Lokal Asri
Sisi Gelap Data Center, Diam-diam Ancam Kelestarian Lingkungan
Meskipun memiliki posisi vital dalam mendukung era digital, data center juga menimbulkan potensi ancaman terhadap kelestarian lingkungan.
Editor:
Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Saat ini, dunia digital telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia, layaknya kulit yang melekat pada tubuh. Hampir seluruh sektor telah terintegrasi dengan teknologi digital karena peranannya yang sangat krusial.
Hal ini tidak terlepas dari berbagai kemudahan yang ditawarkan, seperti kemudahan dalam menyimpan dan mengakses data melalui layanan penyimpanan digital seperti cloud. Berkat teknologi ini, penyimpanan dan pencarian data dapat dilakukan secara cepat dan efisien, berbeda dengan masa lalu yang masih mengandalkan metode penyimpanan dan pencarian manual.
Di balik kemudahan layanan cloud dalam menyimpan data, mungkin jarang terlintas pertanyaan: di manakah sebenarnya data tersebut disimpan? Seluruh informasi yang kita unggah ke cloud sejatinya tersimpan dalam sebuah fasilitas bernama pusat data atau data center.
Apa Itu Data Center?
Secara umum, data center adalah fasilitas fisik yang digunakan untuk menyimpan, memproses, dan mendistribusikan data digital dalam jumlah besar. Di dalamnya terdapat ribuan hingga jutaan server yang beroperasi secara terus-menerus untuk memastikan layanan digital tetap berjalan tanpa gangguan.
Data center merupakan infrastruktur penting yang mendukung berbagai sektor, termasuk pemerintahan, kesehatan, pendidikan, bisnis, dan hiburan. Tanpa keberadaan fasilitas ini, ekosistem digital kemungkinan besar tidak akan dapat berfungsi.
Pengaruh Data Center Terhadap Lingkungan
Jika melihat dari fungsinya, data center dapat diibaratkan sebagai “jantung” dari dunia digital. Peranannya yang krusial dalam menjaga keberlangsungan ekosistem digital menjadikannya elemen yang tidak boleh diabaikan, serta harus senantiasa dijaga keamanannya agar terhindar dari gangguan.
Meskipun memiliki posisi vital dalam mendukung era digital, kehadiran data center juga menimbulkan potensi ancaman terhadap kelestarian lingkungan. Fasilitas ini menyimpan berbagai permasalahan lingkungan yang tidak dapat diabaikan dan berpotensi memberikan dampak serius terhadap keberlanjutan ekosistem.
Baca juga: Pebisnis Infrastruktur Digital Kumpul Bahas Tren Pasar Data Center
Menurut penelitian yang dilakukan oleh UC Riverside, aktivitas menggunakan ChatGPT sebanyak 20 hingga 50 kueri (permintaan informasi atau pertanyaan yang diajukan kepada sistem atau sumber data) dapat mengonsumsi air bersih dalam jumlah yang setara dengan satu botol.
Air tersebut digunakan untuk proses pendinginan server serta perangkat pendukung lainnya. Kondisi ini berpotensi meningkatkan konsumsi air secara keseluruhan, yang pada akhirnya dapat menimbulkan tekanan terhadap ketersediaan sumber daya air di lingkungan.
Selain itu, data center juga menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan lainnya. Mengutip informasi dari TechTarget, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Konsumsi Energi
Data center membutuhkan pasokan energi dan listrik dalam jumlah besar untuk mengoperasikan berbagai komponen, mulai dari server, perangkat penyimpanan, serta peralatan jaringan, hingga infrastruktur pendukung lainnya. Secara khusus, server memerlukan energi yang cukup besar agar dapat beroperasi secara optimal.
2. Penggunaan Lahan
Pemilihan lokasi dan metode pembangunan data center dapat memberikan dampak signifikan terhadap lingkungan sekitar. Meskipun data center berskala kecil umumnya hanya memerlukan lahan sekitar 100.000 kaki persegi, data center berukuran besar bisa memerlukan hingga jutaan kaki persegi.
Luasnya area yang dibutuhkan berpotensi mengakibatkan alih fungsi lahan secara masif, yang dapat mengancam keanekaragaman hayati setempat serta menimbulkan berbagai dampak lingkungan yang merugikan.
3. Limbah Elektronik dan Limbah Beracun
Data center terdiri atas sejumlah besar server dan perangkat komputasi lainnya. Komponen-komponen seperti kabel dan peralatan yang sudah tidak berfungsi atau mengalami kerusakan pada akhirnya akan menjadi limbah elektronik.
Limbah jenis ini mengandung zat berbahaya seperti timbal, merkuri, dan kadmium yang berpotensi mencemari lingkungan apabila tidak ditangani secara tepat.
4. Emisi Gas Rumah Kaca
Data center merupakan fasilitas yang membutuhkan konsumsi energi tinggi untuk mengoperasikan server, sistem pendingin, serta berbagai infrastruktur pendukung lainnya.
Penggunaan energi ini menghasilkan emisi gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap percepatan perubahan iklim, peningkatan suhu global, serta sejumlah dampak merugikan lainnya bagi lingkungan.
Peran data center dalam mendukung aktivitas digital tidak dapat disangkal. Namun demikian, dampak negatifnya terhadap lingkungan juga perlu mendapat perhatian serius.
Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi berkelanjutan agar operasional data center tetap memberikan manfaat bagi manusia tanpa menimbulkan kerusakan terhadap bumi yang kita huni.
#LokalAsri #ArahkanAksiAsrikanIndonesia #TribunNetwork #MataLokalMenjangkauIndonesia
Baca juga: Pertumbuhan Data Center Ikut Menggerakkan Pertumbuhan Ekonomi dan Bisnis Indonesia
Artikel ini merupakan bagian dari inisiatif Lokal Asri yang berfokus pada lokalisasi nilai-nilai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pelajari selengkapnya!
Lokal Asri
5 Gunung Berbalut Kisah Mistis di Balik Keindahan Alam Indonesia |
---|
Kemitraan Indonesia - PBB Diperbarui, Siap Dorong Agenda SDGs hingga 2030 |
---|
Penasihat Muda Sekjen PBB, Ada Tokoh Muda Perubahan Iklim Indonesia |
---|
Misteri Segitiga Bermuda Ada di Alam Indonesia? Perairan Masalembo Namanya! |
---|
6 Geopark Alam Indonesia yang Mendunia, Dapat Pengakuan dari UNESCO! |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.