Kamis, 11 September 2025

Demo di Jakarta

WAWANCARA EKSKLUSIF: Nenek Dimaafkan Uya Kuya: Demi Allah, Aku Enggak Nyolong!

Rahma, ibu paruh baya yang viral usai insiden penjarahan rumah Uya Kuya, buka suara: “Aku nggak nyolong, demi Allah.”

Tribunnews.com/ Abdi Ryanda Shakti
PENJARAHAN RUMAH - Nenek Rahmawati Wijaya (52) (kiri) dan suaminya, Nuryadi (62) (kanan) tak kuasa menahan tangis ketika dirinya dicap maling AC saat peristiwa penjarahan di rumah artis Uya Kuya terjadi saat ditemui di rumahnya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur pada Senin (8/9/2025). Dia mengaku gelisah sampai sakit karena hujatan yang diterimanya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Seorang nenek bernama Rahmawati Wijaya alias Rahma (52) menjadi sorotan publik setelah insiden penjarahan di rumah artis sekaligus anggota DPR RI, Surya Utama alias Uya Kuya, di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.

Rahma, yang sehari-hari bekerja sebagai juru parkir dan memulung barang bekas, tinggal bersama suaminya dan memiliki lima cucu, salah satunya penyandang tunawicara.

Peristiwa itu terjadi pada Sabtu malam, 30 Agustus 2025, bersamaan dengan demonstrasi besar-besaran yang melanda Jakarta menyusul kematian seorang pengemudi ojek online dalam bentrokan dengan aparat.

Kerusuhan yang meluas hingga ke permukiman menyebabkan sejumlah rumah pejabat publik menjadi sasaran massa, termasuk kediaman pribadi Uya Kuya.

Dalam kekacauan itu, Rahma sempat membawa satu karung berisi besi rongsokan yang ditinggalkan di depan gerbang rumah Uya. Namun, dua hari kemudian, ia mengembalikan barang tersebut secara sukarela dan dimaafkan langsung oleh Uya Kuya dan istrinya, Astrid Khairunnisha.

Dalam wawancara eksklusif bersama Tribunnews.com pada Selasa (9/9/2025), Rahma yang didampingi keponakannya, Ratu, berbicara dari rumah kontrakannya di gang sempit sekitar Jalan Swadaya Raya, Duren Sawit, Jakarta Timur.

Di tempat sederhana itulah sang nenek mengungkapkan alasan di balik keputusannya mengembalikan barang. Ia merasa gelisah, tidak tenang, bahkan mengaku didatangi mendiang ibunya dalam mimpi.

“Ya, (ibu datang di) mimpi saya. Diomongin sama mama saya, ‘Yuk, pulangin barangnya. Itu bukan hak kamu,’” kata Rahma sambil menirukan suara ibunya.

Air matanya tak terbendung saat menceritakan bahwa ia tidak pernah berniat mencuri. Barang rongsokan itu ia temukan di depan rumah Uya Kuya, bukan di dalam rumah.

Meski sudah dimaafkan, sanksi sosial tetap menghantui. Ia merasa malu karena banyak tetangga menyebutnya maling, padahal memulung adalah salah satu mata pencahariannya selain bekerja sebagai juru parkir di sekitar Puskesmas Duren Sawit.

“Aku enggak nyolong demi Allah. Aku nemu di gerbang, rongsokan yang saya bawa. Aku bukan maling,” ucapnya sambil menangis.

Baca juga: WAWANCARA EKSKLUSIF: HNW Ungkap 9.000 Jemaah Gagal Berangkat, Soroti Celah Korupsi Kuota Haji

Berikut kutipan lengkap wawancara eksklusif bersama Rahma dan keponakannya, Ratu:

Apa yang terjadi malam itu hingga ibu membawa karung dari rumah Uya Kuya?

Rahma: Waktu itu saya jalan-jalan sendiri, cari botol bekas buat jajan cucu saya. Saya lihat ada rongsokan di depan pintu rumah Uya Kuya. Saya nggak tahu itu punya siapa, saya bawa pulang.

Ibu sempat masuk ke dalam rumah Uya?

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan