Tajir Melintir saat Pandemi, Kekayaan CEO Zoom Eric Yuan Mulai Tergerus, Ratusan Karyawan Kena PHK
Zoom mulai melakukan PHK ratusan karyawan hingga pemangkasan gaji eksekutif. kekayaan Eric Yuan mulai tergerus
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Sempat menjadi miliarder dadakan setelah platform besutannya jadi penyedia layanan video conference paling terpopuler di dunia saat pandemi Covid-19, kini Eric Yuan CEO Zoom Video Communications Inc harus menelan kekecewaan akibat dilanda krisis pendapatan.
Terakhir, Zoom mulai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) ratusan karyawan hingga pemangkasan gaji eksekutif sebagai dampak dari anjloknya pendapatan.
Pelonggaran nol-Covid yang diberlakukan sejumlah negara dengan menghapus kebijakan work from home atau bekerja dari rumah, belakangan telah membuat Zoom mulai kehilangan pelanggan hingga aplikasi video conference ini gagal mencatatkan lonjakan laba selama beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Pendapatan Anjlok, Zoom PHK 1.300 Karyawan, Bonus Dihapus, Gaji Bos Dipangkas
Kondisi ini berbanding terbalik dengan pendapatan Zoom di awal pandemi yang sanggup melonjak hingga 355 persen year on year (YoY) hanya dalam hitungan bulan. Ini terjadi lantaran selama pandemi jutaan orang bergantung pada konferensi atau pertemuan virtual.
Situasi tersebut dimanfaatkan aplikasi Zoom untuk mempermudah masyarakat dunia menggelar pertemuan dan menjalin komunikasi tanpa harus melakukan tatap muka.
Bloomberg mencatat selama kuartal II 2020 Zoom berhasil menarik hampir 105.000 pelanggan baru. Meski terlihat kecil, namun jumlah tersebut sukses membuat pendapatan Zoom naik 81 persen.
Tak berselang lama dari itu Zoom kembali mengalami lonjakan pendapatan hingga laba perusahaan naik 663,5 juta dolar AS, sementara harga saham Zoom melesat diatas 0,92, dolar AS mengungguli perkiraan Wall Street yang mematok harga di kisaran 0,45 dolar AS. Sinyal positif ini yang mendorong Eric Yuan sukses menyandang gelar miliarder dadakan
Perjalanan Eric Yuan
Lahir di Tai'an, Provinsi Shandong, China tahun 1970, pria berusia 53 tahun ini besar bukan dari keluarga konglomerat. Meski orang tua Yuan merupakan seorang insinyur pertambangan, namun sejak duduk di sekolah dasar Yuan terbiasa hidup mandiri dengan mengumpulkan sisa-sisa konstruksi untuk di daur ulang menjadi tembaga.

Setelah lulus dari bangku sekolah, Yuan melanjutkan pendidikannya di Universitas Pertambangan dan Teknologi China di Beijing dengan bidang teknik geologi. Tak cukup dengan satu gelar Yuan kembali menimba ilmu di bidang matematika terapan dari Universitas Sains dan Teknologi Shandong.
Usai merampungkan sekolahnya, Yuan lantas pindah ke Silicon Valley, California pada 1997 untuk mengembangkan perangkat lunak video conference agar bisa bertemu pacarnya yang tinggal jauh sekitar 10 jam perjalanan dengan kereta.
Akibat keterbatasan bahasa, Yuan memutuskan untuk bekerja di sebagai teknisi di sebuah startup konferensi web bernama WebEx. Siring berjalannya waktu jabatan Yuan naik menjadiWakil Presiden bidang teknik dengan gaji mencapai 6 digit.
Setelah mengabdikan diri selama bertahun – tahun Yuan akhirnya pamit dan mencoba mendirikan perusahaannya sendiri yaitu Zoom Video Communications.
Masa Kejayaan Eric Yuan
Selama pandemi harga saham Zoom terus mencatatkan kenaikan melonjak diatas 50 persen hanya dalam kurun waktu setahun terakhir, hingga Zoom memiliki lebih dari 30.000 klien korporat termasuk Samsung, Uber, Walmart, dan Capital One, menurut Forbes.
Sinyal positif ini tak hanya membuat perusahaan bernilai jual 35 miliar dolar AS, namun mendorong Yuan untuk terus meruap pundi-pundi kekayaan.
Diperkirakan selama masa kejayaannya di tahun 2020 harta Yuan melonjak sebesar 6,6 miliar dolar AS. Dorongan tersebut bahkan membuat Yuan berhasil menyandang sebagai CEO berusia 50 tahun dengan harta 23 miliar dolar AS, menurut Bloomberg Billionaires Index.
Baca juga: Profil Eric Yuan, Pendiri Aplikasi Zoom yang Raih Keuntungan Rp 66 Triliun Berkat Social Distancing
Kebangkrutan Eric Yuan
Sayangnya masa kejayaan Yuan harus berakhir setelah beberapa pemain baru di aplikasi rapat virtual muncul, dengan menawarkan layanan lebih lengkap dan inovatif, mereka perlahan membuat posisi platform Zoom mulai tergeser.
Kondisi ini kian diperparah dengan adanya penghapusan pembatasan Covid yang kemudian mendorong perusahaan besar seperti Google, Microsoft dan Apple untuk mulai mewajibkan karyawannya kembali bekerja di kantor.
Serangkaian tekanan ini lantas membuat saham Zoom selama tiga bulan terakhir anjlok, sebanyak 7 persen. Penurunan ini bahkan diproyeksikan bertambah hingga tembus 8 persen pada tahun 2023 mendatang.
Proyeksi ini juga dibenarkan oleh Kepala keuangan Zoom, Kelly Steckelberg yang mengungkap pendapatan tahunan perusahaan akan menyusut antara 4,39 miliar dolar AS hingga 4,40 miliar dolar AS. Jumlah tersebut terpaut jauh bila dibandingkan dengan perkiraan awal, dimana investor memperkirakan bahwa pendapatan zoom dipatok sebesar 4,53 miliar dolar AS hingga 4,55 miliar dolar AS.
Hingga Zoom terpaksa mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 1.300 staf atau sekitar 15 persen dari semua total karyawan globalnya. Sebagai strategi untuk menekan pembengkakan biaya ditengah ancaman krisis.
Selain memicu PHK massal imbas anjloknya pendapatan perusahaan selama satu tahun terakhir juga telah membuat harta kekayaan sang CEO susut, tak dijelaskan secara rinci berapa kerugian dan total kekayaan yang kini dimiliki Yuan. Namun menurut informasi yang beredar kemerosotan saham dan laba Zoom, telah memangkas sebagian besar harta milik Eric Yuan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.