35 Tahun Terpisah, Nenek 100 Tahun Akhirnya Ketemu Anaknya
Kisah pilu berikut ini sungguh menyayat hati. Seorang ibu dan anak yang terpisah selama 35 tahun akhirnya bertemu kembali.
TRIBUNNEWS.COM, WONOGIRI - Kisah pilu berikut ini sungguh menyayat hati.
Seorang ibu dan anak yang terpisah selama 35 tahun akhirnya bertemu kembali.
Ibunya kini berusia lebih dari 100 tahun, sementara anaknya sudah beranjak tua.
Cerita ini dibagikan akun Uskub Muzamil di Facebooknya.
Ia menceritakan jika momen pertemuan ibu dan anak ini membuatnya bergetar.
Itu terjadi bulan Agustus kemarin.
Berikut kisahnya.
# Antara Bengkulu wonogiri #
Kutatapi wajah ibu itu yg merindukan putranya yg sudah 35 tahun terpisah.
Robbiii.....
Putar dengan volume yg besar dan dengarkan apa kata kata yg keluar dari mulut seorang ibu......
5-9-2017
Kemarin waktu ke Jawa dakwa di bulan Agustus, Saya butuh tenaga kerja untuk kebun.
Saya meminta teman di Bengkulu untuk mencarikan tenaga kerja tersebut.
Dari teman Saya, Saya dikenalkan dengan seorang pria bernama Pak Paidi.
Pak Paidi sejak tahun 1981 sudah merantau ikut tetangganya orang Wonogiri.
Namun, saat ditanya sudah berapa kali ia pulang ke Wonogiri, Pak Paidi mengaku belum pernah pulang kampung.
Hingga akhirnya saat ditanya mengenai kabar ibunya, Pak Paidi sontak menjawab tidak tahu.
Saya kaget dan bergeming dalam hati, tentu seandainya ibu Pak Paidi masih ada dan sehat ia bakal merindukan anaknya dan berharap bertemu dengan Pak Paidi.
Akhirnya berkat relasi, dan petunjuk alamat darinya Pak Paidi menyebutkan jika ia berasal dari Desa Puloharjo, Kecamatan Eromooko Wonogiri.
Dengan semua itu, saat kutanya dengan Pak Mamad seorang jemaah asal Majlis Rosho Pacitan yang memiliki percetakan dan sewa tenda di daerah tersebut.
Saya meminta tolong kepada Pak Mamad untuk mencarikan alamat keluarga Pak Paidi, karena jika memang benar ada. Mereka akan sangat bersyukur dipertemukan kembali.
Alhamdulillah, dalam waktu tiga hari ada petunjuk.
Kontak dari keluarga Pak Paidi dan Sayapun ditelpon dari pihak keluarga.
Kami akhirnya baru mengetahui jika ibunya masih hidup dan kini usianya 100 tahun lebih.
Ibunya mengaku sangat ingin bertemu dengan anaknya.
Setelah melalui cukup banyak proses, Pak Paidi sangat antusias bertemu ibunya.
Ketika pertemuan itu berlangsung, dengan mata berkaca-kaca Pak Paidi bertemu dengan ibunya, ditambah ia tak ingat lagi wajah ibunya.
Begitupun ibundanya ketika itu menangis tersedu sedu histeris seakan tak percaya kalau anak nya masih ada.
Karena selama ini dengan kondisinya yang tak bisa baca tulis, Pak Paidi hidup sebatangkara di Bengkulu.
Meskipun selama itu mereka tetap berusaha mencari kemana perginya Pak Paidi yang menghilang sejak 35 tahun lalu.
Walhasil tepat tgl 5 -9 2017 Saya bersama pak paidi terbang dari bandara fatmawati bengkulu menuju bandara adisumarmo solo dengan niat mempertemukan pak paidi dengan keluarganya. (*)