Jumat, 3 Oktober 2025

Karyawan Facebook Ternyata Dukung Kampanye #DeleteFacebook

Kasus pencurian data Facebook oleh firma analis Cambridge Analytica meruntuhkan kepercayaan para pengguna.

Editor: Fajar Anjungroso
ist
Facebook 

TRIBUNNEWS.COM - Kasus pencurian data Facebook oleh firma analis Cambridge Analytica meruntuhkan kepercayaan para pengguna.

Kampanye #DeleteFacebook pun menggema, di mana para pengguna berbondong-bondong menon-aktifkan akun mereka.

Bukan cuma dari kalangan masyarakat umum, para pekerja teknologi pun turut menggelorakan kampanye tersebut.

Sebanyak 31 persen yang turut serta pada kampanye #DeleteFacebook adalah mereka yang bekerja di industri teknologi.

Bahkan, dua persen pegawai Facebook memutuskan sikap untuk menghapus akun Facebook mereka.

Setidaknya begitu menurut survei yang digencarkan aplikasi “Blind”. Sekitar 2.600 orang menjadi objek survei dari 20 hingga 28 Maret 2018.

Secara berurutan, berikut urutan persentase pekerja teknologi yang hendak menghapus akun Facebook mereka, sebagaimana dihimpun , Sabtu (31/3/2018), dari BetaNews.

1. Microsoft (50 persen)

2. Snapchat (46 persen)

3. Uber (40 persen)

4. Google (38 persen)

5. Amazon (34 persen)

6. Facebook (2 persen)

Meski survei dari Blind tak bisa menjadi satu-satunya indikator, tetapi mampu memperlihatkan gambaran besar bahwa kepercayaan para pekerja teknologi ke Facebook sedikit banyak ikut luntur.

Sebanyak 50 juta data personal pengguna Facebook dicuri dan disimpan Cambridge Analytica. Firma tersebut bekerja untuk kampanye pemenangan Donald Trump pada Pilpres 2016 lalu.

Bukan cuma Cambridge Analytica, data pengguna Facebook juga ada dalam arsip Strategic Communications Laboratories (SCL). Keduanya adalah perusahaan yang berafiliasi.

Baca: Miras Oplosan Renggut Tujuh Nyawa Pemuda di Jakarta Timur, Empat Korban Kritis

Cambridge Analytica dan SCL diduga memperoleh data pengguna Facebook dari peneliti pihak ketiga bernama Aleksandr Kogan.

Ia bekerja di Global Scicence Research dan kerap menghadirkan survei terkait kepribadian yang tersebar masif di Facebook.

CEO Facebook, Mark Zuckerberg, mengakui kelalaian sistemnya. Ia meminta maaf lewat akun Facebook personalnya dan satu halaman koran di beberapa media besar. Ia juga berjanji akan memperbaiki sistem keamanan Facebook.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terungkap, 2 Persen Pegawai Facebook Siap Ikut #DeleteFacebook",

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved