Timnas Indonesia
Cerita Calvin Verdonk di Masa-masa Akhirnya dengan NEC Nijmegen dan Musim Baru Bersama Lille
Cerita bek kiri Timnas Indonesia, Calvin Verdonk saat masa baktinya di NEC Nijmegen berakhir dan petualangan baru di Prancis, dengan Lille.
Penulis:
Muhammad Nursina Rasyidin
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Akhir cerita Calvin Verdonk dengan NEC Nijmegen datang di waktu yang tepat. Bek kiri Timnas Indonesia itu akan hijrah ke Prancis untuk memperkuat Lille mulai musim 2025/2026.
Pada laga terakhir NEC Nijmegen melawan Fortuna Sittard pada matchday keempat, Calvin Verdonk menutup laga terakhirnya dengan kekalahan 3-2 atas tim yang diperkuat Justin Hubner itu, Minggu (31/1/2025).
Namun di balik kekalahan tersebut, Verdonk mendapat perpisahan yang begitu baik dengan para suporter NEC Nijmegen.

Tulisan "165 kali berjuang seperti seorang pejuang, Calvin, terima kasih atas pengabdianmu dalam balutan merah, hijau, dan hitam (warna klub)," dibentangkan oleh suporter NEC.
Kecewa dengan hasil, iya. Tapi Verdonk sangat terkesan dari apa yang dia alami, baik itu dengan klub maupun pemain ke-12 yang selalu mendukung mereka dari luar lapangan.
"Saya kecewa dengan hasilnya, lalu saya melihat spanduk itu. Sungguh luar biasa melihatnya," beber Calvin Verdonk kepada ForzaNEC.
"Beberapa pemain Fortuna juga memberi selamat kepada saya," sambungnya.
"Saat jeda pertandingan, Bryan Linssen menghampiri saya. Dia meminta saya untuk menikmati 45 menit terakhir untuk NEC. Dan saya pun melakukannya. Saya rasa semua orang mengharapkan pidato, tapi saya tidak bisa melakukannya, haha. Jadi saya biarkan saja," candanya.
Baca juga: Kabar Abroad Timnas Indonesia: Perpisahan Pahit Verdonk, Sandy Walsh Cetak Gol Perdana di Buriram
Jauh sebelum perpisahan ini tiba, Calvin Verdonk mencapai sebuah kesepakatan dengan NEC di masa lalu.
Ia ingin melangkah lebih tinggi jika ada kesempatan, tetapi ia tetap memahami bagaimana kondisi tim sebelum melangkah pergi menuju 'rumah' barunya.
Hingga akhirnya kesempatan yang dirasa tepat itu tiba, tidak ada yang menghambatnya untuk mengambil pilihan.
"Saya telah membuat kesepakatan dengan NEC tentang klub-klub yang menarik bagi saya dari sudut pandang olahraga," katanya.
"Saya juga akan mengerti jika klub tersebut teguh pada pendiriannya, meskipun saya telah mengindikasikan bahwa saya ingin melakukan langkah itu."
"Itu tidak mudah, karena pertahanan kami juga tidak kuat. Itulah mengapa saya mengerti jika NEC tidak melepas saya," tambahnya.
Jikapun gagal dalam sebuah negosiasi pada waktu sebelum Lille tiba atau di masa-masa transfer terdahulu, Verdonk tidak mempermasalahkannya.
Ia legowo. Baru pada musim kelima berseragam NEC, tawaran yang datang dari Lille tidak bisa ditolak.
"Selama negosiasi, situasinya berfluktuasi cukup jauh dari hampir selesai hingga kesepakatan gagal," ungkapnya.
"Saya akan selalu berperilaku baik, dan saya pikir itu yang terpenting. Itu juga menunjukkan sesuatu tentang ikatan yang saya iliki dengan klub."
"Bukan sifat saya untuk masuk kantor Carlos Aalbers (direktur teknis klub) dan mendobrak pintunya, itu bukan gaya saya," lanjutnya tertawa.
Menerima pinangan Lille bukanlah hal yang sulit bagi Verdonk, tetapi perlu diketahui, ia juga melakukan riset sebelumnya.
Lille adalah satu di antara tim papan atas Ligue 1 (Liga Prancis).

Di musim 2024/2025, Lille bermain di Liga Champions. Mereka juga berhasil juara Ligue 1 tahun 2021 di antara dominasi PSG.
"Ketika Lille datang, saya praktis langsung setuju karena mereka klub yang membuat saya bahagia," katanya.
"Mereka klub yang hampir selalu finis di lima besar Prancis. Tahun lalu mereka bermain di Liga Champions, sekarang main di Liga Eropa, dan tahun 2021 mereka bahkan memenangkan kejuaraan."
Meskipun begitu, Verdonk belum mempelajari lebih jauh soal Lille. Ia akan beradaptasi layaknya yang dialami Souffian El Karouani, Youri Baas yang merupakan pemain baru NEC musim ini.
Merea butuh adaptasi, begitu juga dengan klub tersebut. Akan ada banyak pembahasan dengan kedatangan pemain baru.
"Situasinya di sana pada dasarnya sama dengan yang saya alami di sini. Mereka (NEC) mendatangkan pemain baru, dan kami harus mencari solusinya bersama," bebernya.
Termasuk dalam hal komunikasi yang mana Verdonk harus menyesuaikan, di Lille yang akan menggunakan bahasa Prancis.
"Bahasa Prancis saya sangat buruk. Saya tidak berharap semua orang di sana bisa berbahasa Inggris, jadi saya harus berusaha," tawanya di artikel tersebut.
Usai laga melawan Fortuna Sittard, Calvin Verdonk dijadwalkan menjalani tes medis di Prancis dengan calon klub barunya, Lille.
Setelah itu, pemain berusia 28 tahun tersebut akan terbang ke Tanah Air untuk melakoni dua laga FIFA Matchday September melawan China Taipei (5) dan Lebanon (8).
(Tribunnews.com/Sina)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.