Rencana Kenaikan Harga BBM
Hizbut Tahrir: Menaikkan BBM Kebijakan Zhalim
Unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Ihsan Alfaraby
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) seakan tak pernah berhenti. Kali ini mahasiswa yang tergabung dalam Hizbut Tahrir DPD II Kota Bandung berunjuk rasa di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, Kamis (22/3/2012).
Massa yang berjumlah sekitar 200 orang datang ke Gedung Sate sekitar pukul 08.30 pagi. Selain membawa bendera dan poster, massa juga membawa spanduk bertuliskan "Menaikkan harga BBM kebijakan zhalim, khianat, bohong."
"Kita kembali mengingatkan pada pemerintah bahwa minyak yang dikuasai negara adalah milik rakyat dan harus diberikan kepada rakyat," ujar Chandra Purnairawan, juru bicara aksi.
Chandra juga mengatakan bahwa pemerintah seharusnya melakukan nasionalisasi minyak dan gas (migas). Selama ini, menurutnya, Pertamina hanya mengelola sebagian kecil migas saja, sedangkan sisanya dikelola oleh pihak asing. Kebijakan menaikkan harga BBM sebagai akibat kenaikan harga minyak mentah dunia, lanjutnya, merupakan langkah lanjut menuju liberalisasi migas.
"Migas diambil dan dikelola oleh pemerintah. Kalo kurang tenaga ahli, kenapa gak mengundang tenaga ahli dari luar? Sekarang kita ini seperti menjadi babu di rumah sendiri," lanjutnya.
Jika harga BBM akan tetap dinaikkan, Chandra menuturkan, Hizbut Tahrir akan melakukan pencerdasan politik kepada masyarakat. Misalnya dengan cara menerbitkan buku, seminar, diskusi intelektual, pertemuan dengan ulama, dan lain-lain.
"Pada masyarakat awan mungkin berupa pengajian akbar," ujarnya.
Massa sebenarnya berniat melakukan audiensi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung. Namun niat mereka ini batal karena DPRD sedang dalam masa reses.