Rencana Kenaikan Harga BBM
Kenaikan Harga BBM Masih Terbuka untuk Ditunda
Ecky Awal Mucharam, politisi Partai Keadilan Sejahtera sekaligus anggota Badan Anggaran DPR RI, mengungkapkan rencana kenaikan harga BBM
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ecky Awal Mucharam, politisi Partai Keadilan Sejahtera sekaligus anggota Badan Anggaran DPR RI, mengungkapkan rencana kenaikan harga BBM masih terbuka untuk ditunda. Sebagaimana diketahui, per 1 April mendatang, pemerintah akan menaikkan harga BBM subsidi sebesar Rp1.500 per liter.
Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Cianjur ini, menilai kisruh kenaikkan BBM sekarang telah menimbulkan biaya yang besar bagi masyarakat.
Lebih lanjut ditegaskannya, yang ditolak PKS dari kenaikan harga BBM bukan sekedar kenaikan harga an sich. Tapi lebih terkait kepada kebijakan pemerintah yang lain terkait sektor energi dan keuangan negara yang dinilai masih belum optimal.
Untuk itu Pemerintah harus menghitung ulang dan masih terbuka kenaikkan BBM bisa di tunda untuk saat ini.
“Sebaiknya terkait dengan rencana kenaikkan BBM, Pemerintah harus mau menghitung ulang terkait dengan tiga hal. Pertama menaikkan Tax ratio, kedua melakukan effisiensi belanja rutin, ketiga mempercepat realisasi pembangunan infrastuktur konversi dari BBM ke gas,” ujar Ecky, kepada Tribunnews.com, Jakarta, Selasa (20/3/2012).
Kemudian tax ratio saat ini baru mencapai 12, 1 persen dari target yang sebesar 14 persen. Tinggal bagaimana pengawasan yang diperketat agar tidak menimbulkan kebocoran. “Target pajak kok gak pernah tercapai? Ketinggian dalam menetapkan capaiannya atau pengawasannya yang kurang sehingga terjadi kebocoran,” tanya Ecky.
Sedangkan dari sisi effisiensi Ecky mengatakan, kalau mau dipelototin satu-satu, belanja birokrasi kita masih sangat besar. “Kemampuan kita melakukan effisiensi sampai 10 persen saja kita mampu menghemat sebesar 50 triliun. Bahkan untuk dilakukan pemotongan sampai 15 persen juga masih bisa. Tinggal bagaimana kemauan dari pemerintah,” ungkap politisi muda yang pernah bekerja di bidang profesional sebagai auditor ini.