Senin, 8 September 2025

Gayus Keluar Penjara

Menelusuri Jejak Bebasnya Gayus Tambunan (Eksklusif)

Berikut ini penelusuran tribunnews.com terkait kondisi Rumah Tahanan Mako Brimob di Depok yang "angker" tapi "dijebol" Gayus Tambunan

Penulis: Vanroy Pakpahan
Editor: Iswidodo
zoom-inlihat foto Menelusuri Jejak Bebasnya Gayus Tambunan (Eksklusif)
Tribunnews.com/Yogi Gustaman
DUKUNG SUSNO- Perwakilan warga Papua memberikan dukungan moral kepada Komjen Pol Susno Duadji di tahanan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jumat (28/5/2010). Mereka meminta Susno terus mengungkapkan kebenaran walau di balik jeruji besi.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Berikut ini penelusuran Tribunnews.com terkait kondisi Rumah Tahanan Mako Brimob di Depok yang "angker" tapi bisa dijebol oleh Gayus Tambunan hingga menghebohkan masyarakat Indonesia.

Fajar hampir tenggelam kala puluhan anggota divisi profesi dan pengamanan (Propam) dari Mabes Polri menyambangi penjara berbentuk rumah itu. Jam menunjukkan sekitar pukul 16.00 Wib ketika mereka memenuhi bagian depan dan dalam rumah tahanan yang berada di Markas Komando Brigadir Mobile (Mako Brimob).

Letaknya tak seberapa jauh dari gerbang masuk utama Mako Brimob. Bahkan rumah tahanan yang berada di sisi sebelah kanan dari gerbang masuk utama itu dapat ditempuh dengan hanya berjalan kaki. Namun tidak semudah itu dapat masuk melalui pintu gerbang utama. Untuk mereka yang tak dapat masuk lewat pintu gerbang utama, tersedia jalan yang jalurnya melintasi asrama para anggota korps baret biru.

Rutan terbagi dalam tiga blok. Blok A dihuni para tersangka teroris. Blok B ada Komisaris Jenderal Susno Duadji, terdakwa kasus gratifikasi dalam penanganan masalah hukum PT Salmah Arowana Lestari dan korupsi dana pengamanan Pilkada Jawa Barat 2008. Dulunya, Muchdi Purwoprandjono, Aulia Pohan dan Bibit Samad Rianto menghuni blok ini.

Gayus Tambunan menghuni Blok C. Di blok yang berada di paling ujung rutan ini, jaksa Urip Tri Gunawan, Hamka Yandhu, Williardi Wizard, Bun Bunan Hutapea (terpidana kasus Bank Indonesia) dan Antony Zeidra Abidin menjadi satu "keluarga". Chandra M Hamzah merupakan alumni blok ini.

Untuk satu blok di penjara itu, ruangan tahanan yang tersedia tak banyak. Blok B terhitung sebagai blok dengan ruang tahanan paling sedikit yakni empat ruangan. Sisanya Blok A dan Blok C menyumbang 10 ruang tahanan.

Sel di Blok B dilengkapi kasur pegas dan mesin penyejuk udara. Selain itu ada televisi 14 inch, dan kamar mandi.

Di Blok C, terdapat sebuah ruangan seperti lobi sebuah bangunan, tempat para penghuni ruang tahanan bercengkerama menghabiskan masa hukuman. Di sana teronggok sebuah televisi 14 inch. Biasanya para tahanan bercengkerama atau menonton televisi di sana sembari mengopi.

Gayus Tambunan Dijemput Paksa Densus 88

Penjagaan di rutan ini terkenal sangat ketat. Bahkan tak sedikit yang menyebutnya sebagai rutan yang "angker". Sekeliling penjara dipagari dengan tembok setinggi sekitar 4 meter. Tiga hingga lima personel Brimob selalu berjaga di depan pintu masuk rutan. Belum lagi keberadaan akses masuk dan keluar para pengunjung yang dikondisikan hanya satu unit.

Dalam sepekan, waktu kunjung hanya  Selasa dan Jumat. Waktu kunjung yang diberikan pun tak lama, hanya dua jam. Jika ingin masuk berkunjung ke dalam rutan untuk sekedar menjenguk kerabat, saudara, sanak, atau teman mereka yang menjadi penghuni rutan, pengunjung harus merelakan dirinya menjalani pemeriksaan oleh petugas jaga dan lalu meninggalkan telepon genggam selular atau kamera mereka pada petugas jaga di luar pintu masuk.

Saat sudah berada di dalam rutan pun, pengamanan juga sangat ketat. Banyak petugas jaga wara-wiri disana. Namun, semua "keangkeran" rutan itu lenyap pada Sabtu (6/11) itu. Puluhan pria berbadan tegap dengan seragam khas kepolisian "mengacak-acak" ketenangan rutan itu. Mereka langsung bergegas menerobos masuk menuju blok C. Tepatnya menuju sel tahanan Gayus Tambunan untuk melihat apakah si penghuni sel berada di sana atau tidak.

Kesalnya mereka mendapati Gayus tak berada di sana. Raut kemarahan di wajah mereka semakin menjadi kala mereka juga tak menemui Williardi Wizar, terpidana 12 tahun kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen tak ada di selnya.

Kepala Korps Brimob Irjen Syafei Aksal yang turut bersama puluhan anggota Propam memeriksa sel demi sel di rutan itu hanya mendapati mantan Kabareskrim Polri Komjen Pol Susno Duadji meringkuk di selnya.

Situasi makin menegang saat malam mulai menjelang. Selepas maghrib, sekitar pukul 19.00, seorang pria berbadan tambun tergesa-gesa masuk menyusul ke rutan tersebut. Dia adalah Kepala Badan reserse kriminal Polri Komjen Pol Ito Sumardi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan