Timnas Indonesia
Kisah Mees Hilgers dan Para Bintang yang Terlunta, Transfer Berlarut dan Hilangnya Waktu Bermain
Proses transfer yang berlarut hingga tidak mendapatkan menit bermain, kasus Mees Hilgers dengan FC Twente pernah dirasakan Mbappe, Depay, dan Mbemba.
Penulis:
Muhammad Nursina Rasyidin
Editor:
Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Direktur Serikat Pemain Sepak Bola di Belanda, atau yang dikenal dengan nama Vereniging van Contractspelers (VVCS), Louis Everard menyoroti masalah yang sedang dialami bek Timnas Indonesia, Mees Hilgers dengan klubnya, FC Twente.
Diketahui bersama, masalah kontrak Mees Hilgers dengan FC Twente saat ini blum menemukan solusi yang tepat.
Pemain berusia 24 tahun itu ingin hengkang dan mencari klub baru pada musim panas kemarin, namun tidak berhasil dan bertahan di klub berjuluk De Tukkers itu.

Masa bakti atau kontrak Mees Hilgers menyisakan satu tahun di Enschede.
Tapi, kegagalan proses transfer selama jendela musim panas yang membuatnya bertahan di klub saat ini menyisakan pilu.
Pihak klub melalui direktur olahraganya tidak mengizinkan Mees Hilgers untuk bermain sebelum ia menandatangani perpanjangan kontrak.
Itu terjadi baik saat di era Josep Oosting maupun John van den Brom saat ini yang menjadi pelatih kepala.
Sudah enam pekan Eredivisie bergulir, Mees Hilgers tidak sekalipun mendapatkan menit bermain.
Baca juga: Mees Hilgers Cuma Bisa Posting di IG saat Twente Pesta Gol, sang Pelatih Buktikan Omongannya Benar
Alih-alih menit bermain, ia bahkan tidak masuk dalam line-up perrtandingan FC Twente dan hanya menjadi penonton di bench.
Kondisi ini menurut Everard adalah satu langkah yang tidak bisa dimaafkan.
Klub seakan menyalahgunakan wewenang mereka terhadap pemain.
"Sepertinya klub menyalahgunakan wewenangnya," ucap Everard kepada Voetbal International, dilansir Voetbal Primeur.
"Fakta bahwa dia tidak akan bermain kecuali kontraknya diperbaharui secara terbuka."
"Ini pada dasarnya perundungan. Ini tidak sesuai dengan praktik ketenagakerjaan yang baik, dan saya pikir ada dasar hukum untuk berbisnis di sini," jelasnya.
John van den Brom sejatinya ingin memberikan menit bermain kepada Mees Hilgers menyusul cederanya Stav Lamkin.
Tapi kembali lagi, John hanya bisa memainkan Mees jika pihak klub telah mengizinkannya untuk berada di lapangan.
Kasus yang dialami Mees Hilgers sejatinya bukan yang baru di Eredivisie atau sepak bola Eropa.
Everard juga memberikan contoh dari Ajax kepada para pemainnya.

Ada sekelompok pemain yang diizinkan untuk pergi justru dilarang masuk ke lapangan latihan dan harus melakukan semuanya secara terpisah.
"Kami sangat kecal dengan hal ini dan menyampaikannya kepada Ajax, karena ini jelas bukan cara yang baik untuk memperlakukan pemain."
"Ini sama saja dengan mengintimidasi pemain. Ironisnya, cara ini justru berhasil," tambahnya.
Ketegangan seperti ini juga terjadi di PSG dengan Kylian Mbappe beberapa waktu lalu.
Klub yang berinvestasi jutaan dolar, euro, atau pounds terhadap pemain tidak ingin kehilangan aset mereka secara gratis.
Harapannya, mereka bisa mendapatkan keuntungan dari investasi yang telah dilakukan selama mengembangkan pemain tersebut.
Kapten timnas Prancis tersebut menuntut bonus sebesar 55 juta Euro yang belum dibayarkan PSG, dan menimbulkan perselisihan antara kedua belah pihak terkait status bebas transfer.
Pada tahun 2023 terungkap bahwa Mbappe tidak berniat menggunakan opsi tersebut dalam kontraknya untuk tahun 2024.
PSG kemudian bersikeras. Mereka dengan Mbappe sempat memamerkan jersey bernomor punggung 2025.
Namun setelah itu, PSG memasukkannya ke dalam daftar transfer, dan Mbappe absen dalam beberapa pertandingan selama bursa transfer musim panas 2023.
Klub dari Arab Saudi sempat melayangkan penawaran 300 juta Euro, namun ditolak Mbappe.
Hingga akhirnya, Mbappe bergabung dengan Real Madrid pada musim panas 2024 secara gratis. Sementara PSG kehilangan investasi yang selama ini mereka kembangkan.
Di musim terakhirnya, Mbappe mengalami tekanan yang cukup besar dari atasannya, dan ada yang menyebutkan bahwa intimidasi moral telah diterima Mbappe, dari apa yang disampaikan pengacaranya, dilansir Voetbal International.
Di pengadilan, pengacara Mbappe menyebutkan bahwa kejadian itu adalah praktik yang memalukan dan tidak baik.
Sementara di Lyon terjadi keributan dengan Memphis Depay yang dinilai egois ketika ia pindah ke Barcelona dengan status bebas transfer.
Lalu belum lama ini, ada nama Chancel Mbemba yang mengajukan gugatan terhadap Marseille.
Pemain internasional Kongo itu pindah ke Lille dengan status bebas transfer setelah setahun absen dari Marseille.
Mbemba menolak transfer pada musim panas 2024 dan justru ingin menyelesaikan kontraknya.
Hasilnya, tidak ada menit bermain yang didapatkan oleh Mbemba pada musim 2024/2025.
Ia menuduh klub melakukan intimidasi psikologis.
(Tribunnews.com/Sina)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.