Kamis, 14 Agustus 2025

PHK Twitter Berlanjut, 90 Karyawan di India Dipecat Elon Musk

Elon Musk tak menjelaskan alasan mengapa pihaknya melakukan pemangkasan massal di kantor cabang India

Pinterest
Elon Musk, CEO Tesla Inc dan SpaceX yang kini resmi beli Twitter. Aksi pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan Elon Musk pada karyawan Twitter kembali berlanjut 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI – Aksi pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan Elon Musk pada karyawan Twitter kembali berlanjut, usai memecat 3.700 orang di kantor yang berbasis di San Francisco, kini miliarder kondang ini kembali mengurangi 90 persen stafnya di India.

“Sekitar 70 persen dari pemutusan hubungan kerja di India berasal dari tim produk dan teknik yang bekerja dengan mandat global,Sisanya berasal dari tim pemasaran, kebijakan publik dan komunikasi perusahaan, kata orang-orang,” kata salah satu sumber kepercayaan Bloomberg.

Imbas dari pemecatan tersebut jumlah staf Twitter yang ada di India saat ini hanya tersisa 12 pekerja dari sebelumnya berjumlah 200 karyawan.

Baca juga: Twitter Minta Puluhan Karyawan yang Dipecat untuk Kembali Bekerja

Elon Musk tak menjelaskan alasan mengapa pihaknya melakukan pemangkasan massal di kantor cabang India. Namun menurut informasi yang beredar pemecatan tersebut dilakukan karena adanya masalah sensitivitas.

India menjadi salah satu negara dengan  percakapan politik paling panas di Twitter. Pasalnya, pihak-pihak yang bersaing di India secara terus menerus melontarkan tuduhan dan saling menuduh menyebarkan informasi yang salah (hoaks).

Masalah ini kian diperparah dengan adanya pengetatan peraturan konten yang diberlakukan pemerintah India hingga mengekang sejumlah perusahaan teknologi untuk berkembang  termasuk Twitter.

Baca juga: Mantan Eksekutif: Elon Musk Tidak Tahu Apa yang Dia Lakukan pada Twitter

Sejumlah alasan tersebut yang kemudian mendorong Musk untuk melakukan regenerasi anggota serta memoderasi kebijakan baru pada perusahaan yang berlokasi di New Delhi. Dengan tujuan untuk menciptakan berbagai  fitur anyar yang dapat menunjang laba perusahaan.

Terlebih sejak  2010 hingga 2021 pendapatan Twitter hanya mencatatkan pendapatan 25 miliar dolar AS, jumlah tersebut menyusut drastis lantaran perusahaan mengalami pembengkakan biaya hingga 7,8 miliar dolar AS untuk penelitian dan pengembangan.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan