Tak Ada Turnamen di Papua, Jullysti Matui Bawa Pulang Harapan Besar Dari Piala Pertiwi All Stars
Bagi Jullysti Dayren Gianni Matui, tampil di Piala Pertiwi All Stars 2025 bukan sekadar soal pertandingan. Ia akan bawa harapan besar.
Penulis:
Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor:
Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, KUDUS - Bagi Jullysti Dayren Gianni Matui, tampil di Piala Pertiwi All Stars 2025 bukan sekadar soal pertandingan.
Turnamen ini adalah kesempatan langka yang mungkin tak pernah ia dapatkan di tanah kelahirannya, Jayapura, Papua.
"Di Papua itu tim wanita tidak punya pertandingan. Kami hanya kumpul di satu tempat dan latihan bersama," kata Jullysti setelah tampil membela tim All Stars Papua dalam turnamen yang digelar di Supersoccer Arena, Kudus, Jawa Tengah.
Jullysti pulang ke Papua dengan menyandang peringkat ketiga bersama.
Namun, turnamen ini bukan soal trofi semata, ia membawa banyak pelajaran dari ajang ini.
Baca juga: 4 Tim Berebut Tiket Final Piala Pertiwi All Stars 2025, Tangerang Vs Papua, Bandung Tantang Sumut
Sebagai bek kanan, ia kagum melihat kualitas lawan-lawan yang dihadapinya.
"Saya banyak belajar dari mereka passing, kontrol, shooting, long pass. Mereka bermain sangat bagus," katanya.
"Saya sangat iri. Di tempat mereka sering bertanding, di kami tidak ada," ucapnya.
Baca juga: 8 Tim Tembus Perempat Final Piala Pertiwi All Stars 2025: Jakarta Menang Telak, Papua Panen Gol
Jullysti sendiri mulai bermain bola sejak usia 12 tahun. Ia bukan tumbuh dari SSB khusus putri.
Sejak awal, ia ditempa bersama tim putra, dan hingga kini pun latihan masih dilakukan dengan tim laki-laki, empat kali seminggu.
Hal menarik adalah awal perkenalan Jullysti dengan sepak bola, yang ternyata bukan keinginan pribadinya.
Dia disarankan ibunya untuk beralih cabang olahraga.
"Dulu saya main basket, tapi Mama bilang ikut bola saja. Akhirnya terbiasa sampai sekarang,” jelasnya.
Kini, sepak bola seakan menjadi bagian dari hidupnya. Jullysti bahkan punya panutan di Timnas Putri Indonesia, Remini Rumbewas, yang juga berasal dari Papua.
Ia saat ini berharap bisa mengikuti jejak idolanya. Untuk itu, ia menitipkan harapan besar kepada federasi dan semua pihak yang peduli pada sepak bola putri untuk lebih gencar menggelar turnamen sepak bola khusus perempuan.
"Buat turnamen-turnamen kecil di Papua, supaya tim wanita bisa ikut bertanding. Supaya banyak potensi bisa muncul buat ke Timnas," tuturnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.