Kamis, 21 Agustus 2025

Alibaba Dirikan Toko Offline di China

Gerai toko Alibaba yang bernama Hema Store memudahkan pelanggan berbelanja seperti memesan secara online.

Editor: Choirul Arifin
FONOW
Hema Store telah beroperasi sejak tahun 2015 dan diklaim sebagai bagian dari upaya Alibaba untuk mengembalikan supermarket tradisional. 

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Bisnis penjualan secara online atau e-commarce telah menggeser cara berbelanja ke toko. Namun berniaga di pertokoan, tidak akan mati. Buktinya raksasa e-commarce Alibaba Group Holding Limited (Alibaba.com) justru membuka toko di China.

Alibaba mengumumkan pembukaan tiga supermarket baru di Beijing dan Shanghai pada Senin (17/7). Pembukaan toko tersebut dijelaskan Alibabasebagai langkah perusahaan untuk membaur pendapatan dari belanja onlinedan offline.

Langkah tersebut, sekaligus menjadi bagian dari strategi yang disebut Alibaba'ritel baru'. Gerai toko Alibaba yang bernama Hema Store memudahkan pelanggan berbelanja seperti memesan secara online.

Pelanggan dapat berbelanja makanan atau memesan barang belanjaan via telepon dan pembayaran lewat Alipay. Agar dapat dilayani, pelanggan perlu mendaftar keanggotaannya di Hema melalui akun Alibaba, Taobao, atau Alipay.

Hema Store telah beroperasi sejak tahun 2015 dan diklaim sebagai bagian dari upaya Alibaba untuk mengembalikan supermarket tradisional. Sampai saat ini sudah ada 13 toko yang berada di kota besar seperti Shanghai, Beijing dan Ningbo.

Daniel Zhang, CEO Alibaba Group menyebutkan, pencapaian tersebut sebagai masa depan dari bisnis ritel baru. "Strategi ini akan mengintegrasikan bisnis online dan offline secara harmonis. Hema adalah contoh utama dari evolusi ini," tandas Zhang seperti dikutip CNBC, Rabu (19/7/2017).

Langkah Alibaba membangun bisnis offline dipuji analis. Mereka menyebut strategi tersebut sebagai langkah Alibaba menguasai pasar ritel, salah satunya dengan membidik konsumen China yang masih suka berbelanja secara offline.

"Integrasi toko kelontong, bisnis layanan makanan dan restoran dengan teknologi dan e-commerce baru telah membentuk embrio ritel online (online-to-offline)," kata Julia Pan, analis UOB Kay Hian. Dia menambahkan,  pasar ritel online China masih di bawah penetrasi pada tingkat 15%. Sementara Alibabamemiliki pangsa pasar 11% dari total penjualan ritel di China.

Alibaba tak sendiran membangun bisnis offline. Awal tahun ini, Amazon berencana membeli Whole Foods Market, toko kelontong di Amerika Serikat seharga US$ 13,7 miliar.

 
Reporter: Mona Tobing 

Sumber: Kontan
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan