Jumat, 14 November 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Untuk Ribka Tjiptaning, Bangsa Sudah Damai Jangan Ungkit Luka Sejarah

Pernyataan Ribka Tjiptaning soal Soeharto dinilai picu kegaduhan sejarah dan berpotensi memecah suasana damai bangsa.

|
Editor: Glery Lazuardi
ISTIMEWA
BUDIYANTO HADINOGORO - Ribka Tjiptaning tuai kecaman usai tuding Soeharto pembunuh massal. Publik nilai pernyataannya picu kegaduhan sejarah. 

Budiyanto Hadinagoro

  • Pemerhati Isu Politik dan Sosial asal Jawa Tengah
  • Budayawan
  • Sebagai seorang budayawan dan pemerhati politik di Jawa Tengah dia menyoroti sejumlah hal mulai dari Pilkada Jawa Tengah hingga soal pungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang diminta Bupati Pati Sudewo.
  • Sekretaris Jenderal Relawan Pasukan Bawah Tanah (Pasbata) Jokowi-Prabowo. Pasbata Jokowi-Prabowo adalah sebuah kelompok relawan yang aktif mendukung pemenangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
  • Domisili di Jawa Tengah 

Pernyataan politisi PDI Perjuangan, Ribka Tjiptaning menimbulkan kontroversi.

Hal ini setelah, dia melontarkan pernyataan yang menyerang Presiden ke-2 RI, Soeharto.

Sontak, hal itu menuai reaksi hingga kecaman keras dari berbagai pihak. 

Saya menilai ucapan Ribka telah berpotensi memecah suasana damai bangsa.

Pernyataan Ribka yang menyeret kembali isu pelanggaran HAM masa lalu sangat tidak pantas diungkapkan di tengah situasi bangsa yang sudah tentram dan berdamai dengan sejarahnya.

Pernyataan Ribka Tjiptaning itu membalik-balikkan fakta.

Siapa yang membunuh itu? 

Jangan lagi membuat gaduh dengan mengungkit masa lalu yang sudah tenang dan damai.

Tindakan Ribka bukan hanya tidak bijak, tetapi juga melukai perasaan keluarga besar para pejuang dan korban.

Saya mengingatkan agar semua pihak menghormati keputusan negara, terlebih terhadap sosok yang telah berjasa besar seperti Soeharto.

Soeharto adalah tokoh berjasa besar terhadap bangsa dan negara Indonesia.

Jangan diusik lagi, apalagi beliau sudah wafat. 

Presiden Prabowo pun sudah berpikir matang sebelum menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada almarhum Soeharto.

Selain Soeharto, sembilan tokoh lainnya menerima gelar Pahlawan Nasional pada 10 November 2025.

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved