Waspada, Peretas Kripto Sudah Merambah Telegram
Telegram kini menjadi platform terbaru yang diburu oleh para peretas kripto.
Penulis:
Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor:
Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Telegram kini menjadi platform terbaru yang diburu oleh para peretas kripto. Aplikasi ini merupakan salah satu alat komunikasi paling umum di komunitas kripto.
Namun, akhir-akhir ini Telegram telah dipenuhi oleh scammer Cryptocurrency yang menggunakan bot jahat untuk menipu investor agar memberikan OTP (One Time Password).
Peretas kemudian menggunakan OTP untuk mengunci pengguna asli dari akun mereka, menuntut uang tebusan dalam cryptocurrency atau mencuri harta benda mereka. Bot bahkan tersedia untuk dijual di Telegram dengan harga sekitar 300 dolar AS sebulan.
Peretas bahkan mencuri kripto dari peretas lain di aplikasi perpesanan instan melalui malware! Menurut TechRadar.
Baca juga: AS Wajibkan Perusahaan Kripto Buka Data Transaksi untuk Antisipasi Pencucian Uang
Malware tersebut menyamar sebagai perangkat lunak dengan menggunakan kata sandi untuk meretas akun perbankan, kencan, dan media sosial. Setelah peretas wannabe menjalankan programnya, malware pencuri kripto dipasang di perangkat mereka/
Baca juga: Mampukah India Saingi Tren Kripto dengan Rupee Digital?
Yang lebih memprihatinkan adalah bot secara otomatis membuat para peretas lebih mudah menyelesaikan pekerjaan mereka.
Berikut daftar Do's and Don't oleh platform bug bounty utama Immunefi untuk menghindari scammed di Telegram (atau hampir semua platform lainnya):
1. Siapkan Otentikasi 2FA atau Dua Faktor
2. Jangan bocorkan informasi pribadi Anda di media sosial
3. Periksa pengaturan privasi
4. Nonaktifkan panggilan P2P untuk semua orang
5. Jangan buka file yang dapat diakses oleh pengguna lain
6. Hati-hati terhadap peniruan identitas