Jumat, 22 Agustus 2025

Legislator Ingatkan Pentingnya Etika Bermedia Sosial di Perkembangan Era Digital

Tanpa etika yang baik, media sosial dapat menjadi sarana untuk menyebarkan informasi palsu, menyebarkan kebencian dan mengintimidasi orang lain.

istimewa
Ilustrasi. Anggota Komisi I DPR RI Lodewijk F Paulus mengingatkan masyarakat pengguna internet mengedepankan etika bermedia sosial di era digital yang makin berkembang. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Lodewijk F Paulus mengingatkan masyarakat pengguna internet mengedepankan etika bermedia sosial di era digital yang makin berkembang.

Menurutnya, media sosial telah menjadi budaya baru dalam kehidupan bermasyarakat.

“Etika bermedia sosial sangat penting dalam era digital saat ini. Dalam dunia yang semakin terhubung, media sosial telah menjadi platform utama bagi masyarakat untuk berinteraksi, berbagi informasi, dan membangun jejaring sosial,” kata Lodewijk dalam webinar Aptika Kemkominfo Selasa (18/4/2023).

Baca juga: Enam Etika Bermedia Sosial yang Perlu Dipahami Generasi Z di Era Digital

“Tanpa etika yang baik, media sosial dapat menjadi sarana untuk menyebarkan informasi palsu, menyebarkan kebencian dan mengintimidasi orang lain,” ungkapnya.

Legislator Golkar itu menegaskan etika bermedia sosial perlu ditanamkan pada diri manusia, dengan harapan timbul rasa bertanggung jawab dan bijak dalam menggunakan jejaring sosial.

“Apabila seseorang menggunakan sosial medianya dengan penerapan etika yang baik, maka beragam informasi yang disajikannya juga akan bernilai baik,” urai Lodewijk.

Dari total populasi penduduk di Indonesia yaitu sekitar 270 juta sekian, 77 persennya terkoneksi dengan internet, atau dengan kata lain menggunakan media sosial.

Dengan adanya media sosial mampu memberikan informasi-informasi yang sangat luas, masyarakat dapat mengetahui informasi dari berbagai macam negara.

Salah satu dampak dari media sosial adalah masuknya budaya asing ke dalam negeri yang mampu menggeser budaya lama atau ke arifan lokal dari negara kita sendiri.

Berdasarkan data penelitian, dari 270 juta populasi manusia di Indonesia, terdapat kurang lebih 167 juta orang yang rentan terpengaruh oleh budaya asing.

Lebih lanjut Lodewijk menyampaikan terkait Fenomena Media Sosial Media sosial dianggap lebih emansipatif, dan egalitier karena dapat langsung menyuarakan suara ke ranah public.

Dengan cakupannya yang luas, membuat seluruh elemen mampu mengaksesnya, oleh karena itu media sosial dianggap salah satu cara yang efektif dalam menyampaikan argument. Diluar dari sisi positif penggunaan media sosial, media sosial pastinya memiliki dampak negatif juga.

Oleh karena itu, penggunaan media sosial harus digunakan secara bijak.

Media sosial juga dapat merubah budaya yang ada pada negara Indonesia sendiri.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan