lyon, UEFA juga dijadwalkan mengumumkan hasil investigasi terhadap sejumlah klub terkait pelanggaran Financial Fair Play (FFP). Klub-klub besar seperti Barcelona dan Chelsea kabarnya masuk dalam daftar pantauan badan sepak bola Eropa itu.
(Tribunnews.com/Ali)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.