Rencana Kenaikan Harga BBM
Kenaikan Harga BBM Menambah Beban Perempuan
Imbas kenaikan harga BBM secara langsung memberikan beban tambahan kepada seluruh perempuan Indonesia.
Penulis:
Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjelang finalisasi pembahasan rencana kenaikan harga BBM oleh pemerintah dan DPR, solidaritas perempuan Cipayung melakukan protes dan menentang keras rencana tersebut.
Finalisasi pembahasan rencana kenaikan harga BBM bakal digelar pada 27 dan 29 Maret, di komisi VII dan sidang paripurna di Gedung DPR RI.
Penolakan disampaikan secara elegan melalui dialog, yang akan dilakukan pada Minggu (25/3/2012), yang digagas oleh Gerakan Cipayung Plus.
Gerakan Cipayung Plus terdiri dari para perempuan asal KOPRI, PB PMII,KOHATI HMI,GMKI,PMKRI,GMNI, dan IMMAWATI.
Dewi Aryani, anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan mengatakan, imbas kenaikan harga BBM secara langsung memberikan beban tambahan kepada seluruh perempuan Indonesia, sebagai penjaga garda pengelolaan ekonomi keluarga.
Karena, perempuan lah yang mengelola manajemen rumah tangga, dan jelas paling tahu bagaimana melambungnya semua harga sembako, transportasi, biaya pendidikan, serta biaya kesehatan.
Sehingga, Dewi menyerukan agar seluruh perempuan Indonesia menggelar gerakan santun untuk menolak kenaikan harga BBM.
Dewi juga tak sepakat dengan Ibu Negara Ani Yudhoyono, yang mendorong agar perempuan menerima kenaikan harga BBM, dengan alasan untuk menyelamatkan ekonomi nasional.
"Pertanyaannya, kenapa yang salah mengelola negara ini pemerintah, kok yang disuruh menyelamatkan rakyat, dan perempuan diminta menerima dan mengerti? Amat tidak manusiawi memaksakan kehendak kepada rakyat, di mana nyata-nyata kedaulatan rakyat sudah terampas oleh pemerintah", ujar Dewi kepada Tribunnews.com, Sabtu (24/3/2012). (*)