Tribunners / Citizen Journalism
Pahlawan nasional
Arti Pahlawan Masa Kini: Refleksi Hari Pahlawan dalam Cahaya Pancasila dan Semangat Bung Karno
Hari Pahlawan lahir dari Pertempuran Surabaya. Kini, semangatnya hidup dalam perjuangan karakter dan inovasi bangsa.
Selanjutnya Bung Karno mengajarkan untuk mendirikan Negara Semua Buat Semua. Ajaran ini merupakan fondasi dari kebangsaan yang inklusif, menolak chauvinisme sempit dan egoisme kelompok. Beliau menekankan bahwa Persatuanlah yang membawa kita ke arah kebesaran, sebuah konsep persatuan yang harus mampu menerima dan memberi, menaungi segala perbedaan paham dalam masyarakat.
Terakhir, ajaran Bung Karno yang relevan dengan semangat Hari Pahlawan adalah Mandiri dan Berkarakter. Bung Karno mewariskan pentingnya pembangunan karakter bangsa: mandiri, jujur, saling menghormati, dan tidak egois. Karakter ini merupakan persyaratan mutlak untuk menjadi Bangsa Pejuang (Fighting Nation). Beliau mengingatkan, "Sesuatu bangsa mengajar dirinya sendiri! Sesuatu bangsa hanyalah dapat mengajarkan apa yang terkandung di dalam jiwanya sendiri!"
Semangat Bung Karno mendorong kita melampaui sekadar penghormatan seremonial melalui hening cipta. Refleksi hakiki Hari Pahlawan menuntut sebuah revolusi karakter, suatu proses internalisasi nilai-nilai Pancasila dari ranah ideal menjadi ranah praksis. Kepahlawanan kontemporer adalah tugas etis untuk melawan kelemahan internal bangsa: korupsi, perpecahan, dan ketidakmandirian.
Mengaktualisasikan nilai-nilai pahlawan berarti mengubah sejarah pengorbanan menjadi etiket kerja dan pengabdian demi mewujudkan keadilan sosial dan kemakmuran, menjadikan Pancasila bukan sekadar dasar negara, tetapi juga etiket politik dan sosial sehari-hari, karena For A Fighting Nation there is No Journey's End.
Pahlawan Era Kekinian: Melawan Musuh Non-Konvensional
Medan pertempuran masa kini telah berevolusi dan menjadi lebih kompleks. Musuh yang dihadapi tidak lagi berupa invasi militer, melainkan ancaman multidimensional yang bersifat non-konvensional, meliputi kemiskinan, kebodohan, korupsi, radikalisme digital, perpecahan, dan krisis moral.
Oleh karena itu, definisi pahlawan pun harus meluas.
Kepahlawanan kontemporer adalah perjuangan tanpa senjata untuk mengatasi tantangan tersebut dan mewujudkan cita-cita bangsa.
Pahlawan Masa Kini adalah mereka yang berjuang dengan integritas, inovasi, serta nilai-nilai Pancasila dan kemanusian.
Contohnya adalah Pahlawan Integritas, dimana mereka yang terlepas dari jabatan dan profesinya, menegakkan kejujuran dan transparansi secara konsisten. Mereka yang berani melaporkan korupsi, menolak suap, dan mengedepankan moralitas adalah pejuang sejati yang mempertahankan Keadilan Sosial di ranah publik.
Pahlawan Inovasi dan Sains, contohnya Ilmuwan, insinyur, dan developer muda yang bekerja siang malam menciptakan teknologi, melawan ketertinggalan teknologi, dan menjaga kedaulatan digital bangsa. Mereka adalah pahlawan yang mewujudkan Hikmat Kebijaksanaan dalam bentuk kemajuan IPTEK.
Selanjutnya adalah Pahlawan Kemanusiaan dan Lingkungan seperti Tenaga kesehatan di garda terdepan, relawan bencana, guru di pelosok negeri, atau aktivis lingkungan yang berjuang tanpa pamrih. Mereka adalah manifestasi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab yang mengabdi pada sesama dan keberlanjutan bumi.
Contoh terakhir adalah Pahlawan Ekonomi dan Kreativitas yang merupakan pelaku UMKM yang ulet, gigih, dan mampu membuka lapangan kerja.
Mereka adalah sosok yang membangun kemandirian ekonomi, menunjukkan patriotisme ekonomi di era global.
Intinya, pahlawan masa kini adalah mereka yang mengimplementasikan nilai-nilai luhur Pancasila dalam profesi dan peran masing-masing, selalu konsisten dengan semangat pengorbanan demi kepentingan bangsa yang lebih besar.
Tujuan akhir dari menghayati Hari Pahlawan adalah mengobarkan semangat untuk mencapai visi besar Indonesia Emas 2045, di mana Indonesia genap berusia satu abad. Visi ini bukanlah utopia, melainkan proyeksi konkret yang menempatkan Indonesia sebagai negara maju, berdaulat, adil, dan makmur, sejajar dengan negara-negara adidaya.
Generasi muda, yang akan menjadi 'Generasi Emas 2045,' memegang kunci historis ini. Mereka harus menerjemahkan semangat 10 November ke dalam tiga mandat perjuangan. Pertama, Penguatan Karakter dan SDM Unggul untuk melawan kemalasan dan ketidakjujuran dengan disiplin, kreativitas, dan integritas. Ini adalah revolusi karakter ala Bung Karno.
Kedua, Kedaulatan Teknologi dan Inovasi dengan menggantikan perlawanan fisik dengan pertempuran di bidang riset, inovasi, dan penguasaan teknologi. Jadilah pahlawan yang memimpin, bukan mengekor.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Pahlawan nasional
| Momen Keluarga Marsinah Menangis saat Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional |
|---|
| Momen Haru Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Adik Kandung Cium Foto Marsinah |
|---|
| Marsinah Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Sang Kakak Sampaikan Terima Kasih kepada Prabowo |
|---|
| Profil Jenderal Sarwo Edhie Wibowo yang Dapat Gelar Pahlawan Nasional |
|---|
| Sosok Tuan Rondahaim Saragih, Tokoh Pejuang Bersenjata yang Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.