Anggota DPR Punya Senpi, Jafar: Lebih Baik Urus Rakyat Saja
Kepemilikan senjata api oleh anggota DPR dinilai tidak pantas
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepemilikan senjata api(Senpi) oleh anggota DPR dinilai tidak pantas. Sebab,sebagai wakil rakyat semestinya mereka fokus saja mengurusi masalah-masalah rakyat.
"Apa mau dicapai dengan semua itu, yang pasti anggota DPR terhormat, kerja bagus urus rakyat, sopan, komunikasi yang cerdas dan senantiasa berdoa," kata Ketua DPP Partai Demokrat(PD), Jafar Hafsah dalam pesan singkatnya kepada Tribunnews.com, Senin(7/5/2012).
Jafar juga mengaku tidak tertarik memiliki senjata api seperti teman-temannya satu profesi di DPR.
"Saya juga tidak tertarik memiliki senjata api seperti orang-orang lain. Karena kebutuhan senjata api buat saya tidak penting," kata Anggota Komisi IV DPR ini.
Lebih jauh Jafar menjelaskan, senjata api adalah alat pembunuh yang ampuh serta dapat menghilangkan nyawa orang seketika. Oleh karena itu yang berhak dan boleh menggunakan senjata adalah lembaga tertentu sesuai peraturan perundang-undangan.
Seperti misalnya TNI dan Kepolisian dan beberapa lembaga yang fungsi mengamankan. Karena lembaga dengan fungsi dan tugas itulah maka dia berhak menggunakan atau memakai senjata api, sehingga senjata api itu sebenarnya hanya dipinjamkan, hak memakai, menggunakan demi tugas.
"Namun karena ada orang tentu karena jabatan, fungsi dan tugasnya dapat memiliki senjata secara pribadi ini sudah diatur Undang-undang Nomor 8 tahun 1948. Siapa itu pejabat swasta, pejabat pemerintah, legeslatif dan purnawirawan dan anggota DPR. Tentunya dengan persyaratan yang ketat milik pribadi itu artinya dibeli sendiri atau diberikan secara pribadi" katanya.
Bagi anggota DPR yang terhormat lanjut Jafar semua urusan dapat diselesaikan dengan baik, transparan, tidak membuat orang-orang marah dan benci yang harus dibunuh, tidak perlu juga menggertakkan rakyat, mitra-mitra kerja. Para legislator katanya juga tidak perlu takut diancam, dihadang, dirampok dan lain sehingga kita harus membela diri dengan mengeluarkan senjata api.
"Karena memiliki senjata api itu hawanya panas, gampang marah. Cenderung cari gara-gara, bisa sombong, congok, gagahan, argonasi jadilah kita ditektif melayu, kalau senjatanya ditongolin, pura-pura dijatuhkan agar orang tahu bahwa kita punya senjata api, bisa over acting," pungkasnya.