Rabu, 5 November 2025

Developer Jambi Gigit Jari

Pengembang perumahan Jambi terpaksa gigit jari. Pasalnya, kuota penyaluran untuk FLPP atau lebih dikenal KPR subsidi dibatasi.

Editor: alfons nedabang
zoom-inlihat foto Developer Jambi Gigit Jari
bolang1st.wordpress.com

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Erwin Ardian

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Pengembang perumahan Jambi terpaksa gigit jari. Pasalnya, kuota penyaluran untuk Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) atau lebih dikenal kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi dibatasi.

Hal ini berbeda dengan peraturan sebelumnya, berapa pun KPR subsidi yang diajukan pengembang bisa diterima.

Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Jambi, Yusuf mengakui kuota KPR subsidi dibatasi. Informasi ini menurutnya didapatkan dari Bank Tabungan Negara (BTN) Jambi.

"Kuato penyaluran KPR subsidi di Bank BTN hanya 300 unit rumah untuk setahun, sementara bank lainnya (bank yang ditunjuk untuk menyalurkan KPR subsidi) belum berjalan karena menunggu juklak dari masing-masing bank pusat," kata Yusup ketika dihubungi Tribun Kamis (29/3/2012).

Ia menjelaskan pengalaman tahun lalu, di BTN bisa menyalurkan KPR subsidi sekitar 2.000 unit rumah. Jika dibandingkan sekarang sangat jauh sekali penurunannya. Akibatnya, banyak dampak yang timbul dengan adanya pembatasan penyaluran KPR subsidi.

"Bahkan sebagian developer, terpaksa menghentikan sementara pembangunan perumahan, karena daya beli masyarakat pun turun. Jika dibangun juga, siapa yang akan beli," katanya.

Menurutnya masyarakat yang berpenghasilan rendah tidak mampu membeli rumah dengan suku bunga komersil yaitu di atas 10 persen.

"Suku bunga subsidi (8.5 persen) pada peraturan yang lama masih bagus. Masyarakat mampu membeli rumah dengan angsuran yang terjangkau bagi mereka (konsumen)," katanya.

Ia menambahkan ini merupakan contoh dampak yang dirasakan pengembang. Sementara dampak lainnya, tukang bangunan tidak bisa bekerja untuk membangun rumah.

Jika biasanya dalam sebulan bisa membangun beberapa unit tapi sekarang hanya bisa membangun rumah dengan hitungan jari saja. Begitu pula dengan pengusaha bahan baku pembangunan perumahan seperti pengusaha batu bata, pengusaha pasir dan lainnya.

Sekretaris Real Estate Indonesia (REI) Miftah mengungkapkan dari informasi yang ia dapat dari BTN Jambi, Kemenpera membatasi kuota untuk penyaluran KPR subsidi ini. Secara nasional kuotanya pembangunan KPR subsidi ini sekitar 200 ribu unit. Dari 200 ribu unit ini akan dibagi lagi untuk kuota masing-masing bank yang ditunjuk penyalur KPR subsidi.

"Memang sudah dipatok kuota penyaluran KPR subsidi di BTN, jadinya, terkesan terbatas," ungkapnya.
Menurutnya hal itu disampaikan oleh Pemimpin BTN Jambi saat pertemuan antara REI dan BTN Jambi.
Selaku pengembang, ia berharap agar BTN menawarkan program baru dengan menawarkan suku bunga mendekati bunga-bunga KPR subsidi ini.

"Memang ada program itu, tapi ada batasan waktu hingga Maret ini saja," katanya.

Dengan adanya pemberlakukan kuota ini, berdampak pula dengan target pembangunan perumahan oleh REI. REI menargetkan sekitar 6.000 unit rumah selama 2012 ini , ia memperkirakan akan terbangun sekitar 3.000 unit. "Kalau terbangun 3.000 unit saja, kita sudah bersyukur," tuturnya.  

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved