Selasa, 11 November 2025

Jauhi Tekan Tombol ‘Send’ Email Jika Dikuasai Rasa Amarah

Menumpahkan amarah secara tidak langsung bisa saja dilakukan dengan menuliskan sepucuk email, menulis status di facebook, twitter, path

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-inlihat foto Jauhi Tekan Tombol ‘Send’ Email Jika Dikuasai Rasa Amarah
ilustrasi email

TRIBUNNEWS.COM – Kalau Anda sedang dilanda amarah kepada orang lain, sehingga membuat seluruh tubuh gemetar dan gigi geraham beradu, sebaiknya jangan tumpahkan emosi dan rasa marah itu secara langsung atau tidak langsung.

Misalnya dengan cara menantang orang yang membuat Anda marah dan mengajaknya berkelahi atau memukulinya atau bahkan, membunuhnya. Menumpahkan amarah secara tidak langsung bisa saja dilakukan dengan menuliskan sepucuk email, menulis status di facebook, twitter, path, dan sebagainya.

Mungkin, bisa juga ditulis di sebuah blog atau media lainnya, namun sebaiknya semua itu tidak dilakukan.

Meski demikian, kalau sudah dilakukan, sehingga Anda lega telah menumpahkan kekesalan Anda atau menulisnya dengan penuh emosi, semua bisa saja dilakukan, tapi jangan sekali-kali Anda menekan tombol send, sehingga membuat pesan Anda itu terkirim, Anda akan segera menyesal dalam waktu dekat atau di masa lainnya.

Mengapa demikian?

Sebagaimana dikutip dari Wall Street Journal, Selasa (11/8/2015), pakar psikologi kognitif dan profesor komunikasi‎ di Ohio State University in Columbus, ‎Brad Bushman memberikan alasan singkat.

"Menuliskan email berisi perasaan marah Anda itu memang membuat Anda lega, tapi membuat Anda lega tidak berarti, Anda akan sehat atau menjadi lebih sehat dari sebelumnya," katanya.

Kisah berikut bisa menjadi salah satu contohnya ketika Jason Bauman menuliskan sebuah surat kepada rekan kerjanya.

Dia menyatakan, atasannya tidak pernah menghargai jerih payahnya dengan melakukan semua pekerjaannya sampai selesai. Atasannya itu hanya mengkritik dan menyatakan ketidakpuasannya, sehingga membuatnya frustrasi.‎

Menurut Bauman, yang menuliskan email dalam beberapa ratus kata itu, ‎membuat dia lega, tapi kemudian, dia merasa sangat menyesalinya.

Dia menyatakan, supervisor-nya itu melakukan semua tekanan kepada dia semata-mata karena dia cemburu terhadap kesuksesan dirinya sebagai manager di perusahaan telepon selular (ponsel).

Supervisor itu dinilai tidak becus karena dirinya bisa menghasilkan banyak uang dibandingkan dengan pekerja-pekerja lainnya.

"Jadi dia merasa lebih baik dengan menekan tombol send di email," kata Brad Bushman, yang melanjutkan, ternyata semuanya keliru karena tidak lama kemudian, Bauman sangat menyesali tindakannya.‎

Sumber: Warta Kota
Tags
Email
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved