Liga Champions
PSG Kasih Paham Barcelona di Liga Champions, Lamine Yamal Terpaksa Jilat Ludahnya Sendiri
PSG secara tidak langsung memberi pelajaran berharga kepada Barcelona, Lamine Yamal jilat ludah sendiri.
TRIBUNNEWS.COM - PSG secara tidak langsung memberi pelajaran berharga kepada Barcelona setelah menang dramatis di matchday kedua Liga Champions, Kamis (2/10/2025) dinihari tadi.
Lamine Yamal selaku bintang Barcelona pun seakan dipaksa menjilat ludahnya sendiri gegara kekalahan tragis ini.
Ya, laga Barcelona vs PSG yang berlangsung di Stadion Olimpiade LluĂs Companys, berakhir pilu bagi El Barca.
Barcelona yang berstatus tuan rumah dipaksa menyerah oleh PSG dengan skor 1-2 di depan pendukungnya sendiri.
El Barca sebenarnya sempat berada di atas angin, setelah Ferran Torres mencetak gol pembuka skor menit ke-19.
Hanya saja, kelengahan lini belakang Barcelona dihukum lewat gol balasan PSG yang dicetak Senny Mayulu (38').
Situasi makin pelik bagi Barcelona setelah gawang mereka kembali bobol pada penghujung laga di babak kedua.
Ialah gol Goncalo Ramos yang menjadi biang kerok kekalahan perdana Barcelona di semua kompetisi musim ini.
Pemain Portugal itu sukses mengonversi assist ciamik dari Achraf Hakimi, untuk menjebol gawang Barcelona.
Baca juga: Luis Enrique Ungkap Titik Balik PSG hingga Mampu Meneruskan Tradisi atas Barcelona
Gol telat yang dicetak Goncalo Ramos yang berstatus pemain pengganti akhirnya menyegel kemenangan PSG.
PSG selaku juara bertahan pun menang dengan skor 1-2, sekaligus memberi pelajaran berharga ke Barcelona.
Khusus bagi Barcelona, hasil kekalahan melawan PSG ini jelas menjadi tamparan bagi tim besutan Hansi Flick.
Apalagi dalam laga ini, Barcelona bermain sebagai tuan rumah dengan menjamu PSG di depan pendukung sendiri.
Ditambah, Barcelona menghadapi PSG yang tidak tampil dengan kekuatan penuh dalam laga ini.
Hal ini lantaran trio penyerang PSG yakni Ousmane Dembele, Desire Doue dan Khvicha Kvaratskhelia cedera.
Bahkan, Marquinhos selaku kapten utama PSG juga absen dalam laga ini karena masalah yang sama.
Alhasil, kalah melawan PSG yang tidak diperkuat beberapa pemain kuncinya, patut disesalkan Barcelona.
Gegara kekalahan ini, Barcelona terpaksa harus melorot peringkatnya sampai ke posisi ke-16 klasemen.
Sementara, PSG yang berstatus juara bertahan berhak menempati peringkat ketiga, tepat dibawah Bayern Munchen dan Real Madrid yang mengisi posisi dua teratas klasemen sementara.
Kekalahan dramatis melawan PSG setidaknya menjadi tamparan keras khususnya bagi Lamine Yamal.
Lamine Yamal layak menjadi sosok utama yang harus menjilat ludahnya sendiri gegara kekalahan ini.
Dikatakan demikian, karena Lamine Yamal sempat berceloteh lewat sosial media pribadinya sesaat sebelum digelarnya laga antara Barcelona vs PSG, dinihari tadi.
Lewat story instagram pribadinya, Lamine Yamal mengirimkan pesan dengan isi yang menjelaskan dirinya telah kembali.
Tak hanya ia saja yang kembali, namun misinya untuk membawa Barcelona meraih kejayaan juga comeback.
Bahkan, Lamine Yamal juga sempat membuat story terbaru dengan menuliskan "Pressure?".
Berbagai unggahan story yang diupdate Lamine Yamal sebelum laga PSG itu seakan menjadi bukti bahwa ia sedang menabuh genderang perang dengan tim lawan.
Benar saja, ketika melawan PSG, Lamine Yamal hampir dikantongi Nuno Mendes yang mengawalnya di sisi sayap.
Meskipun sempat memperlihatkan skill elit pada awal laga, termasuk mengelabui Nuno Mendes, Lamine Yamal tak bisa berbuat banyak setelahnya, dan akhirnya tidak mampu menghindarkan timnya dari kekalahan.
Statistik mencatat Lamine Yamal kehilangan penguasaan bola sebanyak 20 kali, gagal melepaskan tembakan on target, serta tidak bisa menciptakan gol serta assist melawan PSG.
Sontak, setelah kekalahan melawan PSG, Lamine Yamal seperti menjadi bulan-bulanan, lantaran dirinya terlalu dianggap kelewat pede sebelum berlangsungnya pertandingan.
Barangkali ini bukan pertama kalinya bagi Lamine Yamal terpaksa harus menjilat ludahnya sendiri.
Hal ini karena pada momen-momen sebelumnya, Lamine Yamal kerapkali melemparkan psywar dengan cara yang sama sebelum laga, hingga ujungnya ia tidak bisa menghindarkan timnya dari kekalahan.
Seperti saat Yamal harus menerima kenyataan bahwa Spanyol dikalahkan Portugal di final UEFA Nations League.
Lalu, ada pula momen di mana saat Yamal dipaksa menelan pil pahit lantaran Barcelona disingkirkan Inter Milan di semifinal Liga Champions musim lalu.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.