Kamis, 7 Agustus 2025

NEWSVIDEO: Makam Pejuang Muslim di Batam

Raja Isa yang dimakamkan di Nongsa adalah utusan kerajaan Riau untuk mendakwahkan islam

Editor: Bian Harnansa

Laporan Reporter Tribun Batam, Hadi Maulana

TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Berdasarkan catatan sejarah, dulu di Batam ada seorang raja yang diberi mandat oleh raja Sultan Riau dan yang Dipertuan Muda Riau VI untuk memerintah daerah Nongsa. Raja itu dikenal dengan nama Nong Isa atau raja Isa bin Raja Ali. Dipercayai dialah penguasa pertama di Pulau Batam, setelah wafat namanya diabadikan sebagai nama satu daerah di Batam, 'Kecamatan Nongsa'. Raja Isa ini dimakamkan di Kampung Nongsa Pantai, Kelurahan Sambau. Makamnya ini dijadikan pemerintah kota Batam sebagai satu diantara situs sejarah atau wisata sejarah Batam.

Baru-baru ini, JATMAN atau Jamaah Ahli Thoriqoh Batam menemukan sebuah makam yang mereka percayai sebagai makam Nong Isah atau Nong Aisah. Makam itu berada di sekitar daerah industri Malcem, Kampung tua, Tanjung Buntung, Batu Ampar. Ustadz Abul Faqih, ketua Jatman Batam menjelaskan bahwa makam tersebut fisiknya sudah ada, tetapi masyarakat setempat tidak tahu itu makam siapa.

Nong Isah yang dimaksud Ustadz Abul adalah seorang wali Allah atau pejuang islam yang diperkirakan lahir pada tahun 1282 M atau 681 H. Perempuan ini menurutnya adalah Saikhotuna Aisah binti Sayyid ja’far Umar Al-baghdady, kelahiran Nanxing, Tiongkok. Dia masih keturunan raja-raja Cina.

Diceritakan Ustadz Abul, kedatangannya ke Indonesia pada masa itu (umur 50tahun) ingin mencari anaknya laki-laki yang diambil menantu oleh kerjaan Luwuk Sulawesi. Ketika wafat Nong Isah memberi wasiat dimakamkan di daerah yang dimaksud (Malcem). Belum begitu jelas apakah ada hubungan kekerabatan Nong Aisah dengan Raja Isa yang dimakamkan di daerah Nongsa.

Ustadz Abul menilai bahwa Raja Isa yang dimakamkan di Nongsa adalah utusan kerajaan Riau untuk mendakwahkan islam, sedangkan Nong Aisyah sendiri berasal dari kerajaan Cina. Dia tidak mengklaim keberadaan makam raja Isa yang ditetapkan sebagai situs sejarah oleh Pemko Batam.

"Saya tidak mengklaim yang di Nongsa, karena yang saya maksud disini adalah Nong Aisah, dia seorang perempuan termasuk wali Allah yang menyebarkan agama islam juga. Dia seorang penghafal Alquran dan pendekar yang pernah menaklukkan bajak laut di selat Malaka. Sedangkan, yang di Nongsa itu, Raja Isa, seorang laki-laki, utusan kerajaan Riau," kata Ustadz Abul, Rabu (11/03/2015).

Penemuan makam itu menurut Ustadz Abul adalah berdasarkan ilmu spritual atau Talaqqi Ruhaniyah. Talaqqi Ruhaniyah adalah yaitu pertemuan ruhaniyah orang yang sudah meninggal dengan ruhaniyah orang yang masih hidup di alam lahut.

Cara spritual ini tentu saja tidak bisa dilakukan dan dimengerti banyak orang. Ustadz Abul tidak memaksa bahwa setiap orang harus percaya, namun sudah menjadi kewajiban baginya meneruskan amanah dari sang guru yang paham dengan ruh, yakni Syek KH. Nur Hamim Adlan, pengasuh Pondok Pesantren Nahrul Ulum, Kelurahan Purbosuman Kabupaten Ponorogo (Jatim).

" Kami hanya meneruskan amanah guru kami, kami juga tidak memaksa untuk percaya karena spritual susah dijelaskan," ungkapnya.

Sekarang setelah ditemukan fisik makamnya di daerah Malcem, Jatman berusaha membuatkan bangunan kecil dan atap makam untuk tersebut. Kemudian, juga memasangkan batu nisan yang bertuliskan tanggal kelahiran dan wafat wali Allah tersebut. Sebenarnya tidak hanya makam Nong Aisah yang ditemukan disini, ada dua makam pelayanannya dan makam-makam tua masyarakat terdahulu.

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan