Merapi Meletus
Wawancara Ekslusif Mbah Maridjan Lima Menit Sebelum Awan Panas Menyergap
Kru Tribunnews.com berhasil menemui dan mewawancarai Mbah Maridjan sesaat sebelum semburan awan panas
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Kru Tribunnews.com berhasil menemui dan mewawancarai Mbah Maridjan sesaat sebelum semburan awan panas bersuhu 600 derajat celcius menyergap kediaman juru kunci Gunung Merapi tersebut, Selasa (26/10/2010) sekitar pukul 18.00 WIB.
Sekitar pukul 17.30 WIB di pemukiman Mbah Maridjan di Desa Kinahardjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, tidak tampak Gunung Merapi bakal muntah. Meski terkesan sepi, namun warga setempat masih melakukan aktifitas seperti biasa. Sejumlah toko masih tetap buka, demikian juga dengan beberapa warga masih terlihat pulang dari hutan dengan membawa kayu.
Mbah Maridjan pun tampak seperti biasa menghadapi kondisi bencana tersebut. BegituTribun memasuki halaman rumah Mbah Marijan, Bintang iklan minuman suplemen itu menyambut Tribunnews.com dengan tawa riang.
"Ini pakai bahasa Indonesia apa bahasa Yogya," kata Mbah Marijan mengawali pembicaraan.
Tanpa diminta, berbagai guyonan khas mbah Marijan pun keluar dari mulutnya.
"Mulai wingi, pertanyaane podho (sejak kemarin, pertanyaan yang diajukan wartawan selalu sama, red)," kata Mbah Marijan seakan sudah tahu apa yang hendak kami tanyakan.
Menurutnya, banyak wartawan salah memilih sumber berita soal letusan Merapi. Sebagai orang biasa, sama seperti warga lainnya di Kinarejo, Mbah Marijan tidak bisa memprediksi soal letusan Merapi.
"Kalau mau tau kapan meletus, yo tanya BPPTK atau Vulkanologi," kata Mbah Maridjan.
Tak lama usai wawancara, sekitar pukul 17.58 WIB, sirine tanda bahaya semburan awan panas meraung-raung. Kru kemudian memutuskan untuk turun. Tapi tidak dengan Mbah Maridjan. Ia bersikeras berada di kawasan bahaya yang hanya berjarak sekitar empat kilometer pusat letusan tersebut.
Ajaibnya, Mbah Maridjan dipastikan selamat dan ditemukan berada di Masjid di pemukiman desa tersebut. Malangnya, 15 orang lainnya ditemukan sudah menjadi jenazah di kediaman rumah Mbah Maridjan.