Sagara Technology Solusi End to End untuk Perusahaan Go Digital
Diperkirakan bahwa setiap perusahaan akan mengalokasikan setidaknya 10% dari pendapatan mereka untuk mengeksekusi strategi
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- - Saat ini, setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menjadi yang terdepan untuk go digital. Berdasarkan studi terbaru dari International Data Corporation, total pengeluaran perusahaan untuk mewujudkan transformasi digital secara global akan mencapai Rp 28.000 triliun (USD 2 triliun) pada tahun 2022.
Diperkirakan bahwa setiap perusahaan akan mengalokasikan setidaknya 10% dari pendapatan mereka untuk mengeksekusi strategi digital sebagai investasi jangka panjang. Jika tidak melakukan transformasi bisnis, suatu perusahaan dapat tertinggal atau kalah dari kompetitor lainnya.
Memahami lanskap bisnis yang sedang berubah, Sagara Technology selaku perusahaan konsultan teknologi dan agensi produk digital hadir untuk menyediakan solusi end-to-end untuk mendukung para perusahaan dalam pengembangan teknologinya.
Baca: Viral Video Dance K-Pop BLACKPINK oleh Mahasiswa Baru di Acara Pengenalan Kampus Ternama di Bandung
Baca: Telkom CorpU Kembali Gelar PluggedIn 2019
Baca: Telkom University Berpotensi Hasilkan Mahasiswa Handal kata Jaleswari
Sagara Technology bergerak di bidang produksi dan pengembangan software, dengan layanan website development, e-commerce, pengembangan aplikasi Android dan IOS, big data, hingga pelatihan tenaga kerja IT.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 2014 oleh Adi Arriansyah, lulusan dari Telkom University, Bandung, atas hobinya di bidang komputer dan programming.
Selama kuliah, Adi sudah mulai mengerjakan proyek-proyek pembuatan produk digital dari dosennya. Ia pun sempat mengambil kesempatan untuk mengerjakan proyek startup di Singapura, hingga mengambil cuti kuliah.
Sekembalinya ke Indonesia, Adi memiliki segudang ilmu, proyek-proyek, dan pengalaman yang ingin didedikasikan untuk pertumbuhan teknologi di Tanah Air lewat Sagara Technology.
Menurut Adi, Sagara memiliki beberapa nilai plus yang sulit didapatkan dari software house lain di Indonesia. Yang pertama, Sagara menonjolkan pendekatan relationship-based dan fokus pada penyelesaian masalah.
Ketika klien meminta solusi tertentu, tim IT profesional dari Sagara akan melakukan analisis terlebih dahulu, untuk memastikan bahwa solusi tersebut relevan dengan masalah yang ingin diselesaikan. Bahkan, CEO Sagara selalu turun tangan untuk menangani klien dan memastikan eksekusi tim berjalan baik dari awal hingga produknya tuntas.
Sagara sendiri diperkaya oleh talenta lokal dengan segudang prestasi. Adi sendiri merupakan jebolan dari Founder Institute, sebuah program pelatihan entrepreneur asal Silicon Valley.
Baru-baru ini, Sagara juga berhasil menggaet Angga Fauzan, pria asal Boyolali yang sempat viral berkat prestasinya yang mendunia. Pria lulusan S2 dari Edinburgh University ini memegang posisi sebagai Chief Marketing Officer di Sagara.
“Sebagai perusahaan konsultan teknologi, kami bangga bisa memberikan kualitas pekerjaan internasional. Kami selalu menawarkan produk yang dinamis, menggunakan instrumen tech stack paling modern, seperti Node.js dan Express. Sementara, untuk pengembangan aplikasi, kami memfokuskan diri ke Native Apps, seperti Kotlin untuk Android, ataupun Swift untuk iOS,” ungkap Adi dalam rilisnya, Rabu (4/12/2019).
Karena layanan berkualitas tinggi tersebut, Sagara memiliki portfolio klien yang amat beragam, mulai dari kementrian RI, startup, hingga korporat ternama. Beberapa diantaranya adalah: Ruangguru, Blue Bird, Qlue, Kementerian Pendidikan, Cartenz Group, Qatar National Bank, Telkomsel, hingga Boston Consulting Group.
Iman Usman, founder dari Ruangguru, salah satu platform pendidikan online terbesar di Indonesia, menyatakan apresiasi atas kolaborasinya dengan Sagara.
“Kami bekerja bersama Sagara untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan menambah fitur-fitur baru dalam website Ruangguru.com. Mereka sangat responsif dan profesional, sehingga bisa mengeksekusi semua rencana kami dengan baik,” kata Iman.