Elon Musk Tepis Isu Bakal PHK Karyawan Twitter untuk Hindari Pembayaran
Elon Musk, membantah sebuah laporan New York Times bahwa ia berencana untuk memberhentikan pekerja Twitter
Penulis:
Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – CEO Tesla yang juga sebagai pemilik baru Twitter, Elon Musk, membantah sebuah laporan New York Times bahwa ia berencana untuk memberhentikan pekerja Twitter sebelum awal bulan depan untuk menghindari pembayaran.
Seperti diketahui, surat kabar The New York Times pada akhir pekan lalu melaporkan bahwa Musk telah memerintahkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran untuk seluruh karyawan Twitter.
Surat kabar itu mengatakan bahwa PHK akan dilakukan sebelum 1 November 2022, ketika para pekerja akan menerima hibah saham di perusahaan sebagai bagian utama dari kesepakatan gaji mereka.
Pengambilalihan tersebut telah mendorong diskusi di antara pengguna Twitter tentang seperti apa platform itu di bawah kepemilikan Musk.
Baca juga: Harga Dogecoin Melesat 70 Persen Usai Elon Musk Ambil Alih Twitter
Dikutip dari BBC, Senin (31/10/2022) beberapa pengguna Twitter telah menyuarakan keprihatinan bahwa kebebasan berbicara yang lebih lunak akan membuat orang mudah melakukan ujaran kebencian atau bahkan disinformasi dapat diizinkan kembali ke platform.
Sementara itu, Musk mengatakan bahwa dia tidak ingin platform tersebut menjadi ruang gema untuk kebencian dan perpecahan.
"Twitter bukanlah platform untuk menyuarakan ujaran kebencian, di mana apa pun dapat dikatakan tanpa konsekuensi,” tweet Musk.
Secara terpisah, Musk juga berencana untuk merevisi kebijakan "tanda centang biru" kepada pengguna Twitter yang telah diverifikasi.
"Seluruh proses verifikasi sedang dirubah sekarang", kata Musk tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Sebelumnya telah dilaporkan bahwa Twitter berencana untuk membebankan biaya kepada pengguna untuk diverifikasi.