Selasa, 19 Agustus 2025

Pasar Non-Fungible Token Memanas, Investor Perlu Waspada

Non-Fungible Token, sebuah teknologi kripto laiknya sebuah sertifikat keaslian digital yang akan menjamin kepemilikan resmi aneka karya virtual

Editor: Eko Sutriyanto
ist
Gabriel Rey, CEO platform jual beli Bitcoin Triv.co.id 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Dunia asset kripto kembali gempar ketika pada 11 Maret 2021 lalu sebuah karya seni digital, Everydays, the First 5,000 Images karya desainer grafis, Michael “Beeple “ Joseph Winkelmann sukses terjual dengan nilai fantastis, USD 69 juta atau Rp994 milyar melalui balai lelang kesohor internasional Christie’s.

Penjualan itu menandakan memanasnya kembali pasar NFT (Non-Fungible Token).

NFT sendiri singkatan dari Non-Fungible Token, sebuah teknologi kripto laiknya sebuah sertifikat keaslian digital yang akan menjamin kepemilikan resmi pihak yang memiliki aneka karya virtual seperti foto, video, animasi dan lain sebagainya melalui teknologi blockchain.

Sebelumnya, NFT naik daun setelah terjadinya fenomena meledaknya nilai CryptoPunks, platform seni untuk koleksi aneka aset digital berupa gambar, dan CryptoKitties game digital yang memungkinkan pemeliharaan dan kepemilikan kucing digital melalui Ethereum, pada tahun 2017 silam.

Kini NFT kembali popular di ranah seni digital dengan nilai yang diprediksi mencapai milyaran rupiah.

Baca juga: Demi Efisiensi Transaksi Kripto, Cook.Protocol Dibangun di Blockchain Velas

Gabriel Rey, CEO Triv.co.id  mengatakan, meskipun NFT tengah melambung namun, seorang investor asset kripto harus tetap menjaga kehati-hatian dalam mengelola portfolionya agar tidak terjerumus dan kehilangan nilai investasinya.

Rey mengatakan, di tengah panasnya pasar NFT, para pembelinya harus tetap memakai kepala dingin dalam berinvestasi.

“Sebagai pelaku pasar aset kripto saya menyambut baik fenomena NFT ini," kata ,” ungkap Rey dalam keterangannya hari ini (31/3/2021).

Pasalnya hal ini akan meningkatkan valuasi dan perhatian terhadap aset kripto tersebut dan pemain di NFT ini akan bertumbuh pesat bak cendawan di musim hujan.

"Yang dikhawatirkan, bisa saja akan muncul pihak-pihak yang sekadar membonceng ‘permainan baru’ ini dan ingin mendapatkan keuntungan sesaat," katanya

Pendapat Rey tersebut berdasarkan pada analisisnya atas data Google Trends terkini.

Baca juga: Pendaftaran BLT UMKM Rp 1,2 Juta Dapat Diakses, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Pasalnya, antusiasme atas asset NFT saat ini menyerupai animo yang sama di tahun 2017 ketika bermunculan sejumlah “aset kripto abal-abal” melalui berbagai ICO (Initial Coin Offerings).

Ketika itu, para penerbit aset kripto abal-abal tersebut menjanjikan keuntungan selangit namun tidak sedikit yang menghilang begitu saja dan bahkan dijadikan kedok kejahatan skema ponzi.

“Di pasar NFT saat ini, hal yang serupa bisa terjadi. Misalnya, bagaimana Anda bisa menjamin NFT itu bisa laku terjual kembali di masa depan, setelah Anda beli. Hal lainnya, bagaimana Anda meyakini, bahwa aset kripto yang terkait langsung dengan NFT bisa memiliki nilai tambah di masa depan,” kata Rey.

Rey turut memberikan saran bagi peminat NFT.

“Jika tetap berminat mengoleksi NFT, maka investor harus membeli NFT seni digital bermutu tinggi, dengan cara memastikan rekam jejak dari seniman pembuatnya, dan pihak yang menjadi perantara dan kurator karya digital tersebut,” urainya.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan