Legislator Ingatkan Pentingnya Etika Bermedia Sosial di Perkembangan Era Digital
Tanpa etika yang baik, media sosial dapat menjadi sarana untuk menyebarkan informasi palsu, menyebarkan kebencian dan mengintimidasi orang lain.
Penulis:
Reynas Abdila
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Lodewijk F Paulus mengingatkan masyarakat pengguna internet mengedepankan etika bermedia sosial di era digital yang makin berkembang.
Menurutnya, media sosial telah menjadi budaya baru dalam kehidupan bermasyarakat.
“Etika bermedia sosial sangat penting dalam era digital saat ini. Dalam dunia yang semakin terhubung, media sosial telah menjadi platform utama bagi masyarakat untuk berinteraksi, berbagi informasi, dan membangun jejaring sosial,” kata Lodewijk dalam webinar Aptika Kemkominfo Selasa (18/4/2023).
Baca juga: Enam Etika Bermedia Sosial yang Perlu Dipahami Generasi Z di Era Digital
“Tanpa etika yang baik, media sosial dapat menjadi sarana untuk menyebarkan informasi palsu, menyebarkan kebencian dan mengintimidasi orang lain,” ungkapnya.
Legislator Golkar itu menegaskan etika bermedia sosial perlu ditanamkan pada diri manusia, dengan harapan timbul rasa bertanggung jawab dan bijak dalam menggunakan jejaring sosial.
“Apabila seseorang menggunakan sosial medianya dengan penerapan etika yang baik, maka beragam informasi yang disajikannya juga akan bernilai baik,” urai Lodewijk.
Dari total populasi penduduk di Indonesia yaitu sekitar 270 juta sekian, 77 persennya terkoneksi dengan internet, atau dengan kata lain menggunakan media sosial.
Dengan adanya media sosial mampu memberikan informasi-informasi yang sangat luas, masyarakat dapat mengetahui informasi dari berbagai macam negara.
Salah satu dampak dari media sosial adalah masuknya budaya asing ke dalam negeri yang mampu menggeser budaya lama atau ke arifan lokal dari negara kita sendiri.
Berdasarkan data penelitian, dari 270 juta populasi manusia di Indonesia, terdapat kurang lebih 167 juta orang yang rentan terpengaruh oleh budaya asing.
Lebih lanjut Lodewijk menyampaikan terkait Fenomena Media Sosial Media sosial dianggap lebih emansipatif, dan egalitier karena dapat langsung menyuarakan suara ke ranah public.
Dengan cakupannya yang luas, membuat seluruh elemen mampu mengaksesnya, oleh karena itu media sosial dianggap salah satu cara yang efektif dalam menyampaikan argument. Diluar dari sisi positif penggunaan media sosial, media sosial pastinya memiliki dampak negatif juga.
Oleh karena itu, penggunaan media sosial harus digunakan secara bijak.
Media sosial juga dapat merubah budaya yang ada pada negara Indonesia sendiri.
Menko Pangan: Anggaran Kopdes Desa Merah Putih Tidak Langsung dari APBN |
![]() |
---|
Bitcoin Sentuh Rekor Baru di Level 124 Ribu Dolar AS, Didorong Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga AS |
![]() |
---|
CSR Desa Sejahtera, SnackVideo Dukung Pendidikan Berkualitas & Literasi Digital di Banyumas |
![]() |
---|
Menteri Imipas: Pengawasan WNA Dilakukan Secara Humanis, Solutif dan Berorientasi pada Pelayanan |
![]() |
---|
Tri Ajak Anak Muda Merdeka dari Ancaman Digital Lewat Tri AI: Anti Spam/Scam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.