Pendeta Joachim Gauck Terpilih Jadi Presiden Jerman
Joachim Gauck, seorang Pendeta Kristen Lutheran, dan mantan aktivis hak-hak sipil, terpilih menjadi Presiden baru Jerman
Editor:
Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto
TRIBUNNEWS.COM , JAKARTA- Joachim Gauck, seorang Pendeta Kristen Lutheran, dan mantan aktivis hak-hak sipil, terpilih menjadi Presiden baru Jerman, menggantikan Christian Wulff, yang mengundurkan diri karena skandal finansial.
Joachim Gauck, mantan penduduk Jerman Timur itu terpilih setelah memenangi pemungutan suara di Parlemen Jerman, di hari Minggu (18/3/2012).
Ia berhasil mendapatkan suara mayoritas Parlemen, yaitu 991 suara dari 1.232 suara, dibandingkan kandidat lainnya, mantan wartawan, Beate Klarsfeld yang hanya mendapatkan 126 suara.
Pria berusia 72 tahun itu, tidak berafiliasi pada partai tertentu, namun ia memiliki reputasi yang baik, sebagai seorang yang vokal menanggapi isu-isu kontroversial.
Kanselir Angela Merkel, menyatakan ia mendukung penuh Joachim. Secara pribadi, ia menyukai kualitas karakter Joachim.
Keduanya, memiliki latar belakang serupa, dimana keduanya berasal dari Jerman Timur, yang akhirnya berintegrasi dengan Jerman Barat setelah jatuhnya tembok Berlin, di tahun 1989.
Angela, merupakan putri seorang Pendeta Lutheran, sementara Joachim, selain dirinya merupakan seorang Pendeta Lutheran, ia juga merupakan putra dari seorang Pendeta Lutheran.
Joachim tertarik dengan dunia politik, setelah ayahnya dideportasi ke Siberia, karena giat mengampanyekan hak-hak sipil.
Ia menjadi Pendeta Lutheran, setelah sekolah Theologi lainnya menolak menerimanya, karena pembangkangan ayahnya, juga karena ia bukan anggota organisasi pemuda komunis.
Sebagai seorang pendeta, ia juga menggalang gerakan demonstrasi yang akhirnya mampu menggulingkan pemerintah komunis.
Dalam beberapa tahun terakhir ia telah berkonsentrasi pada kampanye melawan ancaman ekstrimis kiri dan kanan terhadap sistem demokrasi Jerman.
Joachim menggambarkan dirinya sebagai konservatif liberal kiri, dan telah menyatakan dukungan atas kebijakan Sosial-Demokrat dan Kristen-Demokrat, koalisi pemerintah secara non-partisan. (bbc)