Dunia Penuh Ketidakstabilan, Prabowo: Saatnya BRICS Berkembang Jadi Pilar Stabilitas Global
Presiden mengatakan bahwa dunia penuh dengan ketidakpastian dan standar ganda.
Penulis:
Taufik Ismail
Editor:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa dunia sekarang penuh dengan ketidakstabilan yang mana konsep multilateralisme sedang mengalami tantangan.
Hal itu disampaikan Presiden saat mengikuti BRICS Leaders Virtual Meeting dari kediaman pribadinya di Kertanegara, Jakarta Selatan, pada Senin (8/9/2025) malam.
"Kita sekarang sedang mengalami dunia yang penuh ketidakstabilan dan juga dunia di mana konsep multilateralisme sedang ditantang," kata Presiden dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden.
Presiden mengatakan bahwa dunia penuh dengan ketidakpastian dan standar ganda.
Kondisi dimana hukum internasional diabaikan setiap hari dan mereka yang kuat dianggap selalu benar.
"Dimana negara-negara kecil dengan kekuatan yang lebih kecil diintimidasi, diancam, dan diintimidasi. Dimana perdagangan dan keuangan menjadi senjata, senjata," katanya.
Oleh karena itu kata Presiden, Indonesia memandang bahwa saat BRICS untuk berkembang. Indonesia siap berkomitmen untuk terus bekerjasama dengan BRICS.
"Kami memandang bahwa inilah saatnya BRICS harus terus berkembang. Kami sepenuhnya mendukung inisiatif yang diambil. Kami mengapresiasi kepemimpinan Presiden Lula dan Indonesia berkomitmen untuk bekerja sama lebih erat dengan semua negara BRICS," katanya.
Indonesia, kata Presiden, memandang BRICS sebagai pilar stabilitas dan harapan yang sangat kuat dalam situasi geopolitik internasional saat ini.
BRICS kini mencakup lebih dari 55 persen populasi dunia.
"Kita menyumbang lebih dari 40 persen PDB global. BRICS memiliki ekonomi terbesar, negara dengan populasi terbesar, pasar terbesar, negara dengan sumber daya alam yang besar, dan sumber daya kritis, oleh karena itu BRICS muncul sebagai pilar kekuatan," katanya.
Menurut Prabowo Indonesia mendukung kelanjutan kerjasama BRICS.
Kerjasama para anggota harus dijalin lebih erat.
"Kita harus lebih sering berkonsultasi. Saya sepenuhnya mendukung konsep-konsep yang disampaikan oleh Bapak Presiden Republik Rakyat Tiongkok yang terhormat. Kita harus menjunjung tinggi keterbukaan. Kita harus melanjutkan koordinasi dan kerja sama yang erat ini," katanya.
Awalnya dibentuk sebagai BRICS pada pertengahan 2000-an, kelompok ini terdiri dari empat negara besar dengan ekonomi berkembang pesat tapi dalam beberapa tahun terakhir anggotanya terus bertambah.
Sejak tahun 2024 dan 2025, BRICS telah berekspansi menjadi 11 anggota
Anggota penuh BRICS saat ini adalah Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Iran, Mesir, Ethiopia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Indonesia.
Menkeu Baru Purbaya Yudhi Jawab soal Hubungannya dengan Luhut Binsar: Saya Dekat dengan Semua |
![]() |
---|
Mengapa Menteri Budi Arie Dicopot? Pengamat Singgung Program Flagship Prabowo |
![]() |
---|
Di Forum BRICS, Presiden Prabowo Subianto Soroti Standar Ganda Hukum Internasional |
![]() |
---|
Ditanya soal 17+8 Tuntutan Rakyat, Menkeu Baru Purbaya Yudhi: Mungkin Hidupnya Masih Kurang |
![]() |
---|
17+8 Tuntutan Rakyat Tembus ke Presiden, Jerome Polin Ingatkan Publik Jangan Terpecah Belah: Fokus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.