Rabu, 1 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Timnas Indonesia

Polemik JIS Tak Layak FIFA Matchday, Dari JIS Semestinya Era Baru Sepakbola Indonesia Bermula

Jika stadion seperti JIS disebut hanya cocok di kota-kota besar seperti Madrid, London, atau Milan–yang punya stadion besar nan megah, tentulah keliru

AFP/ADEK BERRY
Foto udara memperlihatkan Jakarta International Stadium (JIS) yang baru selesai dibangun untuk menggelar pertandingan sepak bola dan konser musik, di Jakarta Utara, Minggu (17/4/2022). Belakangan, PSSI menilai stadion JIS belum memenuhi kelayakan yang diperlukan guna menggelar laga FIFA Matchday antara Timnas Indonesia melawan Timnas Curacao. 

Dari JIS Semestinya Era Baru Sepak Bola Indonesia Bermula

Oleh Beni Kusuma

Urban Explorer

KEPUTUSAN Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) membatalkan pertandingan persahabatan antara timnas Indonesia melawan tim nasional Curacao, negeri di kawasan Karibia, Amerika Tengah, di Jakarta International Stadium (JIS), menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat pecinta sepakbola.

Satu sebabnya karena PSSI menyebut stadion yang berkapasitas 82 ribu penonton itu tidak memenuhi standar yang ditetapkan Badan Sepak Bola Dunia atau FIFA.

Terlebih saat PSSI berniat menentukan Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat sebagai satu di antara opsi venue pengganti laga yang semula akan digelar di JIS pada 27 September mendatang itu.

Baca juga: Polemik JIS Dianggap Tak Layak FIFA Matchday, Kaesang Lempar Kelakar: Ganti Nama, Auto Standar FIFA

Baca juga: Singgung JIS Ada di Tengah Pemukiman Padat Penduduk, Sekjen PSSI: Kami Siap Renov Stadion Pakansari

Mereka, para penggemar sepak bola, pun mempertanyakan keputusan tersebut.

Bukan apa-apa. Siapa pun tahu kondisi stadion itu. Saat turun hujan lebat misalnya, kondisi lapangan di stadion itu , kata netizen: berubah layaknya pertandingan di sawah.

Gambar atau video soal itu berseliweran di media sosial.

“Mungkin ini yang dimaksud PSSI dengan sesuai standar FIFA,” sindir seorang netizen di Twitter, beberapa hari lalu.

Baca juga: Lebih Dipilih PSSI Ketimbang JIS, Begini Kondisi Stadion Pakansari Saat Diguyur Hujan Lebat

Stadion Pakansari tergenang air akibat diguyur hujan lebat dalam laga Rans Nusantara FC vs Persik Kediri (10/9/2022).
Stadion Pakansari tergenang air akibat diguyur hujan lebat dalam laga Rans Nusantara FC vs Persik Kediri (10/9/2022). (BolaNas.com)

Tentu hal itu berbeda dengan kondisi lapangan yang terdapat di JIS.

Apalagi dengan atap yang bisa dibuka-ditutup, jangankan membuat lapangan tergenang air -- adu taktik yang dilakukan dua tim akan berlangsung seru tanpa terganggu tetesan hujan.

Ternyata bukan soal lapangan yang jadi masalah. PSSI menyebutkan ada beberapa hal yang membuat pertandingan dibatalkan digelar di sana.

Satu di antaranya, akses bus tim yang akan bertanding tidak bisa langsung masuk ke ruang ganti pemain.

Dengan kondisi itu, seperti yang disampaikan PSSI, akan membuat para pemain harus berjalan kaki ke ruang ganti. Pada saat itulah, dikhawatirkan mereka akan diserbu para penonton. Menurut PSSI bila dipaksakan pertandingan digelar dengan kondisi yang seperti itu, mereka khawatir akan menjadi catatan FIFA.

Nah, ini yang menarik. PSSI sendiri, melalui Sekjen Yunus Nusi, menyatakan bahwa pembangunan JIS ini disupervisi oleh FIFA. Artinya, semuanya telah sesuai dengan aturan dan standar yang ditetapkan Badan Sepak Bola Dunia itu.

Namun, dia juga menyebutkan pembangunan JIS sendiri tidak melakukan koordinasi dengan pihaknya. Atas keterangan itu, banyak yang bertanya sebenarnya standar manakah yang harus dipenuhi?

Membangun stadion nan besar, megah, dan modern – serta memakan biaya yang mencapai Rp 4,5 triliun, tentuah tidak akan dilakukan serampangan.

Suasana Jakarta International Stadium (JIS) di Jakarta Utara dari sisi tribun penonton, Selasa (19/4/2022) malam. Stadion megah milik warga Jakarta ini telah diresmikan penggunaannya oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dengan menggelar ajang sepak bola International Youth Championship. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
Suasana Jakarta International Stadium (JIS) di Jakarta Utara dari sisi tribun penonton, Selasa (19/4/2022) malam. Stadion megah milik warga Jakarta ini telah diresmikan penggunaannya oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dengan menggelar ajang sepak bola International Youth Championship. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)

Pembangunan JIS dirancang oleh Buro Happold, konsultan perencana dari Inggris, yang memiliki pengalaman internasional dalam merancang stadion-stadion sepak bola modern seperti Tottenham Hotspur Stadium di London dan beberapa stadion di Piala Dunia Qatar 2022. Sampai sekarang tak ada berita bila stadion-stadion tersebut tak memenuhi standar yang ditetapkan FIFA.

Namun apa pun keputusan PSSI itu tentu patut dihormati. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pun hanya bisa tersenyum dengan keputusan tersebut.

Kepada wartawan yang bertanya perihal itu, dia malah balik bertanya, “Apa mungkin ya?”.

Anies sendiri kemudian meminta kalangan media untuk melakukan investigasi soal kekurangan JIS seperti yang ditunjukkan PSSI itu.

Kehadiran JIS tentu patut disyukuri. Bukan semata karena Jakarta telah memiliki sebuah stadion yang megah melainkan juga, kehadiran stadion megah bisa jadi tonggak era baru pengelolaan sepak bola Indonesia. Di sanalah semestinya era baru sepak bola Indonesia bermula.

Jika stadion seperti JIS disebut hanya cocok di kota-kota besar seperti Madrid, London, atau Milan – yang punya stadion besar nan megah, tentulah keliru.

JIS telah hadir di Jakarta, Indonesia, dengan semua perencanaannya yang mengikuti trend yang terjadi di kota-kota besar itu.

Lahan parkir JIS, misalnya, yang hanya menyediakan untuk 800 kendaraan roda empat merupakan upaya menarik suporter datang ke stadion tidak dengan kendaraan pribadi melainkan ramai-ramai dengan transportasi publik.

Seperti halnya stadion modern di negara-negara Eropa, suporter di sana pun lebih lazim menggunakan kereta atau bus untuk sampai ke stadion.

Untuk akses menuju stadion, dalam waktu dekat dibangun stasiun comutter-line dan LRT fase dua yang menghubungkan Kelapa Gading ke JIS. Seperti diungkapkan Plt Direktur Jakpro, Arry Wibowo, bahwa pembangunan JIS tidaklah berhenti setelah diresmikan Juni lalu.

Proses selanjutnya adalah membangun JIS sebagai kawasan olahraga terpadu.

Adapun Pembangunan JIS akan mengikuti perkembangan tata kota khususnya di Jakarta yang tidak membebani lingkungan sekitar seperti kemacetan dan dampak lainnya.

“Jadi, nanti akan banyak akses transportasi massal yang bisa diakses pengunjung," katanya pada sebuah media.

Artinya, kebiasaan suporter sepak bola Indonesia yang disebut oleh Sekjen PSSI Yunus Nusi, berbeda dari yang terjadi di Eropa, bisa berubah.

Mereka akan lebih tertib dengan aturan yang ada dan menghasilkan kultur baru penggemar sepakbola yang datang ke stadion. Mereka bisa datang bersama keluarga untuk menyaksikan tim kesayangannya.

Kapan itu bisa terjadi?

Semoga tidak harus menunggu waktu yang lama. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus melakukan pembenahan di kawasan itu, juga tentu saja di dalam stadion.

Tapi jangan pula dilupakan, di sisi lain peran dan usaha keras PSSI sangat diperlukan. Mereka harus bekerja keras untuk membangun iklim sepak bola yang dapat menghasilkan tim nasional yang tangguh. (*/)

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved